Angin kencang menerpaku. Tidak sekencang angin yang dikeluarkan pada Screenku waktu itu, tapi kenapa mataku tidak bisa membuka sedikitpun. Apa ini angin debu yang dimaksud?
Langkah kaki kencang semakin mendekat. Kakiku reflex mundur ke belakang. Mata kubuka, sosoknya sudah tepat di depan batang hidungku. Pisau di tangan kanannya sudah setengah berayun. Tubuh semakin kumundurkan dengan cepat. Ujung tajamnya hampir meyobek leherku.
Serangan kedua dengan tangan kiri lebih dalam ayunannya. Tangan kananku memukul keras sendi di depan sikutnya. Bunyi retak tulang mengacaukan lajunya. Namun lengan depannya masih dapat berayun, membeset area dekat mata kananku.
Lengan kirinya menggantung lemas. Jemari kanannya berusaha meremas siku kirinya tersebut, mungkin berusaha untuk menahan rasa sakit. Namun keadaan mata kananku tidak jauh darinya. Kelopak mata tidak mau membuka. Pisau itu memotong otot mata ini.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者