8 TOPENG MULAI SEDIKIT TERBUKA

"Gimana, semua beres?" tanya Aldi pada Raenal yang dijawab dnegan anggukan kepala acak.

"Karin?" Raenal menganggukan kepalanya lagi untuk mengatakan jika semua yang dikerjakannya benar-benar selesai dan rapi.

Tidak akan ada satu orangpun yang tahu, dan Aldi bisa mengandalkan Raenal saja.

"Bella?" tanya Aldi lagi yang dijawab Raenal dengan mengangkat bahunya kafena bukan urusannya.

"Gio yang urus, gue yang nugasin Gio buat hrus Bella karena cuma Gio yang satu sekolahan sama Bella," Aldi memukul bahu kanan Raen dengan bangga. "Gue salut sama kerja lo,"

"Gue cuma menyadarkan apa yang harusnya gue lakukan, selagi ini enggak merugikan siapapun. Karin perlu sedikit pelajaran, dan gue sebagai Kakaknya punya kewajiban menyadarkan dia dari kenyataan,"

Singkatnya Aldi dan teman-temannya hanya mencintai kedamaian, berkelahi, memukul, minum-minum atau sejenisnya, ya kurang lebih seperti itu.

Karin adalah adik tiri Raenal, dan Raenal hanya memberi pelajaran pada adiknya itu agar tidak bermain lebih dengan Om-Om diluaran sana. Mungkin, menurut Raenal cukup dengan Aldi dan Karin dikirim ke luar negeri, dan semua masalah terselesaikan.

Kalau Bella, Gio yang mengurusnya. Hanya sedikit pelajaran, mungkin seperti melakukan itu dan itu. Aldi tidak melakukan aneh-aneh dengan Bella seperti Aldi dengan Karin.

Aldi tidak menyimpan rasa pada keduanya, atau ketiganya juga. Terkadang yang salah adalah orang-orang yang tidak perduli pada mereka.

"Dari mana aja, tumben banget lo jarang datang ke sini lagi?" di terkekeh sebentar. "Gue dipaksa enggak keluar rumah sama bunda, sebagai akan yang baik gue nurut dan satu dua minggu ini gue jagain Mochi sama nganterin Mochi ke salon," jawab Aldi dengan wajah datar disambut gelak tawa satu kelompok besar cowok yang tinggal disatu rumah mewah itu hasil Aldi membeli dengan uangnya pribadi.

"Anak bunda mah beda, pasti nurut sama bundanya," celetuk teman satunya dari pojok sofa. "Dih," jawab Aldi dan memukul cowok disebelahnya, dilihat dari tubuhya Aldi lebih tinggi, dan bersih. Namun, yang pasti cowok yang pukul Aldi jauh lebih tua darinya.

"Anjing, tangan tolong ikut disekolahin. Anak bunda enggak berhak main kekerasan sama anak polos," balas cowok tadi dengan kembali meledeki Aldi..

"Anak polos lo itu enggak banyak, beli minuman wine sama vodka aja mampu ngakunya anak bolos. Waras Ndra," Cowok tadi tersenyum memunculkan seluruh gugi depannya.

"Yang lain kemana?" tanya Aldi yang ikut mengambil rokok disaku Andra dan menyelipkannya ditangan kiri, Aldi menyalakannya tidak sulit dan mulai mengepulkan semua zat berbahaya disatu batang rokok dan mengeluarkannya melewati mulut dan hidung.

Seperti menghilangkan beban, Aldi melakukannya jika merasa kepalanya pusing dengan semua yang barusaja dilakukannya. Aldi bersandiriwa, dan itu terus terjadi sampai sekarang.

"Hotel" jawab satu temannya yang sedang menuangkan wine pada gelas, kemudian meneguknya habis. "Wuih, dapet target lagi? Kok gue enggak diajak?"

"Wiga, lo mau ikut nyobain ceweknya Wiga?" tanya Eray yang baru saja masuk ikut mengambil duduk disebelah Aldi. "Boleh juga tuh," ucap Aldi menaik turunkan alisnya, sudah lama dirinya tidak melakukan pelampiasan pada hasratnya.

