webnovel

Bloody Line: Under The Drop of Blood

Author: KharaChikara
Urban
Ongoing · 63.1K Views
  • 327 Chs
    Content
  • ratings
  • NO.200+
    SUPPORT
Synopsis

Gadis ini adalah sosok karakter penting yang akan menjalani kehidupan yang begitu sulit, awalnya dia hanya bertemu dengan seseorang yang mengaku suka padanya, tapi bukan berarti history dari gadis ini merupakan pertanda yang baik.

Chapter 1Chapter 1 My Model

Seoul, Korea Selatan, Seoul Jung District

(60% Crime and ilegal, 50% Organization and Yakuza, 15% Vulgar and Kiss, 35% Fight, 80% Past, 70% Blood, 90% Psikological, 5% Seks and Love, 100% Action)

[MY MODEL]

Sebuah mobil hitam melaju di tengah hujan yang tidak begitu deras pada malam hari. Jalanan sepi tanpa adanya mobil melaju bersamaan.

Di bangku tengah, seorang gadis duduk dengan menyilang kakinya. Memakai pakaian yang tidak biasa untuk seorang gadis.

Mantel hitam yang hanya terpakaikan di pundak nya, kemeja putih lengan panjang yang dimasukan di pinggang celana hitam panjang nya.

Sedang menelpon Ketua atas dengan suara yang dingin. Tatapannya hanya mengarah kedepan dengan mata tajamnya. Pupil mata berwarna merah yang tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil.

"Tidak mau menyerah pada orang lain seperti anjing, Ketua kami benar-benar tidak berubah setiap kali ternyata seperti ini dan Anda harus bergantung pada sindikat kejahatan..."

"Diamlah!! Kerusakan akan lebih besar jika perusahaan lain mendapatkan proyek pembangunan museum seni. Ingatlah itu jika ini gagal, aku tidak akan memberimu makan ikan!"

Seseorang berbicara lebih keras padanya di telepon.

"(Benar-benar Wanita yang tidak menyenangkan, tentu saja Dia tidak akan memberiku alasan langsung,)" gadis itu menutup panggilan dan berbatin dengan tatapan sedikit kesal.

"Hei, kopi..." dia berbicara, lalu 2 Orang yang ada di bangku depan menoleh bersamaan dengan pakaian jas penjaga dan kacamata hitam mereka. Tampang mereka benar benar sangat mengerikan dan menyeramkan.

Lalu mobil berhenti di pinggir jalan untuk membeli kopi di kafe yang terlihat, kafe itu bernama 'Sweety Coffe' dan pengawal yang tidak menyetir turun untuk masuk kedalam kafe yang tengah buka.

Pengawal yang masuk itu berpenampilan sangat menakutkan dan tinggi, memiliki tato naga dikepalanya yang botak.

"Selamat datang..." Seorang Manajer perempuan menyambutnya di depan pintu.

Dia hanya mengangguk dan langsung kedepan meja pemesanan.

"Satu americano dibawa..." Ia memesan pada seorang lelaki berkacamata yang memiliki tubuh dominan pria dan tinggi sama sepertinya.

Bagaimana bisa lelaki besar itu bekerja sebagai kasir kafe saja, harus nya dia menjadi pengawal atau apa, tapi wajahnya seperti lelaki yang masih muda.

"Ya, akan siap dalam beberapa menit...."

Setelah beberapa menit, lelaki tersebut memberikan pesanannya.

"Disini americano milikmu..."

Pria botak itu mengambilnya dan berjalan keluar tepat pada gadis itu yang menunggu diluar dengan di teduhi payung oleh supir nya tadi, tepat nya pengawal nya yang satunya.

"Boss, ini kopi Anda..."

Dia langsung mengambilnya dan meminumnya ditempat. Namun Ia berhenti meminum dan berwajah kesal dengan bercampur sifat terdingin nya.

"Apa apaan ini," dia menoleh dengan lirikannya pada lelaki pembuat kopi itu yang sama sama menatapnya dari balik kaca kafe.

Lelaki itu terkejut seperti tersambar petir setelah melakukan kontak mata dengan nya. Padahal wajahnya tadi biasa dengan tatapan kosong.

