"Aruna.."
"Brak!" Hendra mendorong kasar pintu kamar hotel mereka, dia mendapati istrinya berdiri tegap di sana di dekat ranjang. Semoga belum terlambat untuk membujuknya bertahan.
Sayangnya ada yang mencurigakan: "sayang mengapa kau pakai sweater mu?"
"tas itu juga? Bagaimana bisa berada di bahumu?" Hendra mendekatinya berjalan perlahan menuju perempuan yang sedang merinding ketakutan.
"Hen.. aku.. Aku mau pamit" Entah mengapa gadis ini memilih menunggu suaminya daripada berlari menghilang seperti perintah kakaknya.
"Pamit kau bilang.. kenapa harus pamit.. kau selalu pergi bersamaku, bukan begitu sayang" pria yang berjalan perlahan itu memicingkan mata, nada kemarahan mulai dia gejolakkan.
"lepaskan sweater mu.. tasmu juga..?" Cucu Wiryo mengusung perintah.
"Hen.. aku sudah ditunggu" gadis itu berjalan mundur karena Hendra seolah ingin menangkapnya.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者