webnovel

Chapter 114 Caged The Beast

Di sisi lain, tepatnya ada pada Seu. Dia sedang berdiri di bawah tiang lampu jalanan sambil menatap ponselnya.

Lalu menoleh ke langit langit. "(Sampai kapan, aku akan hidup begini.... Aku ingin bertemu seseorang yang sudah lama aku rindukan... Hanya karena pekerjaan dari Nona Neko, aku jadi harus menjauh dari nya, aku yakin Nona Neko akan tahu siapa yang aku rindukan... Setelah dia pergi sangat lama, dia jadi berkurang bertemu dengan ku dan malah membiarkan ku di sentuh dan di rasakan banyak orang lain, padahal dulu aku khusus untuk nya, begitu dia tahu aku sudah begini, dia pasti sudah tak mau merasakan darah ku, hanya ini yang bisa aku lakukan,)" pikirnya dengan sedikit putus asa.

Tapi ponselnya berbunyi dari Neko, dia langsung terkejut. "(Kebetulan sekali,)" ia langsung menerima nya. "Ya, Nona Neko?"

"Aku hanya ingin bilang, kau sudah bekerja keras, dan terima kasih," kata Neko, seketika Seu terdiam kaku.

Tapi ada mobil hitam berhenti di depan nya, dia terdiam kaku menurunkan ponselnya karena dia tahu itu siapa. Yang keluar adalah Neko, dia berjalan mendekat ke Seu yang terdiam.

"Nona... Ne.. . Ko?"

Lalu Neko memegang tangan Seu membuat Seu berwajah merah, Neko meletakan sesuatu di sana membuat Seu terkejut, itu uang segepok yang sangat banyak.

"Nona Neko... Ini..." Seu menatap tak percaya.

"Ini imbalan karena kau mau membantu ku menangkap Direktur Geun dengan sembunyi sembunyi..."

"Tapi, bukan berarti Anda mengeluarkan ku kan, aku tak mau keluar dari bar, aku ingin anda mengunjungi ku terus tanpa uang, aku tak mau uang anda, aku ingin anda selalu ke bar untuk ku," Seu menatap dengan panik dan kecewa.

". . . Setelah ini semua selesai, dan setelah ini semua kembali seperti dulu, ingatkan aku saja tidak lupa ke bar ku sendiri," kata Neko, Seu terdiam dan kemudian dia menangis.

"Nona Neko... Kenapa anda mengatakan itu layak nya kita akan berpisah... Aku tak mau melakukan ini... Jika ada hal ini, pastinya akan berakhir kita berpisah... Aku tak mau melakukan itu," Seu menggeleng dengan sangat sedih.

". . . Ha.... Kau sudah bebas sekarang, kenapa harus memohon begini lagi, aku sudah terlalu banyak membuat mu tak bisa mengenal dunia seperti ini... Dulu kau hanya duduk di bar menunggu ku tapi sekarang, kau bisa berkeliaran mencari pria maupun lelaki."

"Tapi... Aku hanya ingin anda... Gadis seperti anda," Seu menatap memelas.

" . . . Jangan buat ini menjadi genre Lesbi... Aku hanya sebatas meminum darah mu saja, perjanjian kita akan berakhir ketika salah satu di antara kita mati," kata Neko.

"Kalau begitu, meskipun kedepan nya kita tak tahu bertemu lagi atau tidak, bisa aku meminta satu hal... Ayo lakukan sekali saja," Seu menatap, dia masih memegang tangan Neko.

Neko terdiam dan menoleh ke mobilnya dimana Hyun menunggu di sana, dia benar benar menunggu di dalam mobil.

"Baiklah, masuklah, sekalian tunjukan aku dimana putri Direktur Geun jika kau tahu," kata Neko.

"Ah, iya... Aku tahu, aku selalu ingat, di jam segini, dia selalu ada di kafe," kata Seu dengan semangat.

Tak lama kemudian, tampak mereka berdua ada di mobil bagian tengah.

Seu terdiam canggung sementara Neko hanya duduk tenang menatap kondisi luar jendela.

Hyun yang mengemudi, terkadang melihat mereka dari kaca tengah.

