webnovel

Part 5

Ddrrrtttt....dddddrrrrttttt...dddddrrrrrttttttt

Sedari tadi hp Yara tidak bisa berhenti bergetar akibat banyaknya notifikasi chat masuk ke hp nya. Merasa bising dengan bunyi yang dihasilkan akibat pergesekan hp dengan meja itu, Sesil menoleh dan memprotes Yara. "Hp lo itu dari tadi geter mulu, berisik tau nggak. Chat dari siapa sih elah, kesel aja gue jadinya."

Yara menekan tombol home hp nya hingga memunculkan lock screen di layar hp Yara dan melihat puluhan chat masuk dari salah satu grup line.

"Oh itu chat dari grup Line gue, hehehe maap yoo mereka emang berisik banget kadang. Maklum, lagi rame grupnya." Yara meminta maaf kepada Sesil yang merasa terganggu akibat berisiknya hp dia.

Aul yang tak sengaja mendengar percakapan dua orang itu berbalik hingga kini ia berhadapan dengan Yara.

"Grup line apa deh? Paskib? Kayanya grup paskib lagi adem ayem, lagi nggak ada hal yang di bahas di sana." Aul merasa heran karena hp nya tidak seberisik hp Yara, ia mengira grup yang sedang dibahas oleh Yara dan Sesil adalah grup paskib mereka. Jika memang grup yang tengah dibahas adalah grup paskib, seharusnya hp dia juga sama berisiknya dengan hp Yara. Bukan seperti ini, yang mana hanya hp Yara saja yang berisik dari tadi, sedangkan hp Aul tidak.

"Oh itu, biasa Ul. Lo tau kan kalo gue itu hobi baca novel, nah grup yang gue maksud itu grup dari readers salah satu novel favorite gue, bukan grup paskib wkwkwkwk."

"Oalah gitu, gue kira grup paskib." Aul kembali menghadap ke mejanya setelah terjawab sudah pertanyaan yang ia ajukan barusan.

Yara membaca satu persatu setiap chat yang masuk ke hp nya itu dan terkadang tertawa sendiri melihat kelakuan aneh teman sesama grupnya itu. Bagaimana ia tidak tertawa, melihat beberapa dari mereka yang memperebutkan tokoh utama di cerita itu untuk mereka miliki sendiri, sedangkan itu hanyalah tokoh khayalan belaka. Berbagai macam kalimat lucu pun terkadang mereka lontarkan agar grup itu selalu ramai, namun ada yang berbeda dari biasanya. Kemunculan seorang member grup baru berjenis kelamin laki-laki ikut hadir meramaikan grup tersebut.

Kini Yara tau penyebab grup itu bertambah ramai dari biasanya, yaitu karena si laki-laki tadi. Apalagi laki-laki tersebut seorang pelajar dari SMK dengan jurusan Penerbangan yang semakin membuat para member grup wanita di sana berebut agar bisa dekat dengan laki-laki itu. Bagaimana Yara tau kalau dia adalah siswa penerbangan? Jawabannya adalah ia mengetahui itu setelah membaca chat dari si laki-laki tersebut yang diketahui bernama Ardi pada saat ia memperkenalkan beberapa hal umum tentang dirinya seperti kota asal, dan sekolah dimana serta kelas berapa. Penasaran ingin melihat lebih jelas lagi seperti apa sih tampangnya si Ardi itu hingga membuat para member di grup ingin sekali bisa dekat dengan dia. Yara membuka profil Ardi dan melihat display picture nya yang kebetulan saat itu dia memasang fotonya yang sedang mengenakan seragam sekolah khas anak penerbangan lengkap dan memegang topinya sambil tersenyum bangga. Manis juga pikir Yara tanpa sadar, tertarik dengan guyonan-guyonan teman segrupnya kepada Ardi, Yara memutuskan untuk ikut nimbrung di sana, mumpung lagi free class pikirnya.

Obrolan bertambah seru apalagi ketika Ardi bilang dia menyukai perempuan berniqab, Yara tertarik dengan topik yang tengah di bahas kali ini. Diam-diam Yara mencari tau tentang perempuan berniqab itu, dan hatinya tersentuh melihat perempuan berniqab. Yara ingin seperti mereka, namun ia sadar. Ilmu agamanya masih minim dan ia merasa masih belum pantas untuk mengenakan niqab, karena ia merasa perempuan berniqab itu adalah perempuan yang sudah berakhlak mulia, tidak seperti dirinya yang masih terbilang begajulan.

Ayarazi

10.20_(hebat ya mereka yang udah berniqab)

Puji Yara tulus kepada teman segrupnya.

Anissahasibuan

(Iyalah Yar, mereka cocok berniqab. Emangnya elo hahahaha.)_10.20

Liaamelia

(Yara aja begajulan idupnya, mana ada perempuan berniqab yang idupnya begajulan kaya Yara.)_10.20

Ayarazi

10.20_(yaelah sensian amat si lo semua sama gue, gue kan cuma bilang mereka hebat, apa salahnya coba. Lagian gue tau, gue belom pantes buat kaya mereka.)

