Di tempat kerja yang baru dan suasana baru pula, Clara merasakan rasa yang tidak begitu nyaman. entah mungkin ia kurang bersikap baik atau mungkin ia melakukan suatu kesalahan tanpa ia sengaja sebelum nya. Dia pun tidak ingin berpikiran buruk dengan para senior nya di kantor. meskipun saat ini mungkin senioritas di kalangan pekerjaan sudah tidak ada lagi tetapi sebagian tempat mungkin masih menerapkan nya secara tidak langsung.
Pagi itu saat di kantor, Clara terlihat seperti biasa nya. ia datang tepat waktu dan mengerjakan pekerjaan nya seperti biasa. Bahkan Clara berusaha lebih ceria di banding biasanya. Clara tidak sama sekali menunjukkan perasaan tidak nyaman nya di kantor. Melihat Clara yang baik - baik saja membuat Gladis cemberut dan menggerutu sepanjang hari.
Gladis sangat tidak menyukai kehadiran Clara. ia merasa bahwa kehadiran nya Clara membuat popularitas nya di kantor semakin menurun. Gladis merasa tersaingi dengan cara kerja Clara. Awal nya wanita yang terkenal dengan kecerdasan nya di kantor itu adalah Gladis. Gladis merupakan wanita yang serba bisa dan handal dalam pekerjaan nya. Namun setelah kehadiran Clara, Semuanya tertuju pada kemampuan Clara yang luar biasa di atas Gladis.
Gladis sangat tidak tahan dengan hal tersebut. ia selalu mengganggu Clara. ia selalu menghalal kan segala cara agar Clara merasa tidak nyaman di kantor sehingga Clara bisa mengajukan resign secepat nya. Namun Clara bukan tipe orang yang mudah menyerah. Setelah ia melewati kesulitan dalam hidup nya membuat ia menjadi lebih kuat dan bisa bertahan dalam hal apapun yang mengganggu nya walaupun sebenarnya ia sangat takut.
" Mengapa dia terlihat baik - baik saja?!. " Gumam Gladis dari meja nya sambil melihat ke arah Clara.
" Apa lagi yang harus ku lakukan padanya. Seharusnya terkunci di pintu darurat sudah membuat nya takut dan akan melarikan diri dari sini. " Kata Gladis dalam hati nya.
Ternyata yang merencanakan agar Clara terkunci di pintu darurat adalah Gladis, Namun tidak ada yang mengetahui hal tersebut. Bahkan pada pemeriksaan CCTV yang diminta oleh Gio dan Clara, tidak menangkap ada nya kecurigaan pada rekaman tersebut. Gladis memang pandai dalam hal menyembunyikan sesuatu.
Awal nya Clara memang menduga bahwa dalang di balik kesialan nya itu adalah Gladis, namun ia tidak mau asal menduga dan berasumsi. dia mencoba selalu berpikir positif dan berusaha menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Saat Clara sibuk dengan pekerjaan nya, Gladis mencoba menyapa nya.
" Hai Clara. Apa hari mu sangat baik sehingga kau terlihat begitu ceria hari ini?. " Tanya Gladis denga penasaran.
" Ya. begitulah. seperti yang kau lihat, aku baik - baik saja. meskipun ada suatu kejadian kemarin. " Jawab Clara sambil tersenyum
" Oh ya? ada apa memang kemarin?. " Tanya Gladis ingin tahu.
" Kau Tahu, kemarin ada yang berusaha mengunci ku di pintu darurat. kau tahu senior, hal itu membuat ku sangat ketakutan. untung saja aku berhasil di selamat kan oleh teman ku. " Jawab Clara sambil berbisik.
" Bagaimana bisa? Bukan kah di sana susah sinyal?. " Ucap Gladis keceplosan seolah - olah ia sangat mengetahui keadaan disana.
" Tunggu! dari mana kau tahu kalau di sana susah mendapatkan sinyal ponsel? apakah kau pernah terkurung juga disana? atau kau pernah mengurung seseorang disana?. " Kata Clara yang mencoba memancing Gladis agar berbicara jujur.
" Ti.. ti.. tidak! maksud ku orang - orang bilang saat melewati tangga darurat suka tidak mendapat sinyal. " Kata Gladis mengelak.
