" Heiii anak muda, apa kamu tidak ingin pergi ke suatu tempat seperti sekolah ?. " tanya si kakek yang mengingatkan Ivannie diri nya harus segera tiba di tempat kerja nya.
" Baik lah kakek. Ber hati - hati di jalan. " ucap Ivannie pamit dan bergegas pergi meninggalkan si kakek yang tanpa di sadari Ivannie si kakek tua itu masih menatap nya dan memperhatikan Ivannie menyeberang jalan.
Dan Ivannie juga tidak menyadari, dari saat diri nya menyeberang tadi beberapa pria bertubuh kekar pun mengikuti mereka di belakang nya. Lalu saat tiba di seberang para pria itu berpencar tapi masih berada di sekitar mereka.
" Kalian ... keluar lah !. " terdengar suara kakek itu dengan lantang.
Lalu beberapa pria bertubuh kekar pun mendekati sang kakek dan memberi hormat :
" Selamat pagi bos tua. " ucap para pria itu.
" Berapa kali harus ku katakan pada kalian, jangan mengikuti ku. Aku hanya ingin berolah raga dengan berjalan santai. " ucap sang kakek dengan marah.
" Maaf bos tua ... tapi jika kami tidak menuruti perintah bos besar, maka kami lah yang akan mendapatkan hukuman dari beliau. Kami tidak akan mendekati atau mengganggu bos tua, hanya izin kan kami mengikuti bos tua dari jauh. Abaikan saja kehadiran kami. Dan kapan pun bos tua membutuhkan kami, bisa segera memberi tahu kami. " ucap salah satu dari mereka yang adalah pimpinan dari pria - pria itu.
" Menurut mu dan kalian semua ... apa ada orang yang berminat pada kakek tua yang hanya mengenakan pakaian seperti ini ?. Aku sudah berpenampilan seperti seorang gembel, aku bisa menjaga diri ku. Dan lagi siapa yang mau menculik manula gembel seperti ku ?!!!. " ucap si kakek tua dengan kesal.
" Maaf kan kami bos tua, kami akan tetap mengikuti anda. Kecuali bos ... " ucap si pimpinan pengawal itu.
" Sudah lah !!! Cucu ku dan kalian sama saja. Hanya membuat ku marah. " ucap si kakek tua itu lalu kembali melanjutkan langkah nya.
Lalu para pengawal pun mengikuti langkah dari si kakek tua itu yang berjalan dengan pelan dan santai menuju sebuah rumah besar.
" Bos tua sudah kembali. Mau saya buatkan minuman atau cemilan ?. " tanya kepala pelayan dengan penuh hormat dan sopan.
" Buat kan teh untuk ku. Di mana dia ?. " tanya kakek tua itu.
" Bos besar sudah berangkat kantor tadi pagi. Apa perlu saya sambungkan telepon dengan beliau ?. " tanya kepala pelayan rumah itu.
" Tidak perlu !. Anak itu selalu saja sibuk. Tinggal satu rumah dan di bawah atap yang sama tapi sulit bertemu. " gerutu sang kakek dengan dengan kesal.
" Silakan bos tua duduk dan beristirahat terlebih dahulu. Saya akan menyiapkan teh untuk anda. " ucap kepala pelayan lalu undur diri ke dapur untuk menyiapkan teh kegemaran yang biasa di nikmati bos tua nya.
Kepala pelayan hanya bisa menggelengkan kepala nya melihat bos tua nya yang semakin tua semakin cerewet dan selalu mencari kesalahan bos besar nya.
Saat sang bos muda bangun dan bersiap ke kantor, si bos tua masih berada dalam kamar nya. Saat si bos muda kembali dari kantor nya sudah malam dan si bos tua sudah kembali istirahat dalam kamar nya.
Sebagai kepala pelayan yang sudah sejak diri nya masih kanak - kanak sudah bekerja di sana tentu saja bukan hal aneh. Dia sudah sangat mengerti kebiasaan masing - masing dari para bos yang biasa di layani nya.