"div lo mending tidur rumah gue dulu aja ya daripada lo sendirian gitu gue nggak tega", ucap Reyga.
"iya mending lo nggak usah tidur rumah dulu aja deh, kasian kalo ada apa-apa gimana?", sambung Reva.
"t-tapi kan ada bibi..", jawab Diva.
"ya tapi kalo lo kenapa-kenapa bibi nggak bisa nolongin lo Div", ucap Reyga.
"yaudah yaudah iyaa..", jawab Diva dengan badannya yang masih lemas.
"yaudah gue duluan ya", ucap Reva.
"oke bye", jawab Reva dan Diva.
Diva pun tidur di rumah Reyga.
Mereka pun bercanda dan menghabiskan beberapa makanan ringan sampai waktu pun menunjukan pukul 09.30 yang pastinya mereka harus tidur apalagi Diva yang badannya masih belum stabil.
"lo tidur duluan aja Div, gue masih mau bersih-bersih bentar", ucap Reyga.
"beneran nih nggak mau ditemenin?", tanya Diva.
"nggak kok santai aja, eh lo nyaman kan tidur di kasur gue hehehe", canda Reyga.
"nyaman lah kan empuk, orang baju tidur lo aja nyaman ha-ha-ha", ucap Diva meledek.
"he-he-he yaudah sana lo tidur ntar kemaleman kan badan lo butuh istirahat", ucap Reyga.
"siap bos Reyga!", ledek Diva.
"apaan, udah ih sana hahaha", tawa Reyga.
"iyaiyaa..", jawab Diva.
Usai membersihkan dirinya Reyga mengecek ponselnya dan ia tak sengaja melihat berita tentang kematian Dio.
"loh?ini kan...", Reyga tidak bisa berkata apapun lagi dan tanpa pikir panjang ia melihat isi berita tersebut.
Dan ternyata berita tersebut berisikan identitas si pelaku pembunuh Dio.
Ia tak menyangka ada orang jahat yang tega dengan sengaja mencelakai orang yang sangat disayang oleh sahabatnya itu.
Reyga langsung mengirim hasil screenshot dari berita tersebut pada Reva.
"Rev coba lo liat", Reyga.
"loh?ini bukannya Dio?kok ada si orang sejahat itu?", ucap Reva.
"nah tapi mending kita kasih tau Diva nunggu dia sembuh total aja kali ya soalnya gue takut dia tambah drop", Reyga.
"iya juga, yaudah lo jagain Diva baik-baik ya gue takut kalo dia juga bakal ikut dijahatin", ucap Reva khawatir.
"iya pasti gue jagain Dia", ucap Reyga.
"oke", Reva.