"Tak ada bakat dalam ini, aku lebih suka minumanku..." kata dia yang langsung menumpahkan kopinya dengan tenang lalu masuk ke mobil.

Lelaki yang ada di kafe itu berjalan keluar dan melihat mobil itu sudah jauh.

Ia terdiam sebentar dengan wajah tak percaya nya dan mengatakan sesuatu sendiri. ". . . Aku, menemukanmu..."

"Manajer bisakah Aku libur hari ini?" dia kembali ke dalam Kafe.

"Ada apa, apa ada sesuatu, apa tugas kampus?"

"Tidak, sesuatu yang lebih penting..." lelaki itu melepas apron nya sambil masih memikirkan wajah gadis tadi.

"Aku akan kembali bekerja besok."

"Hati hati dijalan!" Manajer perempuan itu melambai padanya yang berjalan sangat cepat meninggalkannya. Padahal di luar sedang hujan.

Lelaki tersebut berlari hingga ke sebuah museum yang masih belum pasti dibuka karena masih ada projek pembangunan. "(Museum ini? Bukankah museum ini sudah jadi dari dulu...)" Ia terdiam dengan napas agak terengah lalu melihat papan perbaikan bahwa museum itu sedang di perbarui dan sekarang menjadi projek museum.

Ia terdiam sambil melihat didalam ada gadis tadi yang rupanya ada di dalam museum itu yang menatap sebuah patung lelaki dan perempuan diukir dalam satu tempat. Dia berdiri dengan mata sayu nya menatap mahakarya itu.

Lelaki kafe tersebut menatap nya dan mendekat perlahan. Gadis itu tidak menoleh padanya sama sekali. Lalu tanpa di sangka, dia bicara. "Tatapanmu seperti laser, sepertinya kau sangat menyukainya..."

". . . Ya, aku sangat menyukainya, bagaimana denganmu?" lelaki itu mendekat dan gadis itu menoleh dengan menengadah menatap nya.

"Siapa tahu..." Gadis itu menoleh lagi pada patung itu. "Aku tidak baik saat melihat karya seperti ini, Aku tidak tahu banyak soal hal seperti ini, jenis yang berbeda belum tentu dapat membedakan satu sama lain dari yang lain," ia menatap.

Lalu kembali menoleh pada lelaki itu yang masih menatap nya dengan tatapan yang dalam.

Hal itu membuat wajah gadis itu kesal, ia mengisyaratkan tangan pada nya untuk kemari,  lelaki itu melangkah perlahan dan membungkukan badan, tiba tiba gadis itu meremas kerah nya dan seketika menarik kerah lelaki itu membuatnya terkejut dan langsung berlutut, dia menahan jatuhnya, wajahnya seperti mengatakan bahwa gadis ini benar benar begitu kuat.

"Kenapa kamu tidak memotong omong kosong itu!? Menatap ku begitu dengan mata berwarna hijau mu itu, berhentilah menatap ku dengan mata anehmu..." gadis itu berlutut menatapnya dan memegang pipinya.

Tapi tangan lelaki itu memegang tangan nya yang memegang kerah nya. "Itu bukan omong kosong, suatu karya yang benar benar memiliki pahatan sempurna, itu akan menjelaskan semuanya, tak peduli model yang seperti apa?" lelaki itu membalas dengan tatapan membosankan dan mata sayu nya.

". . . Kau berbicara seperti seseorang yang tahu akan hal ini, sekarang katakan padaku, kenapa kau datang jauh jauh kemari dengan tubuh agak basah mu, apakah kau kemari hanya untuk menjelaskan soal mahakarya yang di pajang dan tak memiliki arti sama sekali menurut ku..." Gadis itu menarik kerah bajunya dengan tangan kanannya. Ia menatap begitu dekat.

"Karena... Aku suka kau, apakah kau perlu aku menjelaskan lebih lanjut?" tatap lelaki itu dengan tatapan serius dan itu membuat nya terdiam sebentar mendengar itu tadi.

"Hah-. . . Hahaha ini sangat lucu..." Gadis itu tertawa dengan keras dan suaranya yang kecil dan menatapnya lalu berdiri, berkata pada pengawal nya. "Cek tasnya..."