"Um, Nona Neko... Kapan kita akan mulai?" Seu menatap.

"Kau bisa mulai sendiri..." Neko membalas tanpa menoleh.

"Um... Baiklah...." Seu mengeluarkan sesuatu, yakni lipstik natural, Neko melirik itu tapi ketika dia menoleh, Seu langsung memakaikan lipstik itu pada bibirnya membuat nya terdiam kaku.

Lipstik itu hanyalah lipstik berwarna merah muda bening, jadi itu menetralkan warna bibir, sekarang bibir Neko tambah menawan, Seu yang melihat itu menjadi memasang wajah gairah dan menjilat bibirnya sendiri membuat Neko terpojok.

". . . Apa maksud mu itu?" tatapnya.

Tapi tangan nya di pegang Seu. "Nona Neko, jangan khawatir... Kita dulu juga melakukan ini kan..." Seu mendekatkan bibirnya, dia membuka bibirnya sendiri dan mencium bibir Neko di sana.

Hyun yang ada di bangku supir, melihat di kaca dan terkejut, dia melihat posisi Seu yang mendekat ke Neko, dia sudah bisa berpikir sesuatu bahwa Seu melakukan nya dengan Neko.

Lalu Seu melepas bibirnya dan mengeluarkan sesuatu, itu sebuah obat merah. "Nona Neko... Ini adalah obat darah, aku membelinya dari rumah sakit hanya untuk mu," kata Seu, dia lalu meletakan pill itu di lidah nya, dia menutup bibirnya lalu membuka nya lagi, seketika lidah nya mengeluarkan darah, pill itu bercampur dengan air ludah nya membuat nya menjadi mencair.

Neko terdiam dan tersenyum kecil. "Kemarilah, kau pelacur," tatapnya, lalu Seu mendekat dan mereka mencium bibir lagi. Hingga beberapa menit berlalu, Seu tampak mencium leher Neko dan dia mengangkat kepalanya, tersenyum melihat leher Neko yang memiliki bekas kecupan nya.

"Baiklah, itu cukup," Neko langsung mengatakan itu membuat Seu terkejut. "Apa?! Kenapa... Aku ingin lebih..." Seu menatap tak percaya.

"Ha... Kita sudah sampai," Neko menunjuk kafe dan Seu terdiam kaku. Lalu dia kecewa, lalu keluar dari mobil. "Nona Neko, aku harap anda menemui ku lagi..." tatap Seu, lalu dia berjalan pergi.

Neko hanya terdiam tak mempedulikan itu, Dia lalu keluar dari mobil dan melihat kafe di sana. Lalu melihat Suzune ada di dalam mengobrol dengan lelaki, seharusnya dia bersama Matthew tapi tidak, dia bersama lelaki lain.

"(Rupanya memang benar dia jalan dengan lelaki lain, padahal Matthew yang jelas dia inginkan, sepertinya aku pantas menganggap nya cewek brengsek,)" Neko tersenyum kecil dan menatap ke Hyun yang di belakang nya.

"Kau, waktunya bagian tugas mu," tatap Neko membuat Hyun terkejut.

Di sisi Suzune, dia tertawa mengobrol bersama dengan lelaki itu, tapi ada yang mendekat membuat mereka menoleh, tepatnya Hyun dengan wajah menyeramkan nya.

Hal itu membuat lelaki itu terkejut gemetar. "Suzune, kau ada masalah?"

"Entahlah, hei Tuan, ada apa?" Suzune hanya menatap biasa tanpa takut, mungkin karena dia putri dari Direktur Geun. Tanpa takut akan apapun.

"Dengan Nona Suzune, putri dari Direktur Geun?" Hyun menatap sambil mengeluarkan ponselnya.

"Ya, jangan bilang kau mata mata ayah ku? Jangan salah paham, aku dan dia hanya sebatas teman... Jadi jangan mengadu pada ayah, itu karena Matthew lama lama membosankan," kata Suzune.

Neko yang melihat dari jauh agak mengerti gerakan bibir Suzune. "(Oh begitulah? Jadi kau sudah menganggap bahwa Matthew membosankan, jika dia tahu ini, dia pasti akan senang karena dia sudah tak perlu susah susah diminta berjalan bersama dengan wanita seperti mu,)" pikirnya.

