webnovel

18. Utari

Malam hari ketika selesai makan malam Rania berdiam di kamar nya termenung sambil memandang langit malam yang di terangi cahaya bulan dan bintang bertebaran. Namun suara dering ponsel nya membuyarkan lamunan nya.

"drttt drttt drtt" suara getar ponsel Rania,

Saat ia lihat tertulis nama Utari di sana.

Utari adalah teman sekantor Rania di kelompok sekertaris Perusahaan Jean yang dikepalai oleh Tyo sebagai Sekertaris Inti. Utari berteman dengan Rania sejak jaman Kuliah, dia terbilang cukup dekat. Suka duka sering mereka bagi bersama namun ada hal privasi yang jarang Rania ceritakan kepada Utari karena Rania tipikal Gadis yang lebih sedikit pemalu sedangkan Utari sosok yang energic dan ceria.

Rania pun mengangkat telepon dari Utari.

"Hallo, Assalamualaikum". ucap Rania

" Waalaikumsalam Rania apa sudah tidur?" tanya Utari

"Belum, kamu sendiri ada angin apa tiba - tiba menghubungiku malam - malam? " tanya Rania sambil tersenyum

"Angin puting beliung hehehe" jawab Utari garing

"hush kalo ngomong, ada apa tumben telepon malam - malam?" tanya Rania

"hmm itu hmmm... tapi janji jangan marah ya Ran". jawab Utari ragu - ragu.

" iya... apa ayo cepat cerita, kamu lagi naksir cowok atau bagaimana? " tanya Rania antusias

"bukan, ini tentang Pak Brian" jawab Utari Singkat

DEG

Dada Rania kaget mendengar nama Pak Brian

"lanjutin dong" ucap rania malas sebenarnya membahas masalah Pak Brian

"Tadi aku lihat dia sudah berkemas karena mengundurkan diri secara dadakan. Bahkan saat ditanya Pak Tyo dia bilang bosan bekerja jadi anak buah, dia akan membuka perusahaan sendiri dan dia yang akan jadi Bos tertinggi nya. Terang Utari panjang lebar

" Benarkah?" tanya Rania menimpali yang padahal ia sudah tahu karena dia mendengar sendiri Jean menyuruh nya mengundurkan diri namun karena Rania pikir masalah nya dengan Pak Brian adalah masalah pribadi dan privasi jadi Rania tidak bisa bercerita dengan Utari.

"Iya, tadi aku sempat bertanya sama Pak Tyo tapi dia tidak tahu malah baru tahu dari aku. Tapi aku turut senang karena kan Pak Brian suka genit tuh sama kamu, ya paling tidak sekarang sudah gak ada kesempatan buat Pak Brian ganggu kamu di kantor" jelas Utari

"Iya sih, aku sedikit lega. Tapi.... aku juga sedikit khawatir... " lalu Rania terdiam

"Khawatir kenapa bukankah kamu harus nya senang? " tanya Utari

"Aku Khawatir nanti diluar kantor dia bisa aja kan datang di hadapan Ku Tari? makanya aku khawatir kalau saat di luar kantor bertemu Pak Brian aku harus bagaimana?" ucap Rania menjelaskan kekhawatiran nya.

"hmmm.... iya juga sih. Tapi ya sudah lah jangan di pikirkan, sekarang kamu bahagia aja dulu masalah dia nanti akan berbuat apa kita pikirkan nanti. Ucap Utari meredam kekhawatiran Rania

" Kamu benar, Oiya Sabtu ini kita Nonton yuk Tar. Kamu lagi nggak ada janji smaa orang lain kan? " tanya Rania berharap Utari bisa pergi

"Serius mau Nonton? Kebetulan aku lagi mau Nonton Film Wedding Agreement nih Ran. Gimana kalau kita nonton itu aja?" Bujuk Utari

"Boleh, yang penting kita nonton janjian jam 4 sore ya di Mall." Jawab Rania setuju

"Oke, kalo gitu nanti Sabtu kita sambung lagi. Assalamualaikum" ucap Utari berpamitan

"Waalaikumsalam" dan percakapan telepon mereka pun berakhir

***********

Utari adalah anak kedua dari dua bersaudara, Kakak nya bernama Robi mereka berasal dari Jogja. Utari selalu tampak ceria dia tidak pernah memikirkan masalah hingga berlarut larut. Ibu Utari saat ini sedang menceritakan pertemuan antara Ibu Utari dengan Ibu Annisa.

Suatu hari teman Ibu nya datang berkunjung dari Jogja, dan Utari pun berkenalan dengan Ibu Annisa. Kabarnya Ibu Annisa itu sedang mencari calon untuk putra nya yang sering dipanggil Mas Yoyo. Ibu Utari senang jika bisa berbesanan dengan teman nya asalkan Utari setuju. Karena sifat dan sikap Utari mirip sekali dengan Ibu Annisa saat masih gadis.

Tari sebenarnya tidak begitu setuju dengan perjodohan, namun karena sering mendengar cerita Ibu Annisa bahwa Mas Yoyo itu sering di goda oleh ibu nya tentang umur nya yang sudah kepala tiga tapi belum beristri Utari sedikit tertarik dengan cerita - cerita Ibu Annisa. Mas Yoyo kata nya terakhir pacaran saat SMA itu pun di selingkuhi sama pacar nya. Ibu Annisa selalu menggoda Anak laki - laki kok di selingkuhi. Dan karena patah hati kali pertama Mas Yoyo sampai sekarang tekun belajar hingga dapat beasiswa kuliah ke Luar Negeri dan bekerja di perusahaan besar. Dan tidak punya waktu untuk cari pacar.

