webnovel

Do anything for love

Devian syaputra... seorang yang berkepribadian dingin sewaktu kecil iya tiba tiba menginginkan seorang gadis kecil sebagai hadiah ulangtahunnya dan sewaktu gadis itu dewasa devian menikahinya, Naysila seorg anak yatim piatu yang tiba tiba di adopsi oleh keluarga kaya raya, dan pada saat dia dewasa dia mau tak mau menikah dengan devian syaputra, dia tau kepribadiaan devian jadi dia tak bisa menolak pernikahan yang membuat hatinya benar benar tersiksa sebenarnya sejak dari pertama devian melihat naysila dia sudah memiliki ketertariakan padanya, tapi sampai dia dewasa pun devian tak pernah bisa memperlihatkan hal itu karna kepribadian nya itu,,

Risma_Alvhira · 现代言情
分數不夠
64 Chs

marah

naysila dan raisa sudah sampai di depan caffe golden,

" aku kebelet, aku ke kamar mandi dulu yah, kamu cari tempat duduk dulu aja " setelah itu raisa berlalu begitu saja, naysila masuk ke caffe, dia memperhatiakan setiap inci caffe itu, sangat indah dan elegan, seperti namanya, tempat itu di penuhi warna warni emas yang berkilauan,

saat kakinya melangkah masuk ada satu titik yang menarik perhatianya, dia tidak salah lihat, matanya tidak bermaslah, tapi kenapa hatinya tiba tiba sakit, dadanya sesak seketika matanya tiba tiba berbinar, sulit di jelaskan tapi itu benar benar sakit, tunggu naysila menggerutu pada dirinya kenapa dia malah bertingkah seperti ini, dia bahakan tidak punya perasaan apau pun tapi kenapa jadi begini, apa mungkin dia sudah jatuh cinta padanya, naysila terus bergelut dengan fikiran nya, ia ingin menepis perasaan tak menentunya, tapi tidak bisa, entah mengapa melihat devian sedang berbicara dengan seorang wanita dengan ekspresi gembir seperti itu membuat hatinya sakit, devian tidak pernah menunjukan sisi dirinya yang seperti itu kecuali pada kaluarganya, pada ayah, ibu dan kakeknya.

perasaan naysila sungguh tak menentu, marah, kecewa, sedih, bingung itu yang di rasakan nya,

naysila berjalan mundur perlahan hatinya sangat sakit dia tidak bisa melihat hal itu terus, apalagi mengingat apa yang di katakan recepsionis di kantor devian tadi siang yang mengatakan devian tidak bisa di gangu dia sibuk dan dia ada pertemuan penting sampai sore, jadi ini yang di bilang pertemuan penting nya,

naysila berbalik tapi....

bruk..

preng...

naysila menabrak seorang pelayan pria yang sedang membawa nampan yang berisi makanan pesanan pelangan di caffe itu, naysila tampak terkejut begitu pun dengan pelayan itu, hal itu langsung menjadi pusat perhatian semua orang yang sedang berada di caffe itu, begitu pun dengan devian dan wanita cantik di hadapan nya,

devian tampak menyipitkan matanya saat dia melihat naysila yang sedang berjongkok membelakanginya, dia seperti mengenaliinya dan..

tatapan devian langsung menggelap seketika ketika dia menyadari kalau itu naysila, devian langsung bangun dan membuat wanita yang ada di hadapanya seedikit terkejut

"kamu mau kemana?" tanya wanita itu,

"sepertinya pembicaraan kita sudah selasai, dan lagi pula kita sudah menandatangani kontrak nya, jadi tidak ada yang harus di bahas lagi, jadi dengan penuh rasa hormat saya permisi pergi, jika ada hal yang perlu kita bicarakan lagi silahkan kamu hubungi sekretas ku, dan kita bisa berbicara di lain waktu," setelah itu devian langsung berjalan meninggalkan mejanya,

dan naysila sendiri dia sedang membantu pelayan yang dia tabrak tadi, pelayan itu mengerutu kesal, naysila semakin merasa bersalah