Pacar sebenarnya ada dan banyak, diajak 'gituan' dibayarpun Aldi mampu. Tapi dirinya tidak mau berurusan dengan hal seperti dulu, masalah pribadinya di rumah juga masih ada.

"Ditebas Wiga baru tahu rasa lo," Aldi terkekeh, benar. Diantara mereka ber 10, hanya Wiga yang berani pada Aldi. Semuanya takut, karna teman paling dekat dengan Aldi adalah Wiga. Wiga adalah teman peetama yang Aldi temukan tidak berdaya dan selanjutnya sampai sangat banyak seperti ini.

"Dia dapet perawan lagi, atau?"

"Ting ting," Mereka semua tertawa bersamaan. "Anjir!" umpat Aldi ikut terkekeh, dan beruntung sekali Wiga itu.

•••

"Beb, katanya mau pulang bareng," ucap Aldi seraya mengajak Salsha untuk ikut bersamanya. Jujur saja semenjak Salsha bertemu dengan sahabatnya Aldi merasa dilupalan, ya walaupun kadang dirinya sering didiamkan juga.

"Gue bareng Nita Al, maaf ya," jawab Salsha seraya menunjukan tangannya yang sudah bertautan dari tadi.

"Loh gimana si, bukanya kita udah janjian jauh-jauh jam. Harusnya lo ngomong kalo mau bareng temen lo, anjir banget!" kesal Aldi dengan wajah tidak nyaman dan kesal.

"Ya biasa aja dong," timpal Nita yang ikut kesal dengan tanggapan pacar sahabatnya itu.

"Dih, brisik ya. Gue ngomong sama pacar gue, bukan sama lo! Kudis." balas Aldi setelahnya.

"Eh, cowok aneh. Ngomong satu kali lagi gue tampar ya mulut lo,"

"PANU."

"WEH!!"

"Udah kenapa si. Kalian cocok banget kalo dijadiin satu. Heran gue. Sana kalian berdua jadian aja," ucap Salsha menengahi, dirinya kesal dengan pertengkatan mereka berdua.

Yang satu cerewet, yang satu lagi enggak bisa diam. Kan jadi sunyi.

"OGAH," teriak keduanya secara bersamaan, Salsha berjalan meninggalkan mereka berdua.

"Eh, beb kok ditinggal si," kejar Aldi menyamakan langkahnya dengan Salsha. "Aldi, bisa biasa aja gak si," ucap Salsha jengah dengan tingkah pacarnya itu.

"Enggak bisa beb, gue udah terlalu cinta sama lo soalnya," timpal Aldi yang ikut terkekeh dengan ucapan sendiri.

"EH, DAKI. PULANG SONO, GUE MAU JALAN SAMA SALSHA," ucap Aldi mengusir Nita dengan tidak sopan. Aldi menggerakan tangan kanannya seraya mengusir.

"Idih, siapa juga yang mau bareng lo. Yang ada kulit gue makin item. Ketularan kulit lo," Nita meninggalkan mereka berdua saat Aldi menatapnya marah, ini baru pertama kalinya Salsha melihatnya. "Dih."

•••

"Gue mau ngomong serius sama lo Sal, ini tentang hubungan kita," ucap Aldi memerintahkan Salsha menghentikan aktifitasnya, namun Salsha masih nyaman dengan dirinya sendiri. "Iya," jawab Salsha yang masih sibuk dengan makanan didepannya.

"Berhenti makan, gue mau ngomong serius,"

"Iya-iya, ini gue berhenti. Lagian kenapa si lo lebay banget, biasanya juga enggak gini. Sekarang rewel banget,," ucap Salsha menghentikan makannya.

Sebelumnya, mereka memang saling adu mulut untuk memilih tempat makan. Dan sekarang, dengan sangat diam Aldi mengajaknya makan direstoran bintang 3, setidaknya ada perubahan. Tapi, Salsha mulai binggunv dengan hal seperti ini.

