Bara melipat bibirnya dan menyesali perkataannya. Seharusnya ia tidak berkata setajam itu. Ia malah membuat Pradita jadi semakin sakit hati. Lantas, harus bagaimana lagi? Bara sudah kadung kesal sampai ke ubun-ubun.
Pradita menautkan alisnya sambil memandang Bara tak percaya. Kemudian ia membuang wajahnya sambil mendengus kesal. "Terserah kamu lah! Kamu mau percaya sama aku ato gak, ya bebas."
Ia berjalan terlebih dahulu, meninggalkan Bara dengan raut wajah kesal. Eh, bukankah seharusnya Bara yang marah padanya?
"Jelas-jelas kamu yang SMS aku duluan. Aku telepon kamu sampe lima kali, tapi gak diangkat. Ternyata kamu malah jadi duaan sama si Danu. Kenapa jadi kamu yang marah sama aku?" protes Bara.
Langkah Pradita terhenti, tapi ia masih tidak mau membalikkan badannya. Melihat sikap Pradita yang seperti itu malah membuat Bara jadi semakin kesal.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者