"sekali lagi maaf kan aku, aku benar benar tidak sengaja" ucap naysila merasa bersalah

"sudah, tidak ada gunanya kau meminta maaf, aku hanya pegawai meskipun bukan aku yang salah tetap saja aku yang akan di salahkan dan aku yang harus bertanggung jawab, " mendengar perkataan pelayan itu yang penuh penekanan dan sedikit menyindirnya membuat naysila benar benar merasa bersalah pada saat tangan nya sedang memungut pecahan kaca tangan nya malah tertusuk pecahan kaca itu

"ah.." naysila merintih kesakitan saat melihat jarinya mengeluarkan darah dia semakin merasa sakit, hatinya sedang sakit tangan nya pun ikut sakit, naysila jadi kesal sendiri memikirkan nya.

lalu sebuah tangan terulur padanya tangan itu langsung menarik tangan naysila, hingga naysila langsung berdiri tegap, naysila ingin protes tapi saat dia melihat wajah orang yang menariknya dia tampak membeku di tempatnya, apalagi dengan tatapan devian yang seperti itu, naysila merasa tak berdaya rasa sakit hatinya bahkan belum hilang, devian langsung menarik naysila keluar dari caffe itu tapi sebelum pergi devian melempar beberapa lembar uang pada pelayan yang di tabrak oleh naysila sebagai ganti rugi, uang itu sudah lebih dari cukup untuk menggatikan semua kerugian,

saat naysila di seret keluar oleh devian saat itu juga rais dan ana berbarengan datang dari arah yang sama, ana langsung menghampiri wanita yang tadi bersama devian, wanita itu tampak sedang melihat devian dan naysila dengan pandangan tak suka, sedangkan raisa melihat sahabat baiknya di seret oleh seorang pria membuatnya sedikit panik dan langsung mengejarnya

Naysila sudah duduk di jok depan mobil devian saat devian memgambil kotak p3k, dan mengeluarkan kapas dan obat anti septik, devian membersihkan darah yang mengalir di jari naysila, setelah bersih dan darah nya tidak keluar lagi devian langsung membalut lukanya dengan plester, naysila tidak breaksi atau mengeluarkan satu patah kata pun dia diam, hatinya tak menentu, entah apa yang terjadi padanya tapi dia sangat kesal dan marah pada devian, selesai mengobati naysila devian menyimpan kembali kotak p3k nya ke tempat saat dia mengambilnya tadi, devin hendak menyalakan mesin mobil nya saat tiba tiba seseorang mengetuk kaca mobil nya, nayslia mengarahkn pandangan nya pada sumbersuara, dia tampak terkejut melihat raisa sedang berdiri di depa nya dia tampak mengintip ke dalam mobil, naysila membuka kaca mobilnya hingga rais bisa melihatnya dengan jelas,

"nay kamu baik baik saja kan ? ada apa ? siapa pria yang menyeret..." rais tampak memgerinyit saat melihat devian yng tengah duduk di jok kemudi, di sebelah naysila,

" aku baik baik saja, sungguh " jawab naysila meyakinkan dan mengalihkan perhatian raisa, " aku harus pulang duluan, aku pasti akan menjelaskan semuanya besok di kampus" ucap naysila supaya teman nya itu tidak khawatir padanya,

" baiklah, kamu hati hati, dan jika ada apa apa segera hubungi aku" naysila hanya mengangguk, setelah itu raisa berjalan mundur menjauhi mobil devin, dan dengan satu gerakan mobil devian langsung melesat meninggalkan tempat itu.

suasana di dalam mobil sangat menegangkan, tidak ada pembicaraan di antara naysila dan devian, karena merasa kesal pada devian naysila tidak berniat menjelaskan apapun padannya, kecuali jika devian bertanya, dan devian sendiri dia tampak menatap tajam ke depan, seperti dia sedang menahan amarahnya,

