webnovel

BUKAN SALAH JODOH 2

Kisah cinta Aoran dan Lily, lanjutan dari BUKAN SALAH JODOH silahkan baca cerita pertama sudah tamat

Ayun_8947 · 现代言情
分數不夠
28 Chs

Tragedi di kolam

Niat awalnya Lily mencari Aoran dan akan mengembalikan name tag yang ia temukan di perpustakaan, tapi mengitari gedung mewah sekolah ini membuat Lily lupa akan tujuan awalnya, dia bahkan tak tahu dimana kelas Aoran, jadi akhirnya dia berjalan jalan saja.

Khas sekolah mewah kelas internasional, pada bagian depan ada lobby seperti layaknya hotel mewah bintang lima yang lengkap dengan meja informasi dan front office.

Gedung ini terdiri dari enam lantai berbentuk u, pada bagian tengah ada lapangan untuk olahraga dan tempat parkir, pada halaman samping juga ada lapangan hijau untuk kegiatan outdoor, pada bagian belakang dilengkapi hall besar yang lengkap dengan kolam renang, ruang ganti yang di fasilitasi dengan air panas dan sejuk, semua tampak menakjubkan dengan disain bangunan modern futuristik.

Lily mengelilingi hall bagian belakang, Dimana dia melewati sebuah ruangan seperti aula pentas. Ada banyak alat musik di tepi panggung, dari alat musik modern hingga tradisional, ada gamelan, angklung, gong dan beberapa alat musik yang membuat Lily kagum karena itu berasal dari luar negeri.

Sementara alat musik modern, Lily melihat keyboard, drum, gitar elektrik, bahkan ada ukulele juga.

Dia merasa sangat girang mendapati alat musik itu. Gadis itu segera menarik kursi kayu dan duduk di balik drum, dia menyambar stik drum dan mulai m nyentuh tiap mimbran dengan hati hati sampai tangannya gatal dan mulai mengetuk dengan penuh semangat. Ah! Dia merasa sedang ada di dunia ajaib seperti yang Alice alami. Tapi gadis itu tak mau larut seperti Alice hingga menjebak dirinya.

Pada bagian tengah panggung ada stand mic, gadis itu segera menyambar dan mulai bernyanyi dengan suaranya yang merdu, dia memulai dari lagu country Taylor Swift pada masa dulu, Mean yang bercerita tentang seorang gadis dengan masa lalu dikucilkan tapi bisa bangkit! Dan dia menyukai lirik lagu itu.

"Oke aku tak bisa berlama lama di sini!" Ujarnya mengingatkan diri sendiri. Dia segera menjauh dari semua alat musik dan panggung yang dia impikan itu.

Dia akhirnya bisa juga keluar dari ruang aula pertunjukan dan menyusuri lorong lain, hingga pada sebuah pintu geser berukuran besar yang bertuliskan.

Swimming pool.

Ini adalah fasilitas renang indoor sekolah. Gadis itu menggeser pintu dengan perlahan dan hati hati.

Pada suasana kelas bebas seperti ini tidak banyak siswa yang menghabiskan waktu di dalam ruangan, mereka lebih menyukai berkumpul bersama di luar sana, duduk duduk di taman dengan laptop di pangkuan, bahkan atap sekolah menjadi spot baru favorit akhir akhir ini setelah peraturan pelarangan ke atap di cabut.

Lily mengedarkan pandangannya, dan disini sepi sekali. Gadis itu menyukai kesunyian, rasa senyap sangat lekat dengan dirinya yang selalu sendiri dan kesepian. Dia tak terlalu pintar bersosialisasi, dia tak pintar mencuri perhatian seperti Miran, dia sangat cocok dengan ruangan dingin dan sunyi ini.

Gadis itu melepaskan sepatu kets di kakinya.

Dia menurunkan dua tungkaunya dengan hati hati sekali ke dalam kolam, dan menikmati sejuk dingin air yang menggigit kulit kakinya yang lembut dan bersih. Dia tersenyum kecil menyukai kesunyian ini dengan menyimpan kedua tangan di sisi tubuhnya.