" Ohh seperti itu. Kau tahu senior hal apa yang selanjut nya aku pikirkan setelah ku terkurung ber jam - jam disana?. " Bisik Clara lagi.
" Apa itu?. " Tanya Gladis lagi.
" Jika aku menemukan orang itu, akan ku buat orang itu merasakan apa yang ku rasakan, atau bisa jadi lebih buruk dari apa yang ku rasakan saat itu. " Kata Clara berusaha menakuti Gladis.
Keheningan seketika terjadi diantara Gladis dan Clara. Gladis pun perlahan menjauh dari Clara dan melihat Clara yang tersenyum licik di depan nya. Tubuh Gladis pun gemetar seketika karena mendengar perkataan Clara yang membuat diri nya ketakutan.
" Apakah mau ada yang kau tanyakan lagi senior?. " Tanya Clara.
" Tidak. kau bisa melanjut kan kembali pekerjaan mu. aku akan kembali ke tempat ku dan melanjutkan pekerjaan ku juga. " Sahut Gladis sambil perlahan menjauh dari Clara.
" Mhm. baiklah. " Balas Clara.
Gladis kembali ke tempat nya dan merasa sangat kesal dengan apa yang dikatakan Clara. Gladis merasa bahwa Clara hendak menakut - nakuti nya dan sedikit mengancam nya. Dia juga berpikir apakah Clara sebenarnya sudah mengetahui rencana jahat nya kepada Clara. Padahal sebenarnya Clara masih menebak - nebak dan belum mengetahui pasti siapa pelaku nya.
Waktu makan siang telah tiba. Para senior lain pun mengajak Clara untuk makan bersama sedangkan Gladis tidak di sapa sama sekali. Gladis merasa diri nya telah di singkir kan karena Clara. Namun para senior yang lain mengetahui bahwa Gladis itu sebenarnya sangat sombong dan juga angkuh. Namun Gladis sendiri tidak menyadari hal tersebut. Sebenarnya Gladis sangat cerdas dan cekatan dalam pekerjaan nya. Karena Hal tersebut membuat Gladis semakin sombong dan merasa sangat dibutuh kan. Hal itu lah yang tidak di sukai oleh rekan - rekan kerja nya. Jadi kebanyakan rekan kerjanya yang lain hanya memanfaat kan Gladis dan berpura - pura berteman dengan Gladis. Lain hal nya dengan Clara. walupun ia merasa dirinya pintar, ia tidak tinggi hati atau pun menganggap orang lain tidak setara dengan nya. Clara selalu membaur dan bertanya tanpa menyinggung perasaan senior - senior nya.
Karena takut hal serupa terjadi, Clara akhirnya meminta kontak para senior lain nya untuk berjaga - jaga. Para senior nya pun berkata pada Clara bahwa Gladis adalah wanita yang sangat angkuh dan juga sombong. sehingga para senior nya menyaran kan pada Clara agar berhati - hati kepada nya. Clara pun hanya menganggukkan kepalanya dan berkata ya.
Setelah selasai makan siang Clara melihat Gladis yang duduk sendirian di tempat nya sambil memakan roti lapis dan secangkir es kopi di samping nya. Rasa kemanusiaan Clara muncul seketika. Walaupun sebenarnya ia sangat enggan berbicara pada Gladis dan sedikit merasa kesal, ia berusaha tetap menyapa nya walaupun nanti nya tidak di balas oleh Gladis.
" Hai senior! kau tidak ke kantin untuk makan siang?. " sapa Clara dengan sopan.
" Apa kau tidak bisa melihat aku sedang makan siang sekarang!. " Jawab Gladis dengan ketus.
" Baiklah. silahkan lanjut kan. maaf mengganggu mu senior. " Kata Clara sambil kembali ke tempat nya.
Gladis melihat Clara dengan tatapan nya yang tajam dan sinis.
Aku harus menemukan cara lagi agar dia benar - benar meninggal kan kantor ini. Aku sangat tidak tahan terhadap nya!. Dia bukan lah saingan terberat ku!. Lihat saja nanti apa yang akan ku perbuat pada mu Clara!. Bersenang - senang lah sekarang sampai penderitaan mu tiba nanti!. Kata Gladis dalam hati nya.