webnovel

Do anything for love

Devian syaputra... seorang yang berkepribadian dingin sewaktu kecil iya tiba tiba menginginkan seorang gadis kecil sebagai hadiah ulangtahunnya dan sewaktu gadis itu dewasa devian menikahinya, Naysila seorg anak yatim piatu yang tiba tiba di adopsi oleh keluarga kaya raya, dan pada saat dia dewasa dia mau tak mau menikah dengan devian syaputra, dia tau kepribadiaan devian jadi dia tak bisa menolak pernikahan yang membuat hatinya benar benar tersiksa sebenarnya sejak dari pertama devian melihat naysila dia sudah memiliki ketertariakan padanya, tapi sampai dia dewasa pun devian tak pernah bisa memperlihatkan hal itu karna kepribadian nya itu,,

Risma_Alvhira · 现代言情
分數不夠
64 Chs

saling merindu

naysila merasa ada cahaya yang menyilaukan matanya, perlahan dia membuka mata lalu berusaha mengumpulkan kesadarannya. saat dia membuka mata dia menatap sekelilingnya ruangan itu berlatar serba putih, naysila berusaha bangun seketika rasa pusing di kepalanya terasa begitu sakit, naysila memegangi kepalanya. entah kenapa kepalanya begitu sakit,

tatapan naysila teetuju pada selang infus di tanganya tanpa ragu dia langsung menarik selang itu, naysila sedikit merintih saat mencabutnya tapi setelah itu dia mengabaikan rasa sakitnya, kemudian dia turun dari tempat tidur, saat dia berdiri tepat di depanya dia melihat raisa dan vania tengah tertidur di sofa dengan saling bersandaran satu sama lain melihat itu hatinya terenyuh, naysila sangat terharu sahabat sahabatnya begitu peduli padanya.

tapi kemudian naysila berjalan keluar ruangan dengan hati hati, saat naysila sudah di luar dia melihat suasana rumah sakit masih sangat sepi hanya ada satu dua orang yang berlalulalang.

dengan langkah sempoyongan naysila berusaha berjalan melewati lorong rumah sakit tanganya bertumpu pada dingding

naysila terus berjalan menyusuri setiap ruangan sampai langkahnya terhenti kala dia melihat beberapa perawat yang tengah berlari dengan panik, para perawat itu tampak berlari kesebuah ruangan, saat naysila melihat ke arah perawat itu berlari seketika naysila langsung terdiam membeku, para perawat itu masuk ke ruang icu yang di mana itu ruang rawat devian

naysila masih terdiam, dia tampak cemas sekaligus takut, sampai beberapa menit kemudian seorang dokter keluar raut wajahnya tampak muram, seketika kesadaran naysila langsung kembali tepat saat dia hendak melangkah para perawat membawa seseorang dari dalam orang itu tampak terbujur kaku dengan selembar kain putih menutupi semua tubuhnya dari bawah kaki sampai atas kepala

naysila terlalu terkejut dia tidak tau harus breaksi apa selain mematung, seketika dia merasa sesak di dadanya, matanya mulai berkaca kaca, tiba tiba langkah kakinya terasa berat, sangat sulit banginya untuk melangkah, dia harus sampai bersusah payah untuk berjalan, jaraknya tidak terlalu jauh tapi naysila merasa kalau itu begitu jauh.

para suster melihat naysila yang sedang berjalan menghampirinya seketika mereka langsung berhenti.

"tidak.. tidak mungkin.. tidak.. kak" air mata naysila mulai jatuh, dunia seakan berhenti berputar, hidupnya seketika berasa hanpa.

apa yang akan dia lakukan tanpa devian ? pertanyaan itu seketika langsung muncul di benak naysila

tubuhnya bergetar saat dia sudah berada di hadapan jasad tersebut, air matanya sudah mengalir deras, para suster hanya melihatnya prihatin

mereka sangat sedih untuk naysila, bagaimana pun kehilangan orang yang paling berharga adalah sebuah luka yang sangat menyakitkan.

seketika naysila langsung mendekap jasad tersebuat, dia meraung tampak tidak rela, dia tidak bisa menerima takdir ini, para suster hanya bisa diam melihat saja.

mendengar tangis naysila parasuster merasa ingin mengis juga

"tidak.. aku mohon bangunlah, bangun... !bangun..! bangun kak vian..! " naysila mengis tersedusedu dia tidak mempedulikan orang di sekitarnya dia hanya ingin devian kembali, dia bahkan rela melawan takdir asal devian bisa kembali.

tepat saat naysila sedang meraung di tempatnya alex lewat dan melihat hal itu, alex tampak mebawa dua kantong pelastik yang berisi makan, saat dia melihat naysila alex tampak terkejut 'apa yang terjadi?' pikirnya, tanpa berfikir alex lngsung menghampiri naysila,

"kak vian aku mohon bangunlah..!"