Ah ada yang mengganjal dalam telapak tangannya, dan itu adalah name tag milik Aoran, dia menaruh name tag itu tak jauh dari posisi ia duduk.

"Aku akan mengembalikan nanti, setelah aku menikmati ruangan ini." Ujarnya pada diri sendiri.

Lily mendongakkan kepala, menarik nafas dalam dalam dan menikmati udara segar ruangan ini. Rasanya benar benar sejuk dan menenangkan, dia benar benar menyukai air dingin dan suasana sunyi ini. Lily mulai bersenandung. Dia bernyanyi dengan suaranya yang merdu, gadis itu menyanyikan lagu lama yang mendayu.

Somewhere… over the rainbow..

~Oohooo oohoooho ooooho

Ooooo oooooo oooooo

Ooooo oooooo oooooo

Somewhere over the rainbow

Way up high

And the dreams that you dreamed of

Once in a lullaby ii ii iii

Somewhere over the rainbow

Blue birds fly

And the dreams that you dreamed of

Dreams really do come true ooh ooooh

Someday I'll wish upon a star

Wake up where the clouds are far behind me ee ee eeh

Where trouble melts like lemon drops

High above the chimney tops thats where you'll find me oh

Somewhere over the rainbow bluebirds fly

And the dream that you dare to, why, oh why can't I? i iiii

Well I see trees of green and

Red roses too,

I'll watch them bloom for me and you

And I think to myself

What a wonderful…

Saking hanyut dalam suasana Lily tak sadar kalau suaranya semakin naik dan.lepas, seakan dia sedang berada dalam kamarnya sendiri, dia begitu menikmati kesendirian di sini sampai sampai matanya terpejam.

Aoran menautkan alisnya, dia sudah berapa detik menahan nafas di dalam air, tiba tiba suaranya mendengar suara samar seperti nyanyian siren yang mendayu, membuat seorang pelaut hilang konsentrasi.

Pemuda itu akhirnya membuka matanya, saat ia mendongakkan wajahnya, pupil mata terang dibalik kacamata renang itu tampak terkejut, dia melihat sosok seorang gadis dengan kulit putih bersih di atas sana, pikirannya akan siren dan nyanyian yang menjebak pelaut membuat otaknya sedikit berpikir aneh, ayolah Aoran itukan hanya mitos.

Pria itu keluar dari dalam air dan mengejutkan si gadis.

Aoran yang tiba tiba muncul ke permukaan air dengan deburan air di sekitar tubuhnya yang terbuka jelas membuat Lily terkejut, gadis itu lupa akan keseimbangan tubuhnya, dia merasa seseorang menarik tungkai kakinya hingga akhirnya dia tercebur ke kolam renang, tepat di hadapan Aoran.

Pria itu juga terkejut dan tak menyadari siapa dan apa yang gadis ini lakukan di sini, saat dia meminta staf penjaga agar tak ada yang boleh masuk saat dia sedang memakai kolam.

Meski Aoran orang yang dingin dan tak peduli tapi saat Lily akan terjatuh dengan spontan dia menangkap tubuh gadis itu ke dalam pelukannya.

Lily menutup matanya karena dia pikir akan tercebur ke dalam kolam yang dingin, tapi ternyata kakinya masih mengambang di dalam air tanpa sampai ke lantai kolam. Dia mendarat dalam pelukan Aoran.

Dia bisa merasakan telapak tangannya menyentuh otot otot pundak yang kekar, dia menyentuh kulit yang terasa dingin dan tegang, Lily perlahan membuka matanya dan wajah mereka bertemu.

Oh my God! Aku berada dalam gendongan seorang pria yang hampir telanjang!

Wajah Lily merah padam seperti udang rebus, dia tak bisa melepaskan pegangan tangannya pada pundak Aoran yang tampak begitu gagah dan tegang.

