webnovel

Chapter 27 My Model

Sedikit pemberitahuan, putra pertama Tuan Ezekiel adalah Roiyan Ezekiel, dia berumur 20 tahun dan bekerja sebagai eksekutif ternama yang berpengaruh. Memiliki bisnis besar di gedung tingginya. Dengan bantuan ayah nya, dia bisa menjadi apapun hingga menjadi CEO termuda. Lalu putri kedua nya, bernama Clara Ezekiel. Nama Clara sendiri di ambil dari putri pertama Tuan Ezekiel yang sudah meninggal itu.

Ingat ketika Neko sebagai pengganti gadis Tuan Ezekiel yang sudah mati. Putri pertama nya bernama Clara tapi meninggal di umur sama seperti Neko saat masih kecil saat itu.

Sekarang nama Clara di gunakan untuk putri kedua Tuan Ezekiel, Clara Ezekiel. Dia seorang perancang model.

Desainer model termuda, berbagai baju rancangan nya telah di pakai oleh para artis dan selebriti ternama sehingga membuat karya nya melambung ke atas terus menerus.

Sebagai seorang desainer model, dia juga harus butuh suatu tubuh model dengan sesuatu kriteria umum permodelan, tapi dia sadar akan sesuatu. "(Model itu, dilihat dari paras nya.... Dari tolak ukur menawan... Tapi sayang nya aku tak menemukan hal yang seperti itu.)"

Sesampainya di pusat permodelan. Roiyan membawa masuk Neko ke dalam kantor inti dan disana duduk seorang wanita yang ada di kursi meja.

Wanita itu sedang menggambar sesuatu di mejanya dengan kaca matanya, lalu ia menoleh ketika mendengar pintu terbuka. Melihat Roiyan dengan senyum khas nya.

". . . Kakak, kenapa kau kemari?" wanita itu menatap bingung sambil melepas kaca matanya dan meletakan nya di meja.

"Aku membawa sister," Roiyan menunjuk Neko yang hanya diam. Seketika wanita itu terkejut.

"Itu.... Itu yang kamu bicarakan akan datang?!" Wanita itu menatap tak percaya.

"Yup, ayah benar benar beruntung sekali bukan, atau kita yang beruntung punya keluarga seperti nya," Kata Roiyan.

"Astaga... Ini benar benar mimpi," wanita itu panik senang dan langsung mendekat. "Sister, kau terlihat sangat imut," ia memegang kedua tangan Neko yang terdiam bingung.

"(Keluarga katanya? Siapa yang sudi masuk keluarga kalian? Aku bahkan bukan dari darah kalian,)" Neko menatap kesal dalam hatinya.

"Kita memang tak pernah bertemu, aku Clara," tambah wanita itu yang rupanya Clara. Dia seperti wanita dewasa dan keturunan yang di ciptakan Tuan Ezekiel memang tidak kalah dengan paras paras sempurna di luar sana.

"(Ini tidak membuat lebih baik,)" hati Neko menjadi tidak nyaman.

"Baiklah aku akan meninggalkan kalian disini, aku masih ada urusan," kata Roiyan yang menunjukan ponselnya lalu berjalan pergi.

"Nah sister, mari bicara denganku," Clara menatap dengan senyuman ramah.

Lalu mereka mencoba mengobrol dengan ditemani teh hangat di meja mereka. Mereka ada di kafe dekat pusat permodelan itu.

Neko terdiam dengan lirikan datar nya dan meminum perlahan teh nya.

"Sebelumnya mungkin kita belum pernah bertemu, jadi bisa katakan padaku?" Neko menatap.

"Ya, tentu.... Aku putri kedua Tuan Ezekiel, Clara Ezekiel, umurku 15 tahun."

"(. . . 15 tahun?!)" Neko menatap tak percaya.

". . . Haha, dari ekspresi sister, pastinya kau terkejut kan, yeah begitulah. Umurku beda 5 tahun dengan kak Roiyan, meskipun aku 15 tahun, tapi tubuh ku benar benar seperti seorang wanita, mungkin karena aku terlalu banyak berpikir soal inspirasi model di sini, butuh beberapa waktu untuk memikirkan hal yang begitu sulit ini," kata Clara.