"Ya boss..." Pengawal botak itu yang bernama Jun mengambil tasnya dan mengeluarkan semua barang barang yang ada di tas lelaki tadi. Hingga keluar sebuah kartu identitas milik lelaki itu.

Lalu gadis itu melihat nya dan mengambil sebuah kartu identitas itu. Ada foto lelaki itu dan nama nya.

"(Matthew Jyoun, dia seorang murid di departemen seni museum, kampus seni museum? Jika dia murid dari sana pastinya dia tahu soal seni yang ada di museum ini,)" gadis itu terdiam mengamati kartu itu dengan wajah yang datar.

"Boss, aku akan memukulinya jika dia mengganggu mu..." lelaki penjaga yang satunya yang bernama Hyun itu datang dan langsung menarik baju lelaki yang bernama Matthew tadi.

"Ini bukan apa apa, kembalikan saja tasnya," kata gadis itu.

"Ap-, cih kau beruntung hari ini!" Hyun memberikan tas nya. Lalu Matthew memasukan barangnya kedalam. Gadis itu masih menatapnya dengan dingin.

Setelah itu Matthew berjalan melewatinya sambil berkata. "Jangan khawatir, aku tidak akan mengatakannya pada semua orang," perkataan itu sangat aneh dan apa yang dia maksud pada gadis itu yang sekarang terdiam menatap nya pergi semakin jauh.

Lalu ponsel Jun berbunyi dan mendengar pesan itu. Lalu mengatakan sesuatu pada gadis itu.

"Boss, Direktur Hao ingin Anda bertemu dengan nya besok pagi."

"Bukankah aku sudah bilang tidak akan datang."

Dia menatap dengan mata mengkerut pada mereka berdua.

Lalu Jun yang memegang ponsel tadi mengulurkan ponselnya padanya dan gadis itu mendengar suara Direktur Hao.

"Aku harap kau datang Nona Kucing, ini soal museum yang mau aku ambil kembali karena soal... Dana..."

"(Aku akan mematahkan pita suaramu itu nanti, Aku masih ingin tahu orang tadi, bukankah dia hanya seorang lelaki penjaga kafe biasa, dia berada di departemen kampus seni museum dan mengetahui soal hal pahat...) ...Hei kalian tunggulah aku di mobil, ada sesuatu yang harus ku urus..." dia berjalan pergi.

"Baik!" 2 penjaga itu menundukan badan.

Sementara itu di kamar mandi umum di museum tadi, Matthew membasuh tangannya dan wajahnya sambil melihat dirinya di cermin.

"(Sepertinya aku tidak memiliki kesempatan sama sekali, dia gadis yang memiliki postur sempurna, berapa umurnya, apa tujuh belas tahun? 2 penjaga itu suruhan orang tuanya? Benar benar terlihat seperti aku dulu,)" ia menatap dirinya sendiri dengan wajah yang sangat biasa. Dia mengira bahwa gadis itu hanyalah seorang putri kecil yang di kawal dua penjaga nya itu.

Tapi tiba tiba ada suara pintu terbuka. Dia menoleh dan seketika berwajah tak percaya karena melihat gadis tadi. "Hei Kau, bisa kita bicara, kau punya waktu bukan?"

Tak lama kemudian di salah satu ruangan kamar mandi. Gadis tadi menodongkan pisau yang mirip seperti belati berwarna hitam membuat Matthew mundur masuk ke dalam kamar mandi dan terpojok. Lalu gadis itu menutup pintunya dan mereka ada di dalam.

"Tu- tunggu sebentar," Matthew terkejut melihat pisau itu semakin dekat dengan nya.

"Kamu sudah mengatakan kau suka padaku, ini bukan masalah kan?" dia menatap dingin dengan matanya yang agak kurang tidur.

"Tapi, aku tidak mengharapkan untuk melakukan ini."

"Kalau begitu, biarkan Aku menggigitmu satu kali saja."

Matthew terdiam didalam hatinya, dia berekspresi bingung.

"Gendong aku," kata gadis itu lalu dia menggendong nya dan seketika gadis itu membuka mulutnya terlihat 2 gigi taring yang siap menggigit leher nya.