"Ini perintah dari Direktur Geun bahwa anda diminta menyusul nya ke tempat pertemuan nya kemarin, beliau belum ada dari kemarin karena membutuhkan bantuan anda."

"Ha? Kenapa memang nya, urus saja orang tua itu sendiri, aku tak butuh Ayah ku jika dia meminta repot padaku, terserah dia mau apa aku juga tak peduli kan," Suzune benar benar mengatakan itu.

Di pikiran Hyun, dia benar benar agak kesal.

"(Untung nya ada sesuatu di sini,)" dia menatap saku jas nya yang rupanya ada ponselnya menyala rekaman. Dan rekaman itu telah merekam perkataan Suzune tadi.

"Nona Suzune, jika anda tidak datang, beliau akan kecewa, paling tidak, datang dan katakan bahwa apa yang dia butuhkan," kata Hyun.

"Ck.... Baiklah baik.... Aku akan ke sana..." Suzune berdiri dengan kesal lalu berjalan pergi mengikuti Hyun.

Sebelum nya, tepatnya sebelum Hyun masuk ke dalam kafe, dia bicara pada Neko. Neko memberikan ponselnya. "Rekaman ini akan menyala, ketika kau mengatakan sesuatu soal ini, rekaman akan merekam bahwa perkataan Suzune adalah sesuatu yang dapat dikatakan, air susu di balas air tuba pada ayah nya sendiri, wanita seperti itu memang memiliki sikap yang buruk. Ketika kau berhasil membuat nya mengikuti mu, langsung masuk saja ke dalam mobil, aku akan menyusul nanti," kata Neko.

Lalu Hyun mengangguk dan berjalan masuk ke kafe itu sendiri.

Tak lama kemudian, tampak Suzune duduk di bangku mobil milik Neko yang di kendarai Hyun.

". . . Mobil ini sangat bagus juga, begitu nyaman di sini," Gumam nya mengelus bangku nya. Hingga mobil berhenti membuat nya menoleh ke jendela.

Terlihat pabrik tua membuat Suzune bingung. "Kenapa kita ada di sini? Apa ada sesuatu? Tidak mungkin ayah ku ada di sini kan?" tatapnya pada Hyun yang membisu dan keluar dari bangkunya, dia lalu membuka pintu Suzune.

"Keluarlah, ayah mu ada di dalam, sebaiknya kau patuh," kata Hyun membuat Suzune terkejut mendengar nada itu.

"Tidak, ini pasti tidak benar.... Keluarkan aku dari sini, jangan mendekat!!" dia panik.

Hyun terdiam dan menghela napas panjang. "Kau yang membuat ku memperlakukan mu begini," dia memegang lengan Suzune membuat Suzune terkejut. "Tidak!! Lepasin!!" dia memberontak tapi satu tangan Hyun saja sudah kuat membuat nya kesakitan hingga ia keluar terseret masuk ke dalam.

Sementara itu Neko menatap jam tangan nya.

"(Ketika rencana ini terjadi, aku akan menang dalam hal apapun, karena balas dendam sudah di mulai dari kemarin,)" pikirnya dengan senyum kecil.

Lalu ada suara motor berhenti di depan nya, motor speed yang selalu di pakai oleh Kim. Dia membuka helmet nya. "Nona Akai~" dia menyapa dengan wajah tampan nya, bukan nya yang kagum Neko, tapi yang kagum malah semua orang yang menatapnya.

Neko hanya mengambil helmet nya dan naik. "Cepat kendalikan, kau ada waktu kan?"

"Um... Yeah," Kim memakai helmet nya juga lalu memegang gas kemudi. Tapi ia terdiam sebentar dan melepas pegangan nya, mendadak dia memegang kedua tangan Neko dan menarik nya, seketika tubuh Neko bertabrakan dengan punggung nya yang keras. Tapi Kim memutar tangan Neko untuk memeluk perut nya.

"(Aku ingin dia berpegangan padaku dengan kuat,)" pikir Kim lalu dia memegang gas dan langsung melaju dengan kencang.