"Gue mau tanya serius sama lo, selama ini mungkin lo kira gue cuma bercanda jalanin hubungan sama lo. Tapi asal lo tahu, gue serius tentang ini. Gue bercanda bukan berarti suka main dibelakang.," Suasana hening, Salsha yang awalnya tidak tertarik ikut menelanjangi mata Aldi.

Main belakang Aldi bilang?

"Ter apa maksud lo, lo nuduh gue main belakang? Iya?" tanya Salsha yang sudah ikut kepanasan dengan tuduhan itu, sudah hampir 3 bulan ini Salsha berusaha mencintai Aldi.

Walaupun bayangan Dewa masih menghantuinya. Dirinya berusaha keras untuk menerima Aldi apa adanya, karna pada dasarnya keadaan Aldi yang selalu membuat kesal sungguh membuatnya kesal, dan ingin membuangnya.

"Iya, gue nuduh lo selingkuh dibelakang gue," jawab Aldi dengan wajah sangat datar. "Lo main dibelakang gue kan? Dasar murahan!" maki Aldi yang menunjuk wajah Salsha kesal.

Semua cewek nyatanya sama, tidak ada yang bisa setia, Aldi berusaha setia pada Salsha dan akhirnya tersakiti lagi. Ups!

Salsha membanting garpu dan pasangannya yang masih ada ditangannya. "Lo boleh nuduh gue selingkuh walaupun sebenernya gue enggak ngelakuin itu, tapi mulut lo harus bener-bener disekolahin,"

"Gue paling enggak suka dibilang murahan, jalangpun gak mau dibilang murahan. Tapi lo.." Dengan menunjuk wajah Aldi.

"Dengan gampangnya lo nuduh gue, gue salah nilai lo Al. Gue nerima lo karena lo beda dari yang lain. Nyatanya semua sama, hampir semua cowok nilai gue murahan,"

"Lo emang murahan, ada cowok baru di sekolahan langsung lo deketin kan? Baru pertama kalinya loh, gue liat lo mesra-mesraan sama cowok lain,"

"Gue terlalu biasa ya buat lo?" Aldi tertawa mengejek, Aldi tersenyum miris. Kemudian diringa kembali melanjutkan ucapannya.

"Lo terlalu kotor buat gue jadiin pacar Sal, TERTALU KOTOR. Jadi jangan berharap banyak lo bisa jadi pacar terindah gue," sambung Aldi santai, dirinya terkekeh dengan wajah kosong.

"LO!" marahnya, Salsha sudah sangat habis kesabaran. Sekarang Salsha ingin sekali menampar bibir itu. Bibir yang selama ini hanya mengejek. Namun sekarang harga dirinya telah diinjak oleh bibir yang Salsha anggap hanya bisa humkris selama ini.

"Apa, terlalu tampan?" tantang Aldi yang melihat wajah Salsha sangat marah padanya.

"Cowok paling brengsek yang gue tahu," sambung Salsha dan berdiri ingin pergi meninggalkan sikap Aldi yang sangat membuatnya pusing.

"Eittts. Duduk dulu dong, belum juga adegan tampar-tamparan masa udah pergi aja," Aldi menarik tangan Salsha agar tidak menjauh darinya.

"LO BEGO YA!"

"Bukan bego babetapi terlalu cinta," jawabnya lagi dan kembali tertawa seperti orang gila.

"Najis!"

"Uduh-uduh. Sini gue sentuh dulu, siapa tahu jadi jinak," ucap Aldi dengan mendekatkan duduknya menempel dan mengunci pergerakan Salsha.

"Eh, mau ngapain!" teriak Salsha membuat semua pengunjung menatapnya. Anehnya saat tangan Aldi menyuruh mereka pergi, dengan patuh mereka semua pergi begitu saja tidak keberatan. Jadi, bisa jelaskan pada Salsha apa yang sedang Aldi lakukan?

"Enggak perlu bingung, ini restoran punya gue. Jadi matanya biasa aja,"

WHAT?

APA KATANYA? Aldi punya Reastoran? dia ngepet darimana?

avataravatar
Next chapter