Sehabis bicara seperti itu, Li Yong kemudian minum arak tiga kali. Ia ingin melepaskan penak di pikirannya. Persoalan yang ia hadapi saja belum usai, sekarang malah sudah muncul persoalan yang baru lagi.
Keadaan di ruangan itu langsung hening. Dua orang tersebut saling diam satu sama lain.
Wakil Ketua Huang terdengar beberapa kali menghela nafas berat. Ia cukup mengerti apa yang dikatakan oleh pemuda serba merah itu. Karenanya, sekarang orang tua itu tidak mau memaksa lagi.
"Jadi, Tuan Li tetap tidak mau menerima tawaran menjadi Ketua Partai Pengemis?"
"Ya, tidak bisa," jawbanya tegas.
"Baiklah, aku tidak bisa memaksa lagi. Tapi, aku punya satu permohonan kepadamu. Aku harap, kau bisa mengabulkan permohonanku ini," pintanya dengan ekspresi wajah serius.
Li Yong menoleh ke arahnya. Ia memandangi orang tua itu dengan tatapan mata tidak kalah seriusnya.
"Permohonan apa?" tanyanya sambil mengerutkan kening.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者