Restoran dia? Padahal Aldi selalu ngajak Salsha makan dipinggir jalan, jajan aja enggak boleh lebih dari 30 ribu. Dan dengan satu detik saja aldi membuat Salsha ingin tertawa.
'Gila ya, orang ini!' Salsha tertawa sumbang, dan setelah itu menatap Aldi mengejek.
"Cowok pelit kaya lo mana mungkin punya restoran mahal, lagian lo juga enggak cocok jadi orang kaya,"
"Eh, mulutnya ya. Bikin gue mau cium aja," Tabok Aldi tepat pada bibir Salsha, yang mendapat pukulan meringis pelan.
Bisa aja tangannya Aldi bekas pegang-pegang pantat dia, kalo enggak mungkin aja Aldi baru nyabut bulu ketiaknya? OMG!
"Iiih jorok banget si lo, bau!"
"Sok suci, kaya lo masih perawan aja," celetuk Aldi yang membuat Salsha menajamkan matanya menatap aneh pada Aldi. 'Sepedes-pedesnya Aldi. Dia enggak pernah satu kali aja ngomong kasar kaya gini, terlebih lagi hal privasi. Ini Aldi bukan?'
"Ngomong apaan tadi? Coba ulangin," minta Salsha mendekatkan telinga Salsha lebih mendekat.
"Enggak, mungkin lo salah denger kali. Gue lagi makan, enggak ngomong sesuatu," Aldi kembali pada tempat duduknya, dan melahap makanannya kembali tidak malu.
"Dih, jelas-jelas gue denger lo ngomong. Enggak mungkin telinga gue enggak dengar!"
"Kalo dengar pasti tahu tadi gue ngomong apaan, buktinya telinga lo emang aneh," jawab Aldi tidak perduli, dirinya menyelesaikan makannya tidak ragu, menghabiskan minumnya sampai habis.
"Buruan abisin, mau ngomong empat mata nih," protes Aldi yang melihat Salsha lambat untuk makan, padahal kalau lagi jajan yang cepet habis makannya juga Salsha duluan. Kenapa sekarang jadi lama, apa jangan-jangan karna makanannya enak jadi Salsha lama makannya? 'DASAR NORAK!'
"Bentar dulu, ini makanan apaan si. Perasaan gue kunyah enggak selesai-selesai. Jangan-jangan daging babi, bukan daging sapi,"
"Otak lo tuh ya, yang kaya babi. Restoran mahal gini jual daging babi enggak mungkin gue tulisin halal.." Salsha kembali menajamkan indra pendengarannya, dirinya menghabiskan menumannya agar selesai.
"Jadi ini beneran restoran punya lo?" tanya Salsha penasaran. 'Kok bisa cowok pelit kaya Aldi punya restoran besar kaya gini.'
"Lah, udah gue bilang ini bukan punya gue masih dibahas aja," Aldi terkekeh dengan bibir pacarrnya yang komat-kamit tidak jelas.
"Dasar, anjing!" gumam Salsha kesal dengan pacarnya. "Dih, pacar sendiri dikatain anjing,"
"Terserah lo, terserah lo," jawab Salsha pasrah dengan pembahasan yangAldi bicarakan.
"Mau ngomong apaan? Mau bilang gue murahan lagi?"
"Cie baper," cibir Aldi memukul kepala Salsha dengan mudah, sekarang ini Salsha ingin meletuskannya.
"Ini kepala udah di potongin kambing, lo mau leher lo gue potong juga," maki Salsha habis kesabaran untuk memarahi cowok idiotnya itu.
"Biasa aja, gitu aja ngegas," respon Aldi terkekeh kemudian duduknya mendekat pada meja.
Tangan kanannya Aldi angkat, untuk memanggil pelayan untuk membersihkan makan yang ada didepan mejanya. Setelah merasa sudah bersih Aldi mulai berbicara serius sekarang.
"Ada hubungan apa lo sama cowok baru itu?" tanya Aldi langsung saja, tidak ada rasa ragu. Dan menurut Aldi buat apa ragu, kalau mau mengintrogasi ceweknya sendiri?
"Argo?"
"Bukan Argo, tapi Dewa. Dasar bego!"
"Iih, kasar mulu perasaan deh. Lo abis makan beling yah? Lama-lama ngeri juga pacaran sama lo," keluh Salsha melihat Aldi dengan tatapan aneh.
"Gue kesel sama lo, sok polos banget. Padahal lo tahu kalo cuma Dewa yang lo temuin di taman itu, plis deh Sal. Jangan jadi cewekk polos dihari ini aja. Kalo perlu setiap hari, gue capek pura-pura menerima lo,"
"Ini gue yang terlalu polos nerima elo apa gimana si? Kok lo jadi aneh gini," ucap Salsha melihat Aldi dengan teliti, padahal kemarin-kemarin Aldi tidak selerti ini. Ada apa denganya?
"Halah,"
"Jangan bilang kalo lo cemburu emang kaya gini?" tanya Salsha curiga pada perubahan sikap Aldi cukup KASAR.
"Dih, ge-er banget lo. Gue emang gini orangnya, kalo lo baik ya gue baik-baikin juga, lo selingkuh ya gue kasar-kasarin. Ceweknya buat salah kok disanjung!"
"Oke-oke, mungkin perasaan gue aja. Tadi, lo tanya ada hubungan apa gue sama Sadewa? Gue enggak ada hubungan apa-apa sama dia. Jadi tenang, gue enggak akan rusak hubungan lo sama gue cuma karena dia,"
"Jujur?" tanya Aldi meneliti Salsha tidak setuju, setahu Aldi Salsha sangat dekat dengannya. Bahkan Aldi pernah mendengar Salsha berbicara menggunakan logat aku-kamu.
