"Tuan, kali ini bukan aku sendiri yang mengalami kesialan," kata Herry menoleh pada pasangan suami istri di kursi belakang.
"Maksudmu?" balas Mahendra.
"Kita bertiga sedang sial," pernyataan Herry membuahkan kerutan pada dahi pasangan suami istri tersebut.
"Jangan bertele-tele," Aruna merasa Herry kian unik, terkontaminasi oleh atasannya yang merupakan suaminya sendiri -Mahendra-.
"Bahan bakarnya habis, dan.." ajudan tersebut menoleh ke sekitar jalan. Hamparan ladang sayur dan perbukitan, mustahil ada SPBU di tempat seperti ini.
"Kenapa tadi tidak beli?" suara Aruna menarik perhatian ajudan suaminya.
"Em' maaf, saya lupa. Anda berdua bertengkar terus," Herry cemberut untuk pertama kalinya, "Saya tidak ingat apapun, kecuali topik pertengkaran anda berdua," lirih dia bersuara.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者