Deg.. seketika dekat jantung alex berhenti betdetak, bagaiman mungkin itu devian, itu mustalhil, alex langsung menjatuhkan kantong kresek nya lalu tanpa ragu dia langsung menyibakan kain penutup kepala jasad itu, seketika alex langsung terdiam.

tapi tidak lama setelah itu dia tampak tenang kembali, lalu alex berpaling melihat naysila yang masih mendekap jasad orang yang tak di kenalnya itu,

entah harus bagaimana di sisi lain alex sangat prihatin pada naysila yang begitu terpukul karena mengira itu devian. tapi di sisi lain dia sangat ingin tertawa

"nay berhenti lah mengis, tenanglah " ucap alex sambil menepuk nepuk bahu naysila,

tapi naysila mengabaikannya, melihat hal itu alex sedikit gemas,

"nay tenaglah, coba lihat dulu"

" kenapa kak alex menyuruh ku terus tenang bagaimana aku bisa tenag, bagaimana mungkin aku bisa tenang saat kak vi.." naysila tampak meraung marah pada alex, tapi alex tampak bisa saja, melihat ekspresi alex yng terlihat tenag tenag saja iti membuat naysila sedikit aneh, apa alex sama sekali tidak bersedih telah kehilangan devin

"tenag lah nay, coba lihat dulu baik baik siap orang ini" alex langsung mengisaratkan naysila untuk melihat wajah orang yang naysila tangisi,

setika naysila langsung melihat wajah jasad itu, dan saat dia mrlihatnya dia terkejut 'siapa orang ini?' naysila tampak terpaku di tempatnya jadi yang dari tadi dia tangisi bukan devian lalu di mana devian?

" maaf sus sepertinya teman saya salah orang, jadi mohon maaf " alex tampak mebungkuk pada para suster itu, dia memintan maaf dengan tulus, para suster itu hanya mengangguk lalu berlalu pergi

"lalu kak vian di mana?" tanya naysila kemudian setelah melihat para suster itu pergi, alex langsung membawa kembali kantong kreseknya

"devian sudah di pindahkan ke ruang rawat vip, "

"hah" naysila tampak bingung, alex langaung menarik naysila

"karin devian sudah sadar dan kondisinya cukup biak, jadi dia di pindahkan ke ruang rawat" jelas alex, tapi naysila tampak masih tidak mengerti " selam dua hari kamu tidak sadarkan diri, jadi saat devian sadar kamu malah yang berakhir tidak sadarkan diri, devian sampai mengomeliku karena tidak menjagamu dengan baik " alex tampak mengeluh. tapi naysila masih tidak merespon, saat mereka sudaj sampai di depan pintu ruang rawat devian naysila tampak terdiam benerapa saat sampai alex membuka pintu dan tampaklah devian yang mengenskan baju rumah sakit, dengan kepala yang di perban dia tampak terduduk bersandaran dengan bantal yang menjadi penahan punggungnya, devian tampak sedang membaca sebuah berkas saat dia mendengar suara dia langsung mendongak,

tatapanya langsung bertemu dengan mata naysila, devian dan naysila tampak saling meluapkan rasa rindu mereka, melihat satu sama lain hati mereka tampak tenang, mereka memang saling membutuhkan satu sama lain, ketidak hadiran salah satu dari mereka akan membuat yang satunya merasa sakit. melihat interaksi kedua sejoli itu membuat alex merasa dirinya hanya obat nyamuk, jadi dia betdehem untuk menyadarkan kalau ada orang selain mereka, naysila dan devian langsung menatap alex

"hey aku tau kalian saling merindukan satu sama lain tapi jangan lupakan aku, aku disini" alex berjalan sambil mengerutu dan naysila tampak mengekor di belangnya tatapan devian tidak pernah lepas dari naysila, baik itu naysila atau devian mereka sangat saling merindukan,

alex menaruh kantung kreseknya di atas meja di samping tempat tidur devian

"baiklah aku tidak akan mengganggu, seliahkan nikmati waktu berdua kalian"setelah berbicara alex langsung menibggalkan devian dan naysila, tampak sebuah senyum merekah di wajahnya, bagaimana pun alex sangat bersyukur tidak ada hal buruk yang terjadi,

saat alex sedang berjalan dia tidak terlalu memperhatikan jalan jadi dia berakhir menubruk seseorang

Bruk..

alex terkejut saat dia menyadari dia menubruk sesorang, orang yang dia tubruk berakhir terjatuh ke lantai

"eh.. aduh sorry aku tidak sengaja"alex mengulurkan tanganya, saat orang yang di tubruknya mendongak baik alex maupun orang itu mereka sama sama saling terkejut

"alex" perempuan itu langsung menerima uluran tangan alex kemudian dia langsung bangun, dia tampak gembira saat melihat alex, tapi tidak dengan alex dia tampak muram dan jelas alex tidak senang bertemudenganya.

peremluan itu berwajah putih bersih, tubuhnya langsing dan tingginya mungkin mencapai 180 cm, dia bak model propesional apalagi penampilanya yang anggun namun terlihat elegan, dia tampak manis dan cantik,

"apa kabar ? lampa tidak betemu"perempuan itu mengulurkan tanganya, tapi alex malah melihatnya saja, melihat tanggapan dingin alex dengan canggung perempuan itu menarik tanganya kembali

"al.. apa kamu akan bersikap seperti itu terus, aku tau aku salah tapi.."

"cukup"alex langsung memotong "semuanya sudah terjadi jangan menungkit masalah yang telah berlalu tidak ada hubungan lagi di antara kita, jadi berhentilah besikap seperti itu" alex berbicara dengan dingin dan perempuan itu jelas tidak menyukainya

"al.. apa kamu tidak merindukanku, aku tau kamu marah, tapi aku mohon jangan seperti ini"permpuan itu tampak menunjukan tampang sedih, tapi alex tidak mempedulikanya dia malah pergi begitu saja.