Jam pulang sekolah tiba, Dimas menunggu lama di parkiran. Tapi yang ditunggu tak kunjung datang. Hingga ia bosan dan memutuskan mendatangi rumah Rahma. Dalam pikirannya mungkin saja Rahma ingin kabur darinya.
Dimas hendak mengetuk pintu tapi urung dilakukannya. Tak sengaja ia mendengar tangisan sekaligus teriakan dari dalam rumah.
"Suara siapa itu ?" batin Dimas.
Dimas mulai risau. Mungkinkah itu Rahma? Atau.... Dimas memberanikan diri mengintip lewat jendela samping. Terlihat pemandangan yang sangat menjijikan. Danu sedang memaksa Rahma untuk melakukan hubungan badan.
"Aku tahu Rahma, kau tidak akan bisa melupakanku. Ayolah, kau juga pasti rindu padauk, rayu Danu sereya melucuti pakaian Rahma.
"Lepaskan... Abah tolong aku...Abah!!
Rahma menangis tergugu. Abah yang di panggil tak kunjung datang. Tiba- tiba pintu di dobrak hingga hampir roboh. Maklum saja rumah tua itu sudah memang tak layak huni.
Dimas langsung melayangkan pukulan telak di wajah Danu. Membuat tangannya yang terbalut kain bekas luka pisau kemaren meneteskan darah lagi. Danu meringis karena merasa pusing di kepala. Sudut bibirnya mengeluarkan darah.
"Aku nggak ada urusan sama kamu. Dan perlu diingat kamu bukan majikan aku lagi, paham?" ucap Danu sembari mengelap sudut bibir yang berdarah. Mencoba bangkit dan menghampiri Rahma kembali.
"Dia isteriku. Berani menyentuhnya berarti kau berurusan denganku, dasar bedebah. Cari perempuan lain untuk memuaskan hasratmu," ucap Dimas sembari menarik kerah baju Danu.
"Tapi dia tak mencintaimu, tanyakan saja padanya. Hanya ada aku di hatinya," ucap Danu dengan senyum mengejek.
Dimas menoleh ke arah Rahma. Tapi ia tak mendapatkan jawaban. Yang ada Rahma hanya memeluk lututnya erat sambil menangis di pojok kursi.
"Cinta bisa datang kapan saja, perlu kau tau dalam cinta tak ada hasrat ingin merusak, pergi sana! Atau kau akan ku laporkan ke polisi pasal percobaan pemerkosaan," ancam Dimas.
Danu berpikir ulang, diraihnya kaos yang terdampar di lantai lalu memilih pergi. Dimas mencoba menenangkan Rahma. Ia ingin memeluk tapi di dorong keras oleh Rahma.
"Semua laki- laki sama saja. Aku benci kalian."
Dimas paham. Mereka baru saja kenal. Dan, atas nama pernikahan mereka sekarang saling terkaitkan.
"Aku menunggumu di sekolah, tapi sampai pagar di tutup kau tak kunjung datang, kata Danu
"Aku dijemput Danu, dia bilang Ayah sakit. Dan, aku percaya. Tapi ternyata ... Air mata Rahma tumpah kembali.
Kali ini Dimas tak tahan lagi melihat tangisan Rahma, dipapahnya Rahma ke mobil. Walaupun ia mencoba berontak. Lalu di berinya air minum. Terlihat Ia sedikit tenang. Mata Rahma yang redup semakin menampakan penderitaannya. Mobil dinyalakan dan menuju kediaman Pak Bayu.
***
Rahma yang memasuki usia remaja. Selalu jadi bahan ejekan temannya karena tak mempunyai kekasih. Waktu itu sepulang sekolah Rahma dan teman-temannya mengayuh sepeda dengan santai sambil bercanda.
"Malam ini aku mau nonton wayang kulit bareng Rahmat, kamu mau ikut ?"tanya Wati teman dekat Rahma sambil tertawa.
"Aku nggak mau jadi obat nyamuk, mending tidur di rumah, sahut Rahma kesal.
"Kasian jomblo... Sabar ya," ucap Lilis menimbrung.
Kedua sahabat Rahma sukses membuatnya kesal, di persimpangan jalan mereka berpisah tiba- tiba ban sepeda Rahma bocor dan ia pun menggiring berjalan kaki sampai ke tempat penambalan. Sesampai di bengkel ia duduk menunggu hingga seorang laki-laki datang menghampiri.
" Hai, boleh aku duduk di sini, ucap pria itu dengan suara baritonnya yang serak.
Rahma menoleh ke pemilik suara. Lelaki dengan penampilan necis, tinggi dan berhidung bangir. Melihatnya bagai primus di sinetron panji manusia milenium. Rahma melotot tak berkedip.
"I-iya. Aku Rahma, sahut Rahma seraya tersenyum.
"Aku Danu, anak kepala desa sebelah."
Rahma mengangguk senang. Tak disangka bisa berkenalan dengan laki- laki setampan itu. Menurutnya Ini kesempatan bagus.
"Mau ikut aku jalan-jalan, nanti sepeda kamu biar di antarkan pak raji, lagian kayaknya masih lama," ucap Danu.
Rahma memandangi Pak Raji yang lagi serius mencongkel ban dalam. Siapa yang tak kenal dengan pak Raji, beliau mekanik terkenal di desa. Setahu ia, kepala desa juga mempercayakan perawatan mobil-mobilnya di bengkel itu. Terbukti banyak mobil berjeret yang sedang mengantri untuk ditanganinya.
Ta- tapi... aku harus cepat pulang, karena harus ke sawah, jawab Rahma menolak dengan sopan.
