"Ibu, maafkan Amir yang baru datang menjenguk," ijinku membiarkan air mata terus mengalir.
Beliau hanya mengangguk namun ekspresinya benar-benar keluar. Raut wajah dimana ia akan memaafkan anaknya yang selama ini menghindar untuk bertemu.
Aku melepaskan pelukan. Tika kemudian memberi makan ibu sebuah bubur pada kemasan tupperware. Diriku terduduk lemas di samping tempat tidur. DIlihat dari kesigapan dan cara Tika menenangkan ibu, ini bukan kali pertamanya adekku merawat orang sakit dengan sebaiknya. Apa sebelumnya sudah seperti ini sebelum masuk ke rumah sakit?
Mulutnya seperti kaku dan acap kali tumpahan bubur mengalir menuju dagunya. Namun Tika mengambilnya dengan sendok agar mencegahnya untuk terjatuh pada kain putih bersih ibuku.
Aku menggenggam tangan ibu, menunggu Tika untuk selesai menyuap.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者