Kalau Utari mau di kenalkan dengan Mas Yoyo nanti mereka akan di pertemukan untuk dikenalkan jika Mas Yoyo sudah ada waktu Luang. Utari berfikir jika diselingkuhi membuat dia tidak membalas dendam artinya pria itu penyayang dan sabar. Apalagi kalau tidak pernah mencari pengganti pasti Mas Yoyo itu laki - laki setia. Kalau sudah cinta sama seseorang akan menjaga hati nya. Setiap di goda ibu nya tentang pernikahan Mas Yoyo tidak pernah marah atau tersinggung berarti Dia tidak mudah tersinggung.

Sudah jarang sekali laki - laki yang seperti itu jaman sekarang kalau ada 100 laki - laki mungkin hanya 1 yang seperti Mas Yoyo. Tapi bagaimana pun Utari mau nya dikenalkan dulu saja supaya bisa saling mengenal satu sama lain. Dan sepertinya seru jika punya Ibu mertua seperti Ibu Annisa yang supel suka bergurau, tidak terlalu serius banget seperti kebanyakan Ibu mertua yang ada di sinetron - sinetron.

"Jadi Tari mau nih Ibu kenalin sama Mas Yoyo anak nya Ibu Annisa?" tanya Ibu Utari

"Ya kenalan dulu gak papa toh Bu?" jawab Utari

"Ya ndak apa - apa nduk, siapa tau jodoh!" ucap Ibu Utari mendoakan semoga Jodoh anak nya benar Mas Yoyo

"di Amin in aja dulu ya Bu, kalo Tari sih yang penting Ayah, Ibu dan Orang tua Mas Yoyo semua merestui. Tapi nanti seumpama Tari sama Mas Yoyo gak cocok tolong jangan dipaksa ya Bu" jawab Tari

"iya, nanti Ibu bilang dulu ke Bapak Mu dan Ibu Annisa yo". seru Ibu Utari

" Iya" jawab Utari

*******

Dirumah Jean

Suasana Makan malam di meja makan sangat khidmat. Selesai makan malam seperti biasa mereka selalu ngobrol apa pun itu menjadikan momen menyenangkan setelah seharian beraktifitas.

"Jean bagaimana kantor baik - baik aja kan?" Tanya Ayah nya Jean

"Kantor Alhamdulillah sejauh ini masih menanjak terus bisnis nya. Dan harga Saham kita pun cukup stabil" Jawab Jean

"Baguslah Ayah memang gak salah milih kamu untuk memimpin Perusahaan di Jakarta" puji Ayah nya

"Ya ini juga berkat ilmu dari Ayah sama Bunda" jawab Jean

"Nanti kalau kamu sudah menikah Ayah akan jadikan kamu Presdir Nak." Ucap Ayah membuat Anya dan Jean membesarkan bola mata nya

"Ayah Serius?" Tanya Jean

"Ayah ini beneran? wah aura positif calon menantu sudah mulai kelihatan". Ucap Anya dengan polos nya

" Apa sih dee kamu itu mikir nya kejauhan" Jawab Jean

"Ya nggak kejauhan Kakak Ku sayang, Aura mau punya menantu dan punya cucu membuat Ayah berbaik hati mengangkat Kakak jadi Presdir. Benarkan Ayah?" Ujar Anya dengan polos nya

"Ayah serius Jean. Salah satu nya ya karena kemampuan Kamu memimpin Perusahaan memang mempuni. Kedua ya benar karena sebentar lagi kamu akan menikah dan akan hidup Mandiri. Ayah Akan melepas Perusahaan ini menjadi milik kamu seutuh nya agar kamu Mandiri dengan Istri dan anak mu Kelak. Ya Anggap saja hadiah Pernikahan kalian". Jawab Ayah

"Terimakasih Yah" Jawab Jean sumringah tak menyangka akan diangkat jadi presdir di usia 31 tahun

"Selamat ya Sayang, Bunda seneng banget mendengar nya. Semoga ini menjadi motivasi untuk kamu nanti semakin bagus dalam menjalankan Perusahaan dan banyak meraih prestasi di dunia bisnis" Ucap Bunda

"Thank You Bunda, ini juga karena berkat doa Bunda Pasti nya" Jawab Jean yang masih berbunga - bunga

"Ya tapi Kalau Calon Kakak Ipar nanti mau nerima lamaran Kakak itu juga. Benarkan Ayah? Jadi Kakak harus berusaha keras, " Ujar Anya ada benar nya juga kadang kadang

Jean menatap adik nya dengan sangat dingin, hingga adik nya jadi salah tingkah saat duduk.

"Tentu saja dia akan menerima, siapa yang bisa nolak ketampanan Kakak mu ini? " Jawab Jean dengan Bangga

"Semoga aja Kak, kata Bunda Calon nya Kakak ini gak kaya gadis - gadis lain di luar sana yang mau saja di Jodohkan dengan Pria Kaya karena silau dengan Uang. Ucap Anya menerangkan

Jean mengerutkan kening nya, ia berfikir calon nya nanti akan menerima langsung lamaran karena keluarga Jean kaya raya. Ternyata tidak seperti itu, rupanya dia harus mengenal lebih jauh pribadi gadis yang akan di pertemukan hari Minggu Nanti.

"Bunda, nanti setelah ini ceritakan bagaimana sifat gadis itu dan semuanya tentang Dia Aku mau tau semua." Ucap Jean kepada Bunda karena dia mulai penasaran

"iya, nanti setelah ini bunda akan ceritakan semua informasi yang di ceritakan Ibu nya ke Bunda kemarin" Jawab Bunda tersenyum rupanya mulai ada aura positif padahal awal nya Jean tidak ingin tahu apa pun