Sedikit ada basa-basi di antara Leo dan Virgo. Keduanya saling melempar pujian dan sanjungan satu sama lain.
Hingga mereka berjabat tangan sebagai tanda persahabatan. Menyatukan dua organisasi besar bersatu, sudah pasti dunia akan berada di genggaman. Pikir Virgo. Akan tetapi, bukan itu yang Leo inginkan.
THEK ….
Sebuah pistol mengarah tepat di kepalanya. Tanpa terduga Leo dengan berani menodongkan senjata sejenis pistol di kening seorang gembong narkoba yang terkenal di dunia.
"Turunkan senjata kalian! Atau kalian tidak akan bisa melihat bos kalian ini. Cepat!" bentak Leo bernada tinggi.
Dia bukan sekedar ingin menggertak seolah-olah dirinya ketakutan, tetapi ini salah satu rencana yang sudah disusunnya.
"Cepat! Perintahkan semua anak buahmu untuk menurutkan senjata merek!" gertak Leo kembali.
Tidak ada perlawanan dari seorang Virgo, "Turunkan senjata kalian!" perintahnya.
Mau tidak mau Virgo menuruti kemauan Leo. Dengan mengalah bukan berarti dirinya takut dengan gertakan Leo. Jika dia mau, untuk mengalahkan pecundang seperti Leo itu tidaklah sulit.
Senjata pun telah diturunkan. Mereka merasa tegang sebab nyawa bos mereka berada dalam bahaya.
Sedangkan Virgo sendiri tampak tenang-tenang saja. Dengan pistol itu, Leo bisa kapan saja menarik pelatuk itu jika dia mau. Namun, Virgo tidak memusingkan hal tersebut.
"Jalan!" desak Leo.
Virgo dipaksa untuk berbalik badan, dan pria itu mengikuti kemauan Leo tanpa perlawanan.
Leo mengajak Virgo untuk menjauh dari anak buahnya, tetapi mendadak dari kejauhan mobil BMW berwarna hitam melaju cepat ke arah Leo.
Virgo sudah menduga hal tersebut, akan tetapi dirinya masih diam dan mengikuti alur dari drama yang Leo buat.
"Ayo!"
Mobil itu datang dengan Naga yang menjadi pengemudinya. Leo melepaskan Virgo dan melompat langsung ke dalam mobil.
Naga memang sengaja sudah membuka pintu mobilnya, agar Leo dapat masuk dengan mudah.
Setelahnya, Leo tidak diam saja. Senjata laras panjang dikeluarkannya.
Dor, dor, dor ….
Dia menembak ke sembarang arah. Membabi buta senjatanya itu dan satu persatu orang-orang Virgo pun ambruk.
Mereka yang tidak memiliki kesiapan untuk menyerang harus pasrah, sebab Leo melakukannya dengan sangat cepat dan tepat.
"Sampai bertemu lagi," menyeringai dia kepada Virgo.
Leo tidak menyisakan satu orang pun di sana, kecuali Virgo. Semua anak buahnya tewas terkena tembakan dari Leo.
Setelahnya Leo dan Naga dan pergi. Sedangkan Virgo hanya berdiri diam di sana.
"Hehehe," tertawa kecil darinya.
"Boleh juga rencanamu ini. Semoga saja kita bisa bertemu lagi, Leo!" serunya senang.
Tidak ada sedikit kesedihan yang terpancar dari wajahnya, dan sebaliknya Virgo semakin penasaran dengan Leo dan organisasinya.
"Pertemuan ini bukan yang terakhir, tetapi menjadi pertemuan pertama kita," tutup Virgo.
***
Sementara Naga dan Leo berusaha melewati perbatasan. Sky yang sudah berada di Kanada pun sedang menunggu kedatangan Leo serta Naga.
"Di mana mereka? Ini sudah lewat 10 menit dari waktu yang sudah direncanakan," katanya menunggu dengan cemas.
Mondar mandir dia di depan mobilnya. Dia harap-harap cemas, sebab Leo dan Naga tak kunjung datang.
"Itu mereka tuan!"
Salah satu orangnya menunjuk ke depan. Dia melihat melalui teropong.
"Berikan padaku!" pinta Sky.
Demi memastikan, Sky pun mencoba melihat menggunakan teropong yang sama.
Memang benar. Mobil yang Leo dan Naga kendarai sudah mulai terlihat.
Ekspresi Sky tampak senang. Setidaknya dia bisa berpikir lega, sebab Leo dan Naga berhasil dalam tugasnya.
Beberapa menit kemudian. Akhirnya mobil mereka pun berhenti. Leo dan Naga keluar dari mobil.
