webnovel

CEO Termiskin di Dunia

Posisi Hanjo sebagai CEO terusik setelah kematian Moina, istrinya. Betul, kedudukan di kursi eksekutif tertinggi itu didapatkannya setelah menjadi suami ketiga janda bergelimang harta itu. Namun Hanjo tidak bisa menerima ketika dalam surat wasiatnya, Moina yang biasa dipanggilnya Mamoi itu, hanya menyisakan sebuah rumah kecil dan mobil tua untuknya. Selebihnya untuk kedua anaknya. Lucya dan Melina. Hanjo bukanlah pria dengan modal tampang semata. Ia menduduki jabatan sebagai CEO juga ditunjang oleh kemampuan dan kemauannya untuk belajar. Ia punya banyak kawan. Pandai bergaul. Terjadilah perseteruan dengan Lucya dan Melina. Hingga ia kehilangan posisi sebagai CEO. Ia masuk penjara. Menjadi CEO termiskin. Mampukah Hanjo keluar dari belitan masalah? Apakah ia menjadi CEO termiskin selamanya? Apa yang dilakukannya?

Rehano_Devaro · 现实
分數不夠
147 Chs

Ada Masalah Penting Di Pekanbaru

Hanjo memandangi Inge dengan mata tidak berkedip. Ia mengangguk berkali-kali.

"Ya, ke Riau. Ke kampung Meisa itu."

"Aduh, jauhnya..."

"Bukan jalan kaki ke sana."

"Aku pun belum pernah ke situ."

"Bisa dicari!"

Bel di pintu berbunyi. Hanjo tidak peduli. Seakan tidak mendengarnya. Dibiarkan saja.

"Bisa kamu pergi?" tanya Hanjo dengan pengharapan penuh. Terlihat dari matanya.

"Aduh, gimana ya?"

Bel di pintu kembali berbunyi. Berulang beberapa kali. Hanjo tidak menoleh sedikit pun.

"Sepertinya ada yang penting itu. Buka pintunya," kata Inge menunjuk dengan mulutnya.

"Kamu mau membantu aku?" Hanjo menunggu penuh harapan. Matanya ikut menunggu.

Inge mengangguk. Perlahan.

Hanjo tersenyum. Ia berdiri. Deringan bel pintu seakan bertalu-talu. Ia segera melangkah mendekati pintu. Sudah disiapkannya makian di ujung lidah.

Di depan pintu Sarita tegak dengan mata nyalang. "Kok lama betul?"

Hanjo mengatupkan rahang. Ditelannya makian itu "Masuklah." Ia memperlebar buka pintu.

鎖定章節

在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者