Keesokan harinya Kyuhyun mengunjungi kediaman kakeknya, "bagaimana kabar kakek hari ini?" sapanya.
"so-so" ujar kakek tanpa mengalihkan pandangannya dari pemandangan luar jendela ruang bacanya.
Kyuhyun duduk di sebelah kakeknya "aku dengar kemarin kakek bertemu dengan Yoon Chaewon"
"hm, bila aku tidak mencari tahu, apa kau akan membawanya ke hadapanku?" tukas kakek. "t-tidak, bukan-" Kyuhyun terbata, kakek kembali berujar "apa langkahmu selanjutnya?"
Kyuhyun bungkam.
"jangan biarkan trauma menghalangimu untuk mencintai. Yang lalu biarlah berlalu, sekarang kau hidup di masa ini dan masa depan. Kakek mengkhawatirkan dirimu, entah berapa lama lagi kakek akan hidup di dunia ini. Kau membutuhkan sosok yang akan selalu berada di sampingmu, menyayangi, mengasihi, dan mencintaimu seumur hidupmu."
Kyuhyun termenung.
"pikirkan itu baik-baik." Pinta kakek.
Kyuhyun bangkit dari duduknya meninggalkan ruangan tersebut "oh, pada perayaan natal nanti, aku ingin kau membawanya untuk makan malam dengan keluarga kita" kata perpisahan itu hanya dibalas dengan suara dentuman pintu yang tertutup.
~
Sekotak hadiah berwarna hitam terpajang manis di atas meja makan, Chaewon yang baru saja pulang merasa heran sekaligus penasaran. Dirinya pun mendekati meja makan dan membuka tutup kotak tersebut. Dibukanya lembaran kertas yang menutupi benda dibaliknya, Chaewon mengerutkan dahi saat ia melihat dihadapannya tas Hermes yang terbuat dari kulit buaya putih asli yang dilengkapi oleh taburan berlian.
"kau suka?" sebuah suara mengalihkan perhatiannya, Kyuhyun pun berjalan mendekatinya.
"hm, aku bisa menggunakannya untuk properti photoshoot besok" Chaewon mengangkat tas buatan Perancis itu dan menelitinya dengan sangat hati-hati.
"apa?!" Kyuhyun kaget dengan apa yang terdengar oleh telinganya, berharap ia salah mendengar.
"dari mana anda mendapatkannya? Terima kasih telah meminjamkannya, aku akan mengembalikannya sendiri setelah selesai pemotretan" ungkapnya datar.
"jujur, aku bingung dengan apa yang ada dalam otakmu itu. Kebanyakan wanita akan senang apabila mendapatkan hadiah seperti itu, tetapi kau? Apa? meminjamkan untukmu? Aku membelikannya untukmu Yoon Chaewon" nadanya sedikit kesal.
"aku juga bingung dengan anda, kenapa anda membelikannya untukku? It's not like I'm your woman or anything" Chaewon kembali memasukan tas itu ke dalam kotaknya.
"yes, you are" tegasnya
"atas alasan apa anda menganggapku seperti itu?"
"karena kau sedang mengandung bayiku"
"hmmm" Chaewon—tangan kanan menyentuh dagunya dengan topangan dari tangan kiri yang terlipat manis di atas perutnya—beripkir.
"jadi kau menjadikan mereka sebagai wanita-wanitamu dengan alasan yang dangkal seperti itu? Aku takjub." Sindirnya.
"ya. terima kasih atas pujiannya" Kyuhyun tersenyum disertai dengusan, "lalu apakah kau berfikir bahwa ada perbedaan antara kau dengan mereka?" lanjutnya sedikit sarkas.
"tentu. Aku wanita yang tak mengerti cinta, aku lebih tertarik pada pria yang bisa mengajarkan apa itu cinta sesungguhnya, cinta yang tulus"
.
Denting tuts-tuts piano menggema di seluruh ruang, Kyuhyun memainkan melodi yang bersarang di kepalanya, bermain piano dapat mengurangi rasa stresnya. Ia paling benci dengan wanita seperti Chaewon, wanita yang bermain perasaan. Sebenarnya setelah perbincangan mereka tadi Kyuhyun berniat untuk tidak bermalam bersama Chaewon, namun separuh dari dirinya menolak untuk melakukan hal tersebut.
Jika ia selalu pergi karena ia tidak suka, sama saja ia mengaku kalah. Maka dari itu kini ia tidak akan pergi, ia akan mengkonfrontasi Chaewon. Wanita seperti itu harus diberi pelajaran, sungguh bodoh apabila ia ingin mengerti cinta.
¤
Chaewon kelelahan karena Kyuhyun terus terbangun di malam hari dan minta yang aneh-aneh darinya. Suatu ketika Kyuhyun terbangun dan meminta Chaewon untuk memeluknya dan mengelus rambutnya serta menepuk-nepuk halus punggungnya seperti menenangkan anak kecil saat mengalami mimpi buruk. Jujur pada saat itu entah mengapa ia memimpikan peristiwa yang tidak ingin ia ingat, dan berada dalam pelukan Chaewon sangat menenangkannya.
Di malam selanjutnya ia meminta untuk mengelus perut Chaewon yang sudah memasuki bulan ketiganya, Chaewon pun mengizinkannya. Kyuhyun menyentuhnya dari balik tubuh Chaewon yang tertidur memunggunginya dan saat melihat bahu chaweon yang terekspos, keinginan yang lainnya muncul. Ia kemudian mengecup bahu putih milik chaweon yang tak tertutupi, kemudian menjalar ke tengkuknya memberikan tanda di sana. Chaewon membalikkan tubuhnya karena merasa risih, matanya masih terpejam dengan kening mengernyit tak suka.
Bahkan di suatu malam Kyuhyun terbangun dan berkata bahwa dirinya ingin menampar bokong Chaewon.
"tidur" tukasnya dingin
"Tidak bisa" rengek Kyuhyun.
"Berhentilah berfikir mesum. Bayiku tak akan minta hal itu" balas Chaewon pedas, ia merasa tidurnya sangat terganggu.
"tapi.."
"jika kau berani melakukannya, kuyakinkan dirimu tidak akan pernah melihat bokong ini lagi seumur hidupmu" ancam Chaewon.