Pada akhirnya, Khanza terpaksa berada dalam satu mobil dengan pak Gibran. Karena tidak ada pilihan lain, sebab malam sudah semakin larut. Selain dia tak membawa uang sepeser pun, dia juga tidak mungkin berani naik taxi sendiri.
"Loh, kenapa berhenti disini? Aku harus segera pulang!" cetus Khanza dengan memalingkan wajahnya ke arah kaca mobil. Khanza baru menyadari setelah pak Gibran sengaja menghentikan laju mobilnya di suatu trotoar jalanan kota.
"Sayang, maafkan aku! Jangan marah lagi," ujar pak Gibran memohon.
Khanza tetap diam dan masih memalingkan wajahnya, kini dia justru melipat kedua tangannya diatas perutnya. Khanza masih teringat akan ucapannya kala itu yang terdengar jelas pak Gibran telah merendahkannya, walau tidak demikian maksud pak Gibran yang sebenarnya. Lalu kemudian pak Gibran menyentuh dagu lancip Khanza dan menarik wajahnya untuk kembali mengahadap pak Gibran.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者