Sedangkan dengan mereka berdua, menggunakan logat lo-gue. Jadi sebenernya, pacarnya Salsha itu Aldi apa Dewa?
"Iya, jujur,"
"Terus kenapa lo, ngomong sama dia kaya deket banget. Aku-kamu,, kita pacaran aja enggak gitu-gitu banget," Aldi terlihat berapi-api mengutarakannya
Kenyataannya memang keduanya menggunakan aku-kamu saat marah atau hanya untuk saling menegahi pertengkaran kecil kedianya dan setelahnya, selesai.
"Dih, telinga lo aja kali yang salah denger. Eit, tunggu dulu. Kemaren lo bilang mau ketemu sama temen, terus lo titip Mochi ke gue. Lo ketemu cewek kan?" 'Aldi menatap Salsha terkejut, tahu dari mana dia?'
"Cewek mata lo! gue beli es krim buat lo. Lo enggak inget saat gue balik lagi, gue bawa es krim 2?" Aldi berusaha menyangkalnya.
"Gue enggak buta ya, gue lihat lo ketawa bahagia banget sama dia. Padahal lo enggak pernah ketawa bareng kaya kemaren sama gue, lo cuma bisa bikin gue malu, nyesel, dan sekarang lo kasar sama gue," ucap Salsha terus terang, pasalnya Aldi yang sekarang seperti itu. Sebelum menjawab tuduhan itu, Aldi menarik tangan Salsha menjauh dari tempat itu dan berlalu pergi.
"Eh, brenngsek. Mau dibawa kemana gue anjir," Salsha mulai panik, saat dipaksa masuk Mobil jitam yang selama ini tidak pernah di gunakan sama sekali.
"Hotel, gue mau sekolahin mulut lo biar gak seenaknha nuduh pacarnya yang enggak-enggak."
"AAAAA, DASAR COWOK BRENGSEK LO. KELUARIN GUE, AAA ALDI SIALAN," teriak Salsha histeris mulai merinding. "Diem, atau kehormatan lo gue ambil!"
•••
Ada yang baru saja terbangun ditengah malam merasakan tubuhnya pegal, lalu menyingkirkan tangan yang melingkar dipinggang rampingnya.
Dia masih belum merasakan jika dia tertidur dengan seseorang. Saat dia akan menyingkirkan selimut yang menutupi hampir seluruh tubuh terbukanya.
Dia merasakan dinginnya AC, dia baru tersadar jika dia tidak mengenakan pakaian satu helaipun karena hawa dingin. Sampai kesadaran terkumpul sepenuhnya, cewek tadi berteriak sampai membangunkan cowok yang masih nyenyak disampingnya.
"AAAAAAA. APA YANG LO LAKUIN KE GUE SIA*AN," umpat cewek tadi yang masih tidak ingat dengan aktifitas malamnya yang baru saja selesai 3 jam yang lalu.
"Mmm," sahutan cowok yang masih nyaman dengan acara tidurnya.
"Buka mata lo bangsat!" umpat kesal pada cowok yang masih tertidur didekatnya, dengan memukul kepalanya cewek tadi membangunkan pacarnya.
"Apa?" tanya cowok itu dengan membuka sebelah matanya.
"Apa yang lo lakuin sama gue, sampe-sampe gue enggak pake baju gini," tanya cewek itu dengan sangat tidak terima, dia sangat ingin menangis. Padahal dia masih kelas 11 SMA.
"Ooo, kita baru aja merasakan surganya dunia. Lo lupa? loo tadi malem parah. Enak banget, besok lagi ya," balasnya seraya menaik turunkan kedua alisnya.
Dengan perasaan kesal, cewek tadi menendang perut cowok tadi hingga jatuh ke lantai. Kemudian dia memakai pakaiannya lengkap walaupun asal.
"Mau kemana?"
"Pulang,"
"Nih?" Cowok tadi menyodorkan uang sekitar 2 juta, atas apa yang baru saja mereka lakukan.
"SIALAN," umpat cewek itu dan berlalu pergi tidak menginginkan uangnya.
"Uang lo enggak bisa ganti apa yang gue punya, anak bajingan terlahir karna ayahnya bajingan. Gue yakin, enggak cuma lo yang brengsek. Temen-temen lo juga brengsek, gue emang enggak akan nuntut lo. Tapi inget satu hal," ucap cewek tadi menujuk wajah cowok tadi marah.
"Hidup lo akan sengsara karna berurusan sama gue," ancamnya selanjutnya. "Cih," Cowok tadi meludah ke samping.
"Perlu gue ingetin lagi, lo emang perawan saat pacaran sama gue. Sekarang lo enggak jauh beda sama pelacurr," Cowok tadi tertawa sumbang.
"Pelacur juga terlahir dari ibu yang pelacur," Keduanya menatap penuh kebencian, dan untuk pertama kalinya keduanya memperlihatkan kebencian yang sangat membara.
"LO," ucap cewek tadi kesal bercampur dengan marah. "BANGS*T," sambungnya lagi.
'Dan bangsat lo ini yang selalu buat lo nyaman, gue enggak ada cara lain selain milikin lo seutuhnya,'
Aldi sama Wiga sama-sama punya jalan hidup yang sama buruknya bagi mereka, dan menurut kasaf itu wajar. Depresi vs Pergaulan Bebas