webnovel

Buku Permintaan

Apa yang terjadi dengan Reinkarnasi, tapi tetap berada di lingkungan Modern? Apa yang terjadi jika kita memiliki Buku Permintaan yang mengabulkan satu keinginan tiap satu tahun? Apa yang terjadi bila Dunia ini melegalkan Polygamy? Apa yang terjadi bila Dunia ini karena adanya perang dunia ketiga mengurangi kebudayaan musik dan film? Ikuti kisah Samael Duodere, seorang reinkarnator yang memaksakan hidupnya ke jalan bergelimang harta tahta, dan wanita ini! -------------- Peringatan: unsur disini ada Incest dengan ibu atau bahkan mungkin adik perempuannya. jika kalian tidak suka harem besar dan Incest, jangan baca ini.

Yuuya3 · 都市
分數不夠
721 Chs

Identitas yang Sebenarnya

"Yang benar? Apakah dua gadis kecil ini sangat menakutkan?"

Samael masih merasa apa yang dikatakan Kakeknya itu benar-benar tidak bisa dipercaya.

Melihat wajah lucu putri kecilnya disana ketika dia menyentuh pipinya, Samael hanya merasa kalau keduanya adalah makhluk terimut di Dunia!

"Tapi tetap saja, apakah itu karena gen milikku?"

"Hm? Ahhh, tentu saja tidak. Itu juga karena gen gadis ini." kata Kakek Dewa sambil menepuk-nepuk kepala Laelia dengan lembut.

Laelia menyipitkan matanya dan menikmati tepukan di kepalanya, dan Kakek Dewa memanjakan Laelia seolah dia adalah putrinya sendiri.

Melihat ini, Samael penasaran: "Apakah Lia lebih kuat daripada Yegudiel atau Lilith?"

"Ah, Kakak sepertinya tidak tahu bukan?~"

Suara manis ini dan penuh keceriaan ini, ditambah beban berat di atas kepalanya, Samael segera tahu siapa itu!

Dia langsung menangkap May dan menempelkan dirinya ke pipinya, "Ahhh, May! Kakak merindukanmu! Benar-benar merindukanmu! Satu setengah tahun ini benar-benar berat tanpamu~"

"Ahh, jangan gosok, jangan gosok lagi! Wuuu, Wajah May hancur, Uuuuuuu...."

Setelah beberapa menit bermain dengan adik sekaligus calon putrinya di masa depan, Samael akhirnya bertanya: "Jadi apa maksudmu dengan tidak tahu ini?"

"Humph!" May membuang muka, tapi dia masih memberikan info: "Laelia Limolia, dia terlahir sebagai sosok yang menampung kumpulan semua hal ketika Alam Semesta terbentuk."

"Dia tahu segalanya, bisa melakukan segalanya, tapi itu terbatas di Alam Semesta sana. Tentu saja, jika dia bosan dengan dunia, dia bisa menciptakan dunia baru yang berjalan beriringan di "dunia nyata". Dengan kata lain, merusak realitas dan membentuk yang baru."

Samael membuka mulutnya ketika dia mendengar ini, dan saat berikutnya dia menatap Laelia yang wajahnya memerah karena malu mendengar penjelasan May.

May sendiri, dia dengan wajah penuh pemahaman menepuk pipi Samael dan berkata: "Hehe, Kakak benar-benar luar bisa untuk bisa menaklukan sosok yang bisa dibilang seorang perwakilan Alam Semesta di Dunia sana~~"

"....Yang benar?"

"Uuummm, itu benar, sayang."

Plak!

Samael menepuk dahinya mendengar ini.

Dia memang tahu bahwa Saint Laelia memang misterius, tapi dia tidak menduga bahwa istrinya sebenarnya seseorang setingkat "Dewa"....Atau mungkin, dewa bahkan tidak lebih baik darinya kan?

Tapi Samael tiba-tiba membusungkan dadanya dan bangga!

Maksudku, bahkan Laelia sudah "kalah" darinya dalam "pertarungan besar" selama dia menjadi istrinya!

Haha! Keagungan seorang suami, bahkan jika itu adalah seorang dewi, selama itu adalah istrinya, harus kalah dibawah "hukuman keluarga" !!!