Lalu Neko terdiam mengingat Matthew. "(Jika di pikir pikir. Tampang Matthew tampak dewasa sekali, padahal dia baru berumur begitu muda. Apakah ini ada hubungan nya dengan pemikiran model nya.... Itu mungkin mustahil,)" pikir Neko.

"Ini benar benar suatu keajaiban jika kau ada disini, ini pertama kalinya aku melihat wajahmu sister. Bisa aku memanggilmu Candy?" Clara menatap.

"(Kenapa dia juga mau memakai nama itu untukku?)" Neko menjadi terdiam tak enak.

"Aku seorang perancang model, tapi tentunya aku bukanlah eksekutif disini. Dari tubuhmu kau punya badan yang mungil dan manis, apa aku mungkin bisa menjadikanmu model?" Clara menatap dari bawah sampai atas tubuh Neko.

"Aku tidak keberatan."

"Aku akan menunjukanmu pada Eksekutif disini, dia adalah senior ku, aku yakin kau suka padanya, dia wanita yang keren.... Ehehe," kata Clara.

"Tunggu, kau perancang model? Apa kau perlu eksekutif di sini untuk membantu mu?"

"Ah soal itu, dia yang mencarikan ku tubuh model sempurna, tentunya aku dapat inspirasi juga dari dia.... Bagaimana jika sekarang saja kita ke tempat nya, jangan khawatir.... Dia tidak sibuk, ayo," Clara berdiri sambil mengulur tangan.

Lalu mereka ke rumah seseorang yang disebut sebut Clara tadi.

"Senior, senior aku disini," Clara memanggil seseorang dari dalam rumah besar. Lalu seorang wanita turun dari tangga dengan memegang kopi, ia terlihat berantakan.

"Kenapa, mau apa kemari?" ia menatap dengan mata masih setengah tak sadar.

"Senior, kau berantakan sekali... Cepatlah mandi sebelum kau melihat sisterku," Clara mendorongnya ke kamar mandi.

Sementara itu Neko masih ada di ruangan lain, ia melihat furnitur furnitur model disana. Ia lalu melihat nama Ariana disana.

"(. . . Aku seperti pernah mendengarnya,)" ia terdiam mengingat ingat.

Tak lama kemudian muncul wanita tadi yang bernama Ariana. "Jangan sentuh itu, kau bisa merusaknya, gadis kecil," dia menatap sombong.

Neko sedikit terkejut ketika hampir mengenali suaranya lalu Ia berbalik menatap. Seketika mereka berdua yang saling memandang itu terkejut. "(Ne-neko, kenapa dia ada disini, bukanya dia ikut Cheong??!)" sepertinya dia tahu soal Neko.

"Oh kau sudah disini, senior," Clara datang mendekat, ia menjadi bingung melihat ekspresi mereka. "Ah, apa kalian saling kenal?"

"Hah, oh... Tidak," Ariana menyela.

"Bagus kalau begitu, dia adalah sister ku senior, bukankah tubuhnya lembut," kata Clara.

"(Yeah, tubuhnya putih lembut, tapi sikapnya...)" Ariana terdiam gemetar.

"(Tunggu, dia tak memasang wajah ganas apapun padaku, Hm... Sepertinya aku bisa memanfaatkan ini,)" Ariana sedang merencanakan sesuatu lalu Ia mendekat. "Kau benar Clara, dia seperti model yang telah terukir manis, aku ingin tahu tubuhnya lebih dalam, bisa kau keluar, Clara."

"Eh, apa... Kau akan menelanjanginya," Clara menjadi terkejut.

"Ya, aku ini kebetulan mencari model sepertinya. Bisa kau keluar sebentar," kata Ariana lalu Clara menatap ke Neko. "Sister, semoga berhasil dan, tak perlu takut ya," tatap nya lalu berjalan keluar.

Ariana menatap Clara keluar, ia bahkan sudah memastikan Clara tak akan masuk kedalam. Tapi saat Ia menoleh ke Neko, mendadak Neko menodongkan pisau hitam mirip belati padanya. "Dimana rekanmu?"

"Zuo?... Dia memilih menjadi dosen aneh, cukup untuk menarik perhatian wanita, dan lagi pula kenapa kau ada disini?" Ariana menatap sambil menyila kedua tangan nya.

"Aku hanya memenuhi suatu tugas, ini bukanlah masalah besar."