Beberapa detik mereka saling menatap dengan posisi yang aneh ini, kedua tangan Aoran menyanggah bokong Lily, dan kedua tangan lili mendekap pundaknya, wajah mereka berada sangat dekat hingga sudut hidung mancung itu hanya berjarak sekitar tiga senti saja.

Byuurr!!

Setelah sadar dengan kejam Aoran melepaskan tangannya dari bokong Lily, dan gadis itu juga mengangkat kedua tangannya, dia tenggelam ke dalam air yang dingin ini di hadapan Aoran yang menyembunyikan wajah malu nya.

Aoran menggigit bibirnya, kesal dan malu bercampur di raut wajah nya yang tampak datar itu.

Perlahan Lily muncul ke permukaan.

Rasanya aku ingin terus menyelam tapi nafasku tak sehebat itu, semakin lama aku muncul pasti akan semakin aneh! Batin gadis itu malu sendiri, dia hanya bisa tertunduk di hadapan Aoran, dan kemana arah pandangannya, dia tak sengaja menangkap dua gundukan kecil berwarna merah kecoklatan pada dada Aoran, gadis itu segera memalingkan wajah dan m membuang pikiran yang tiba tiba terasa berpolusi ini.

Tak ada kata kata dari bibir Aoran, ataupun Lily, gadis itu diam saja dengan pakaiannya yang basah kuyup.

Aoran segera naik ke tepian kolam, dia berusaha mengatur pikirannya.

Gila! Dia mengenakan bra renda berwarna putih tapi kenapa di kepalaku malah tampak jelas isinya!

Aoran berusaha memukul mukul kepalanya seperti orang sedang membuang air yang masuk di telinga padahal dia sedang menjauhkan pikiran mesum karena kemeja Lily yang transparan.

Aku pasti gila.deh setelah ini! Gerutu Aoran pada dirinya sendiri.

Dia tampak cuek dan melangkahkan telapak kakinya yang besar itu dengan langkah yang tenang, tapi telapak kakinya menginjak sesuatu yang terasa begitu tajam.

Byuur!!

Sekali lagi seseorang tercebur ke dalam kolam dengan posisi terlentang, air yang masuk ke hidung karena dia sedang terkejut saat tercebur membuat wajah Aoran semakin memerah, setidaknya dia punya alasan untuk menyembunyikan malu yang menyergap dirinya, yang ingin rasanya menghilang saja dari muka bumi ini.

Lily yang tadinya hanya tertunduk akhirnya mengangkat wajah, dia mencemaskan Aoran yang butuh beberapa detik untuk kembali muncul ke permukaan, seperti nya mereka mengalami masalah yang sama.

"Kak--" Lily berusaha mengeluarkan suaranya dengan susah payah, dia tak berani bicara pada siapapun di sini hanya saja dia terlalu mencemaskan keadaan Aoran.

"Jangan bicara padaku! Jangan mendekat padaku! Kau dan aku harus tahu berapa.jarak antara kita! Tiga meter!" Ketus Aoran sekarang dia memilih naik lewat tangga kolam.

Pria itu melangkah tertatih, sepertinya sesuatu melukai kakinya.

"Tiga meter?" Tanya Lily pada diri sendiri. Dia tak mengerti dengan ucapan Aoran.

Pemuda itu sudah menjauh, diaelangkah dengan semua kemaluannya agar terlihat cool dan gagah, padahal dia ingin menangis karena rasanya Sesuatu telah melukai telapak kakinya.

Sialan! Wanita itu bawa sial! Kenapa lagi aku bisa terpeleset di hadapannya! Duh..

Lirih Aoran sangat malu sambil menahan nyeri di telapak kakinya.

**** Siren adalah makhluk berwujud setengah wanita setengah burung yang menyanyikan lagu pada para pelaut yang lewat. Orang yang mendengar nyanyian mereka akan menjadi tidak sadarkan diri, sebagian menabrakkan kapal mereka ke batu karang dan sebagian akan menenggelamkan diri ke laut.