Nusa berlari sampai akhirnya kini ia berada di depan gerbang sekolah yang memang sudah tidak ramai karena sesi pagi sudah pulang sejak tiga puluh menit yang lalu.
Ia mengatur napas. Lalu berpikir pulang naik apa karena ia sama sekali tidak terbiasa dengan kendaraan umum, apalagi kalau sampai menggunakkan angkot.
"Huft, niat mau kabur tapi gak berani." ucap Nusa yang bergumam sambil berjalan menepi di tembok sekolah.
Menatap langit-langit yang tampah berawan, entah kenapa bulan ini seperti ini memasuki bulan hujan, cahaya matahari pun jarang menampakkan kehadirannya.
Nusa menangis dalam diam. Untung saja sekolah Adalard itu masuk seperti ke kawasan perumahan, jadi di hadapannya bukan langsung ke jalan raya. Jadi, tidak ada seorang pun yang melihat dirinya semenyedihkann ini.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者