Ardiansyah_

(Udah..udah..setiap perempuan itu berhak mengenakan niqab, dan mereka cantik juga hebat dengan jalannya masing-masing. Lagipula, berniqab itu hukumnya sunnah bukan wajib. Dan setiap orang pasti akan berhijrah, kita sebagai sesama manusia tidak seharusnya menjelekkan teman kita sendiri, mungkin saat ini Yara masih belum mendapat hidayah dari Allah untuk berhijrah, tapi pasti dia akan berhijrah nantinya atas izin Allah. Dan apabila kita ingin mengenakan niqab, diniatkan hanya kepada Allah Ta'ala, bukan karena ingin di puji, bukan karena ingin terlihat hebat di mata orang, bukan juga karena ingin dinilai shalih oleh orang lain. Mereka yang berniqab juga membantu kami para laki-laki dalam menjaga pandangan dan menjaga diri si wanita berniqab itu sendiri agar menghindari dosa tabarruj.) 10.21

Jelas Ardi panjang lebar dan menengahi para perempuan di grup itu agar berhenti saling mengejek satu sama lain.

Melihat itu, entah mengapa Yara merasa damai di hati. Ia tersenyum tulus membaca pesan masuk itu, ia jadi tertarik untuk belajar agama lebih baik lagi karena Ardi. Ia merasa bahwa Ardi adalah laki-laki yang berakhlak baik, dan ia ingin suatu saat nanti memilik pasangan hidup yang seperti sosok Ardi. Namun ia pernah mendengar seorang ustadz berkata seperti ini "bahwa laki-laki baik hanya untuk perempuan baik pula, dan begitupun sebaliknya."

Yara sadar, bahwa ia bukanlah perempuan baik. Dan ia pun sadar apabila ia ingin memiliki pasangan hidup seperti Ardi, maka ia pun harus berubah menjadi perempuan baik-baik agar ia setara dengan Ardi.

"Ul...Ul...Ul...nengok deh gue mau nanya nih." Yara menepuk-nepuk pundak belakang Aul hingga ia menoleh menghadap ke arahnya.

"Apaan si bawel banget deh."

"Hehe gue mau nanya Ul, gue kan nggak sengaja nih pernah denger ada istilah kek gini 'laki-laki baik untuk perempuan baik dan perempuan baik hanya untuk laki-laki baik pula' itu beneran Ul?" Yara ingin mengetahui lagi akan kebenaran isi ceramah itu kepada Aul, karena menurutnya ilmu agama Aul jauh lebih baik dari pada dirinya.

"Iya bener kok, ada di surah An Nur ayat 26 yang artinya 'Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia (surga).' Gitu Yar." Aul membacakan arti dari surah yang dimaksudnya itu.

Mendengar hal itu membuat Yara terbengong karena tidak mengerti dengan apa yang di maksud Aul.

"Yeh die bengong, ngerti nggak lo maksud dari ayat itu apa?"

Yara hanya menggeleng karena ia benar-benar tidak mengerti akan arti ayat tersebut.

"Lemotnya kumat nih anak, lo liat aja tuh Ul, dia udah masang muka-muka bego nya kaya gitu. Mana dia ngerti coba hal-hal begituan wkwkwkwk." Sesil meledek Yara.

Memang salah satu kebiasaan buruk Yara adalah apabila otaknya tengah bermasalah sedikit alias lemot, maka setiap perkataan yang di dengarnya akan lama untuk dicerna olehnya. Harus dijelasin secara rinci, pelan dan diulang-ulang hingga ia paham. Tak jarang pula ia mengaku sudah paham dengan apa yang ia dengar padahal aslinya dia masih belum paham dan menyebabkan miskom.

"Haduuh sebel banget gue kalo dia kumat lemotnya, cape tau nggak ngejelasinnya. Mending lo cari aja tuh di internet tentang surah An Nur ayat 26." Lelah menanggapi kelemotan Yara, maka Aul pun kembali menghadap ke mejanya dan melanjutkan kegiatan membaca nya yang tadi terganggu akibat pertanyaan Yara yang menurutnya aneh karena tidak biasanya seorang Yara bertanya soal agama kepada Aul.

"Yaaah Aul, madep sini dulu dong. Gue masih belom ngerti nih, jelasin dulu Auullll." Yara merengek karena Aul tidak mau menjelaskan lagi kepada Yara tentang ayat yang ia maksud itu.

"Bodo ah, cari aja sana di internet."

Sesil hanya tertawa kecil melihat Yara kembali merajuk karena Aul tidak mau menjelaskan maksud dari ayat itu kepadanya.

"Aha! Gue tau gue mau nanya ke siapa soal ayat ini hh, lumayan juga nih jadi bahan buat chat sama dia hahaha." Ujar Yara girang karena ia tau harus bertanya kepada siapa masalah ini.