"Leo!" peluk Sky dengan erat.
"Eh, apa-apaan ini? Sky, malu dilihat orang banyak," kesal Leo yang tidak nyaman.
Pelukan seperti ini sangat memalukan. Sky tidak memiliki harga diri. Bagaimana bisa dia melakukan hal serendah itu di depan anak buah mereka? Pikir Leo.
"Lepaskan!"
Sky pun melepaskannya, sebab Leo yang maksa. Sontak hal ini membuat Leo menjadi malu di depan anak buahnya. Termasuk Naga yang benar-benar mengenal sifat asli Leo.
"Maaf. Aku terlalu senang saat tahu kau selamat. Diriku terlalu takut, jika kau dan Naga tidak akan bisa kembali," ungkap Sky syukur.
"Kau terlalu berlebihan," balas Leo mengetuk kening Sky.
Setelahnya dia malah melenggang pergi. Leo mendatangi mobil boks yang berisikan berbagai jenis senjata tajam, serta emas dan barang-barang mahal lainnya.
"Buka," perintahnya.
Karena Leo yang meminta, maka mobil boks tertutup itu dibuka, untuk memperlihatkan isi yang ada di dalamnya.
Setelah dibuka. Leo masuk ke dalamnya. Ada banyak peti-peti yang beragam jenis ukuran dan isinya pula berbeda-beda.
Ditemani salah satu anak buahnya. Leo meminta untuk satu peti dibuka.
"Perlihatkan kepadaku!"
"Baik, Tuan," lanjut anak buahnya.
Sementara itu Sky menyusul masuk, sebab dirinya juga penasaran dengan isi dari peti-peti tersebut.
Sky dibuat takjub dengan isi salah satu peti itu. Bukan main memang yang ada di dalam sana.
"Benarkah, yang kulihat ini?"
Sky masih tidak percaya dengan yang dia lihat sekarang. Isi petinya dipenuhi dengan emas batangan.
Ya, benar sekali. Isi salah satu petinya adalah emas batangan dengan masing-masing berat emasnya 1 kilogram.
Entah berapa jumlah berat keseluruhan dari peti tersebut? Sky melihatnya tumpukan emas yang jika taksir bernilai Triliunan rupiah.
"Kau serius? Semua emas ini yang harus kita jaga sampai ke Kanada?" tambah Sky tercengang.
Sky tidak semudah itu untuk percaya bahwa emas itu asli. Dia mengambil salah satu dari ratusan batangan emas tersebut.
Disentuh, ditimbang-timbangnya, "Ini memang berat. Apaka ini asli?" tanyanya.
"Dasar payah," ketus Leo, kembali menekan kepala Sky.
"Kau selalu saja memanggilku dengan sebutan payah. Aku ini tidak payah. Aku hanya tidak percaya saja, ini emas asli atau palsu," ujar Sky memastikan.
"Cepat kembalikan emas itu ke tempatnya!" pintanya tegas.
Sky tidak langsung melakukan perintah itu. Dia malah berbalik menantang Leo.
"Jika aku tidak mengembalikannya, apa yang akan kau perbuat? Apakah seorang Leo akan membunuh anak dari bosnya?"
Membusung wajahnya. Didekatkan sedekat mungkin kepada Leo. Sedangkan pemuda itu sangat jijik ketika Sky yang mendesaknya seperti bocah.
"Menjauh dariku!" kata Leo.
"Dan kembalikan emas itu ke tempatnya. Sebab tanganmu yang kotor itu tidak pantas menyentuh barang semahal itu," hinanya di akhir kalimat.
Leo seenak jidat berkata demikian. Sky yang mendengar tentu saja merasa tersinggung.
"Baik. Jika kau yang berkata seperti itu. Aku kembalikan emas ini. Dan satu lagi. Aku juga akan bisa menjadi seperti dirimu, Leo!" gerutunya kesal dan turun dari mobil.
Leo hanya bisa menggelengkan kepala saja. Dirinya paham betul bagaimana watak asli dari temannya itu. Pemarah dan sangat suka merajuk.
Meski Sky sudah berusia 25 tahun, akan tetapi sifat buruknya di masa kecil masih terbawa sampai sekarang.
Peti emasnya pun ditutup kembali. Leo pun segera turun dan mobilnya segera dikunci kembali.
Leo dan Naga naik satu mobil. Sedangkan Sky masih dengan mobilnya sendiri. Rombongan mulai bergerak. Tugas mereka masih belum selesai.
Semua peti-peti yang ada di mobil boks harus segera sampai di tempat tujuan sebelum malam.
****
Gimana ya kelanjutannya?
JANGAN LUPA BACA BAB SELANJUTNYA!