"Utk... Apa yang kau lakukan!?" Matthew terkejut sedikit kesakitan.

Dia terus menggigit dalam hingga Matthew merasakan lehernya terluka. "(Aku merasakan sesuatu, dia membuat leher ku berdarah dan aku merasa dia menghisap nya...)"

You May Also Like

MI VOLAS VIN (I Want You)

Patuhi syarat membaca. 1. Mengandung muatan dewasa (21+) yang belum cukup umur dilarang membaca. 2. Follow akun author / IG @dee.Meliana 3. Kasih like/vote dan komentar yang sopan dan membangun. G: Dark Romance. Dilarang mengcopy paste tulisan ini dalam bentuk apapun!!! Tindakan plagiatan akan saya proses secara hukum. BLURB: ========== Kasih dan pengakuan. Cinta dan nafsu. Gairah dan hasrat. Semua itu adalah bagian penuh pesona dalam setiap kisah yang terjalin dalam kehidupan manusia. Pria, wanita, tua, muda, kaya, miskin, semua lapisan golongan dalam bebagai macam warna mata dan kulit menginginkannya. Keinginan yang tanpa batas untuk memiliki berujung pada obsesi. Obsesi berujung pada kegilaan. Kau bisa melakukan apapun saat menjadi gila. MI VOLAS VIN Bahasa Esperanto yang berarti 'aku menginginkanmu'. Ucapan singkat itu lah yang selalu Leonardo bisikkan pada telinga Jasmine. Obsesi Kegilaan dan Hasrat Membuat Leonardo menginginkan wanita bernama Jasmine lebih dari apapun dan bagaimana pun caranya. Lelaki berbahaya namun tampan dan penuh gairah diperhadapkan dengan wanita biasa yang menyimpan sejuta pesona. Mampukah Leonardo melumpuhkan Jasmine? "Sampai tetes darah terakhir yang mengalir melalui pembuluh darahmu adalah milikku. Mi volas vin, Jasmine!" Leonardo berbisik panas pada telinga Jasmine, membuat tubuh Jasmine bergetar karena sensasinya. "Tidak, ini adalah hal yang salah, Leon!" seru Jasmine. (Mengandung unsur maju mundur atau plot twist, baca dengan penuh penghayatan ya Darling!) Cover bukan milik saya. (Cover is not mine, credit belong to owner) Terima kasih. Selamat membaca, Belle Ame.

BELLEAME · Urban
5.0
529 Chs

MANJA OLEH TIGA SAUDARAKU: KEMBALINYA SANG PUTRI YANG TERLUPAKAN

Penny memiliki tiga saudara laki-laki: satu adalah CEO miliarder, yang kedua adalah letnan militer termuda, dan yang terakhir adalah aktor yang sukses. Ketiga pria sukses ini hanya memiliki satu kesamaan: menggertak Penny, adik perempuan yang menjadi incaran mereka. Adik perempuan yang mereka tidak pernah inginkan, dan yang mengaku sebagai saudara kandung mereka, sementara adik perempuan yang selama ini mereka hargai ternyata palsu. Setelah menjalani kehidupan yang penuh penindasan di rumah bibinya, beberapa orang yang berpengaruh datang kepada Penny dengan berita tentang asal-usul kandungnya yang sebenarnya. Dia mengira ia akhirnya terbebas dari cengkeraman bibinya, tanpa menyadari bahwa yang menunggunya justru lebih buruk. Pada usia 13 tahun, Penny hanya menginginkan satu hal: agar saudara-saudaranya mencintainya dan memperlakukannya seperti keluarga, sama seperti mereka mencintai adik perempuan palsu mereka. Dia bekerja dan belajar sepuluh kali lebih keras dari siapapun agar diterima oleh mereka. Dalam keputusasaannya, dia secara bodoh terjebak dalam perangkap yang telah diatur oleh seseorang yang berbahaya, tanpa mengetahui tindakannya itu akan menyebabkan kejatuhan saudara-saudaranya dan dia berakhir di penjara dengan hukuman mati. Pada hari eksekusinya, Penny hanya memiliki satu pikiran: Jika dia bisa kembali ke masa lalu, saudara-saudaranya bisa memanjakan adik perempuan palsu mereka sepuasnya! Dia tidak ingin ada hubungan lagi dengan mereka! Dan yang mengejutkan, Penny menemukan dirinya kembali ke hari itu semua dimulai: hari dia lahir. Seperti yang dia janjikan, kali ini, dia tidak akan bodoh mencoba mendapatkan cinta dan kasih sayang saudara-saudaranya. Lupakan keluarga! Dia akan menghasilkan banyak uang, hidup mewah, dan membentuk keluarga sendiri! Tapi tunggu, mengapa sekarang ketika dia tidak ingin ada hubungan dengan saudara-saudaranya, mereka malah terus mengusik urusannya? Bukankah mereka seharusnya memanjakan adik perempuan palsu itu? Mengapa mereka tidak membiarkannya sendiri?! Dan bagaimana mungkin dia menikah di kehidupan ini? Untuk mempersulit keadaan, suami yang tidak pernah dia miliki di kehidupan pertamanya tiba-tiba berinisiatif menjadi ayah dari anak-anaknya?!

