"Apaan sih? Lepas ...!" Rio menyingkirkan tangan Jamal yang sejak tadi memegangi lengan dan pundaknya. "Gue bisa jalan sendiri!" Tegas Rio, kemudian ia memegang handle pintu kamar seraya memutar, lalu menariknya--hingga pintu terbuka lebar.
Sambil memegangi perutnya yang mulai gendut, dengan sangat hati-hati Rio berjalan ke arah ranjang.
Jamal hanya mematung di ambang pintu. Ia mendengkus kesal, sambil menatap punggung Rio dengan tatapan yang sulit diartikan. Namun meski Jamal merasa kesal dengan sikap Rio, akan tetapi tidak bisa dipungkiri, jauh di dalam sana, Jamal masih sangat khawatir dengan keadaan Rio. Remaja itu masih merasa sangat khawatir kalau-kalau nanti, Rio akan jatuh lagi. Entahlah.
Sejak Jamal dan Rio turun dari mobil, hingga keduanya sampai di depan pintu rumah, Jamal memang tidak mau melepaskan cekalannya pada Rio--ingin membimbing atau membantunya berjalan.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者