"Hanya jalan-jalan sebentar. Anggap saja merayakan pertemuan pertama kita sebagai teman, rayu Danu.
Rahma pun menuruti ucapan Danu, awalnya ia memang merasa malu. Tapi Rahma dia duduk di sampingnya sembari meneliti interior mobil. Rahma terkagum- kagum dan tersenyum kesenangan. Mobil pun berhenti di sebuah warung makan.
Oke. Sudah sampai. Ayo kita makan, di sini makanannya enak banget, kata Danu sambil membukaan pintu mobil.
Wow, sudah lama aku pengen makan di sini, tapi takut kemahalan, kata Rahma tersipu malu.
Mereka turun dan memasuki warung makan yang sangat terkenal di desa. Lauk pauknya terlihat sederhana tetapi pelayanannya sangat memuaskan. Dan, sekarang dua buah gado-gado terhidang di depan Rahma beserta teh es manis semanis yang mentraktir. Rahma melahap gado-gado hingga tak bersisa. Sangat jarang ia menemui makanan selezat ini. Biasanya hanya ikan asin dengan lalap daun singkong rebus.
Rahma langsung jatuh cinta pada pandangan pertama. Atas kebaikan dan perhatian, maklum saja Danu adalah pria pertama yang menempati ruang hatinya yang selama ini kosong.
***
"Kamu mau nggak, jadi pacarku? kata itu meluncur dari mulut Danu setelah lima bulan berteman.
Danu mengutarakan cinta di parkiran sekolah. Ia membawa setangkai bunga mawar, sekotak cokelat dan sebuah boneka beruang besar. Lilis dan Wati terpana, terlebih kedatangan Danu dengan mobil katana membuat riuh teman lainnya.
"Terima... terima...!! Riuh suara teman- teman menyemangati.
Tak ada keraguan, Rahma langsung meraih bunga mawar merah muda yang di bawa Danu. Membuat kedua teman Rahma terharu sekaligus bangga mempunyai teman yang pacarnya orang kaya. Berharap suatu hari nanti bisa ikut nebeng katana milik Danu.
Sungguh mengasyikkan dan membuat Rahma lupa diri akan kebahagian semu yang membuatnya terlena. Sejak itu sepeda butut Rahma hanya terpakai sampai di depan rumah Lilis saja. Sisanya Rahma di jemput Danu. Begitu pun sebaliknya. Jadi Abah tak curiga sedikit pun.
Tiga bulan berlalu, kelakuan asli Danu mulai terungkap. Danu berusaha mengajak Rahma membuktikan cintanya dengan berhubungan badan tapi selalu gagal. Hingga akhirnya Danu membelikan Rahma ponsel sebagai bahan pertimbangan..
Senangnya tiada tara, benda yang diidam-idamkan Rahma selama ini. Yang tak mungkin bisa di belikan Abah. Rahma pun mulai sibuk meminta nomer ponsel teman- temannya. Banyak yang memuji karena ponsel yang dimiliki rahma keluaran terbaru. Dan tak sedikit yang ingin meminta nomer kekasihnya Danu.
Rahma mulai jengah, takut Danu direbut orang lain. Dan, mulai memikirkan cara lain agar Danu tak meninggalkannya.
Bagai dayung bersambut Danu pun mengingatkan permintaan terakhirnya bulan lalu. Dan Rahma menyetujuinya. Di sebuah gubuk tepian sawah milik Abah keperawanan Rahma di renggut oleh Danu. Atas nama cinta dan kasih sayang. Walaupun hanya sekali tapi Rahma merasa ia telah berdosa melakukannya. Janji manis Danu pun bagai matahari di guyuran hujan. Akan bertanggung jawab jikalau Rahma hamil.
***
Dimas baru saja membalut luka di tangannya. lalu beranjak ke dapur untuk membuat kopi. Dia terbiasa membuat sendiri tanpa pelayan atau pun Yanti.
Kepribadian Dimas sangat berbeda dengan papanya. Pak Bayu.Dia tak gemar menyuruh . Bahkan ia tak mau bekerja sama dengan Papanya sebagai rentenir. Tapi ketika tahu Rahma akan di nikahkan dengannya. Dengan cepat ia menyanggupinya . Karena dia sudah lama jatuh hati dengan sepupunya itu.
Ketika melangkah ke pintu dapur datanglah Rahma dari arah berlawanan. Ia baru saja selesai mandi.
Wangi. Rambutnya yang basah tergerai. Handuk yang di lilitkan di dada hanya mencapai lutut. Bergegas Dimas membuang pandangannya ke arah lain.
"Aurat neng...."
Rahma dengan cepat meraih sarung terdekat lalu melilitkan ketubuhnya. Berjalan menyamping menjauhi Dimas menuju pintu.
Dasar Dimas, ujung sarung yang di pakai Rahma sengaja di tariknya. Akhirnya Rahma terjatuh dan menimpa tepat di atas badannya Dimas.
Merah merona wajah Rahma di buatnya. Degup jantungnya berpacu dua kali lebih cepat.
"Aku mulai menyukaimu, buka lah hatimu sedikit untukku, sehingga diriku bisa memilikimu."
Rahma terdiam . Apakah itu tadi pernyataan cinta atau syair lagunya Armada.
Yanti yang melihat adegan itu berteriak tak rela. Ia menendang ember hingga membuat kakinya sendiri sakit.
"Dimas..., kalian tak boleh saling jatuh cinta cukup berhubungan badan saja. Setelah mendapatkan anak. Ceraikan saja gadis kampungan ini. Sana pergi," ucap Yanti seraya menarik lengan Rahma.