Kemudian Samael berdiri dan menghampiri Laelia: "Lalu sayang, kau sudah tahu keberadaan Kakek?"

"Mm..." Laelia mengangguk sedikit, "Tapi ini kali pertama aku bertemu dengannya. Dia...sangat menakjubkan!"

"Puih!" Samael dan May tiba-tiba mendengus jijik, dan keduanya menatap Kakek Dewa yang merasa puas mendengar kalimat Laelia.

Keduanya tidak tahu apa yang dilihat Laelia pada Kakek Dewa, karena pada dasarnya, apa yang dilihat Samael dan May dengan apa yang dilihat Laelia mengenai Kakek Dewa benar-benar berbeda.

Kemudian Samael mencium pipi Laelia dan berkata, "Lupakan Kakek, tapi ingat sayang... siapapun kau yang sebenarnya, kau adalah istriku, dan Mama dari Lily dan Aura! Hanya itu yang perlu aku tahu dan perlu kau ingat!"

"Hmmm..."

Laelia tersenyum puas dan bermanja di telapak tangan Samael yang hangat dan kasar.

Melihat interaksi ini, Kakek Dewa yang masih menggendong Lily di tangannya juga tersenyum lembut.

....Sayangnya ada seseorang yang mempengaruhi plot, jika tidak, Samael akan bersama dengan Laelia sebagai satu-satunya istrinya.

Setelah mengatakan itu, orang itu mulai menatapku lagi dengan pandangan kesal...

– Aku tidak salah! Aku hanya membuat cerita!

....Tsk, aku benar-benar ingin merobek dinding dimensi ini dan masuk kesana untuk menendang bokongmu!

– Hai Hai...

Setelah berbincang sedikit dengannya, Kakek Dewa menyerahkan Lily ke sisi pelukan Laelia dan berkata:

"Jadi apa yang akan kau lakukan selanjutnya? Ingin kembali sekarang?"

"Kau bercanda? Keduanya masih kecil dan aku harus bersama dengannya sampai keduanya sedikit dewasa. Ditambah..."

Samael menatap Atira yang perutnya sudah besar dan perut Kalika yang juga sudah mulai membuncit, kemudian wajahnya mulai melembut.

Dia berkata: "Dan aku masih memiliki istri yang masih mengandung anakku. Aku akan menunggunya sebagai seorang suami."

"Huh! Nah, lupakan saja masalah itu. Tapi aku tidak menyangka bahwa kau masih tidak bisa melepas sifat bajinganmu bahkan setelah aku memberikan kesulitan besar di Dunia ini.....Kau benar-benar cucu yang serakah!"

Mendengar ini, bahkan Laelia tidak bisa menahan anggukan. Dia puas dengan kata-kata Kakek Dewa.

Samael sendiri merasa malu sedikit, "Iyaaahhh...Aku tidak bisa menahannya. Maaf sayang, juga...maaf Kakek. Padahal kau sengaja membuatku ke Dunia ini untuk belajar setia dan belajar untuk tidak melupakan "kulit" setelah aku mencapai ketinggian yang luar biasa...."

"Hah? Apa maksudmu?" Kakek Dewa terlihat bingung.

Samael juga bingung dan memiringkan kepalanya, "Bukankah alasan kau menarikku dan Lia kesini agar aku setia kepadanya, dan juga untuk mengalami pengalaman orang biasa agar aku tidak melupakan masa laluku sebelum aku menjadi sosok tinggi di Dunia sana?"

"Tidak, tidak, tidak..." Kakek Dewa melambaikan tangannya dengan pandangan aneh.

Dia menatap Samael dan berkata dengan kosong, "Bagaimana bisa kau memikirkan hal keterlaluan seperti itu?"

"Eh? Bukan? Lalu untuk apa?"

"Bukankah sudah jelas? Aku hanya ingin melihat drama yang lebih bagus, itu saja."

Puk...

Kakek Dewa menempatkan tangan kanannya ke pundak Samael dan menghela nafas, "Apakah kau terlalu banyak berpikir? Atau kau sekarang sudah bodoh? Huhhhhh...."

Samael: " ##### !!!!–"