"Kau kemari untuk mencari buku itu bukan, bicara saja padaku... Buku itu telah tersimpan sangat lama, semuanya mencoba mendapatkanya," kata Ariana.

"Buku apa?"

"Buku soal gen merah, atau bisa di sebut gen kutukan, sebuah kutukan yang tidak akan bisa hilang.... Mata merah, dan taring tajam... Kau mencari nya bukan?" Ariana menatap.

"Memang nya seberapa penting buku itu sehingga membuat mu juga ingin mengambil nya?"

"Aku di perintahkan oleh Cheong, kau masih ingat, aku masih bekerja sama dengan pria itu pastinya... Aku dan Zuo bekerja sama menuruti perintah nya dan pastinya kita tidak sepihak, Neko...." Ariana menatap dengan sombong.

"Tidak sepihak? Lalu kenapa kau ikut dalam organisasi ku?" Neko melirik.

"Kau tahu kan... Ini hanya soal bersenang senang," balas Ariana, seketika Neko terkejut karena kata kata itu mirip kata Cheong.

"Ck, aku hanya akan membacanya dan akan membakarnya....."

"Terserah saja, kau gadis yang buruk. Untungnya saat kau diambil ketua sindikat aku tak pernah berkenalan denganmu, Terus memerintahku kemana saja dengan wajah harimau mu dan kini kau malah memasang wajah kucing disini."

"Berhentilah bicara omong kosong, jika kau tidak mau mengakui hubungan mu dengan organisasi distrik, mau apa kau bicara soal itu padaku?"

"Bukankah aku juga bagian dari organisasi mu, kau boleh memerintah ku, asalkan izin pada Cheong, Cheong pastinya juga akan ada syarat," Ariana menatap, tatapan nya benar benar seperti adanya aura kelicikan di sana.

"Cih, aku ingin segera pergi dari sini," Neko berbalik badan.

"Tunggulah dulu, karena kau jadi kucing disini. Aku selalu ingin menelanjangimu," Ariana berjalan duduk di sofa menatapnya dengan tatapan licik.

Neko yang kebetulan berdiri di depanya kembali menyimpan pisaunya lalu melepas gaun baju yang Ia pakai tadi hingga baju itu jatuh turun tak lagi menutupi tubuh Neko.

"Haha, benar benar sangat enak dipandang," kata Ariana yang berjalan mendekat memegang dagu Neko. Ia juga melihat tubuh Neko.

"Kau cocok dengan pakaian dalam itu," ia menatap seringai. Tapi Ia menjadi terkejut saat melihat tato luka Neko yang ada di punggung. "(... Ini luka?!)" dia langsung terpucat sedikit.

"Kenapa?" Neko hanya menatap dingin.

Ariana masih terdiam, ia lalu melihat kalung setengah hati berwarna hijau itu di leher Neko.

"(Kalung?)" ia penasaran dan akan bertanya.

Tapi tiba tiba Clara membuka pintu.

"Hah, cepat pakai bajumu..." Ariana langsung menutupi tubuh Neko dengan kain besar yang ada di sofa alhasil Neko termakan selimut itu.

"Hei senior apa kau sudah selesai?"

"Aku sudah bilang jangan kemari dulu bukan?"

"A, aku mengerti tapi kakak ingin menjemput sister," kata Clara. Lalu Ariana menatap ke Neko yang keluar dari selimut dengan sudah menggunakan baju. Ariana menjadi menghela napas.

"Aku akan pergi," kata Neko berjalan keluar mengikuti Clara tapi Ariana memegang bahunya.

"Aku akan menghubungi Zuo, kau bisa langsung bertemu denganya nanti, dia yang paling tahu dimana buku itu tersembunyi, aku lupa bilang bahwa kami telah tahu lokasinya hanya saja belum bilang pada Cheong, kami harap kau bisa menjaga ini untuk kami berdua. (Ariana dan Zuo)" dia menatap. Neko hanya diam dingin lalu berjalan pergi.

"(Buat apa menghubungi nya, dia tak ada hubungan nya dengan ini, aku hanya ingin segera menyelesaikan kasus ini saja, rupanya banyak yang mengenalku, jika seperti ini, aku akan terus kesulitan menyembunyikan identitas ku yang sebenarnya, hanya perlu bersikap seolah olah aku pernah di rawat oleh Tuan Ezekiel dan pastinya mereka akan mengenal nya.)"