" apa pak aji tidak menjemputmu?" pertanyaan devian memcahkan keheningan

" tidak, dia datang tapi aku menyuruhnya pulang duluan"jawab naysila dengan sedikit ketus

" kenapa?" suara devian sedikit meninggi, sepertinya dia benar benar marah

" karena aku ingin pergi keluar dengan teman ku" jawab naysila dengan santai, dia tidak mempedulikan tatapan tajam devian bahkan dia tidak peduli kalau devian murka, hatinya masih sakit, dia juga sangat marah pada devian, tapi dia tidak bisa menujukan nya secara langsung

"apa aku sudah sangat terlalu membebaskan mu naysila" sudah jelas devian mulai geram nada bicaranya penuh dengan penekanan " kenapa aku merasa kamu sudah tidak mengharagai ku lagi " ucapan devian langsung membuat naysila berbalik menatap devian " apa kamu merasa karena status mu sebagai istri ku telah membuat mu lupa diri, dan tidak menghargai ku lagi, kenapa kamu pergi keluar tanpa memberitahu ku" devian sudah tidak bisa lagi membendung amarahnya, dia sangat kecewa pada sikap naysila, tatapan nya terus fokus ke jalan tapi tangan nya sedikit mengepal, manandakan dia sudah sangat marah, naysila terdiam dia kembali memalingkan pandangan nya ke samping dia tidak mengatakan apapun untuk membela dirinya, entah mengapa dia malah lebih suka jika devian terus memarahinya dari pada membela diri, devian yang sadar akan sikap acuh naysila dia semakin geram dengan satu hentakan mobil devian berhenti mendadak di pinggir jalan yang cukup sepi hingga membuat dia dan naysila sedikit terhentak dahi naysila terbentur kaca jendela mobil dengan keras karena posisinya tadi yang sedang menghadap ke kaca,

" naysila tatap aku dan jawab pertanyaan ku "sentak devian penuh emosi, tangan naysila tampak memegang dahinya yang terbentur tadi, dia tampak mengacuh kan devian, karena kesal di abaikan devian lasung menarik tubuh naysila dengan kasar, hingga kini mereka saling berhadap hadapan naysila tampak menundukan kepalanya entah sejak kapan air matanya sudah mengalir dengan deras di pipinya, hati devian sedikit luluh tak kala dia melihat naysila menangis, perlahan emosinya meredup

"aku sudah berusaha menghubungi kak vian beberapa kali..." naysila berbicara dengan suara lirih dan sesekaki terisak " bahkan aku datang ke kantor kak vian tapi aku malah di usir " tangisan naysila semakin menjadi, tatapan devian kembali menggelap tangannya mengepal kembali, " aku juga sudah mengirim pesan pada kak vian, dan bahkan sebelum pergi ke caffe aku berusaha menghubungi kak vian lagi tapi handphone kak vian terus mati tidak bisa di hubungi "

"kapan kamu datang ke kantor?"

" jam 12 siang, setelah aku pulang dari kampus aku langsung pergi ke kantor kakak, tapi kedua pegawai kak vian yang ada di bagian recepsionis bilang kalu kak vian tidak bisa di temui tapa ada janji terlebih dahulu, aku memcoba memaksa tapi mereka malah mengusir ku, dan sebelum pergi aku juga berpesan pada mereka untuk memberi tahu kak vian kalau aku datang mencari, tapi sepertinya mereka belum sempat bertemu kak vian jadi mereka belum memberi tahu kan nya " naysila menjelaskan dengan isak tangis nya,

devian kembali menyalakan mobil nya, mobil nya melaju dengan kecepatan sedang, tidak seperti tadi yang sedikit mengebut, devian terdiam sambil memikirkan seusuatu matanya membara menahan sebuah amarah yang meluap luap.

sampai di depan rumah naysila langsung turun dari mobil tanpa memperdulikan devian dan devian keluar dari mobil setelahnya, aji tampak berlari menghampiri devian, dia langsung masuk ke dalam mobil devian lalu menindahkanya ke garasi.