BAJJ · Urban
Not enough ratings
512 Chs

Istri Jenius si Miliarder

Dunia Scarlett runtuh ketika dia dicampur obat dan dipaksa menikah dengan janda kaya yang sangat tua, yang memiliki lima anak. Mencoba melarikan diri dari masalah yang nampaknya tidak bisa dihindari, dia menerima tawaran pernikahan kontrak selama satu tahun untuk pria misterius tersebut. Dia berjanji ini akan mengeluarkan dia dari masalah pernikahan yang ditentang dengan paksa. Dia menerima tawaran tersebut. Jika semuanya lancar, dia akan menjadi wanita bebas dan mandiri dalam satu tahun ... Namun, banyak hal yang mengambil giliran yang tak terduga. Pernikahan kontrak membuat kehidupan Scarlett terasa seperti dia sedang menaiki rollercoaster. Campuran kegembiraan dan antusiasme, diteror neraka, dan surganya yang bahagia. Bersiaplah untuk cerita yang menawan yang akan membuat Anda terpikat dari awal hingga akhir, mengurai rahasia enigmatik dari kehidupan Scarlett. ******* Hanya orang gila yang akan menerima tawarannya. Dan sekarang ini, dia tidak termasuk dalam kategori itu. Pikirannya masih waras. "Tolong jangan salah paham. Saya hanya mencoba membantu diri saya sendiri. Dan pada saat yang sama membantu Anda." Scarlett semakin bingung. "Saya tahu masalah saya rumit. Tapi, aku rasa menikah dengan pria yang baru saja kukenal, tanpa cinta, terasa aneh..." katanya. "Ini bukan pernikahan sungguhan, tetapi pernikahan kontrak yang bisa Anda atur untuk keuntungan Anda. Dan juga milikku." Scarlett mendengarkan dengan diam; di dalam hatinya, dia terkejut dan agak bingung. Xander menyilang lengan di atas dada sambil menatap mata Scarlett. Dia melanjutkan, "Seperti yang saya katakan sebelumnya, saya akan membantu Anda, dan pada saat yang sama, Anda akan membantu saya. Saya tidak perlu menjelaskan apa masalah saya. Tapi, saya menjamin Anda, jika Anda setuju untuk melakukan pernikahan kontrak dengan saya, maka masalah Anda akan terpecahkan. Jadi, apa pendapatmu!?" Scarlett tidak terburu-buru untuk bicara. Dia perlahan mengangkat kepala dan berkata, "Jadi saya bisa memasukkan klausul apa pun yang saya inginkan dalam kontrak?" Pria itu mengangguk, berkata, "Selama itu tidak menyakitiku." Dia menawarkan jabat tangan kepada Xander, "Oke. Kau dapat mengatasi!"

PurpleLight · Urban
Not enough ratings
540 Chs

ratings

  • Overall Rate
  • Writing Quality
  • Updating Stability
  • Story Development
  • Character Design
  • world background
Reviews
WoW! You would be the first reviewer if you leave your reviews right now!

SUPPORT