Langkahnya anggun menapaki jalan, bertubuh tinggi .. ramping .. sempurna, warna kulitnya putih seputih kapas ... berkilau bagaikan intan yang telah diasah menjadi berlian.
Semilir angin yang berhembus mengibarkan rambutnya yang lurus ke belakang, terasa ringan berwarna tembaga menambah kesan di parasnya yang cantik, menampakkan betapa indahnya makhluk ciptaan Tuhan yang Maha kuasa ini.
Binar matanya yang ber-iris cokelat kegelapan bening seperti tetesan embun di pagi hari memancarkan kebahagiaan yang nyata.
Tarikkan bibirnya yang manis menghadirkan senyum yang rupawan membuat seluruh mata menatapnya takjub.
Hanya memuja , terpesona namun tak berani untuk menggoda atau pun mengganggu. Seolah dirinya dimuliakan untuk selalu dihargai.
Siapakah dia?
Dia adalah sang bidadari dari surga yang turun ke bumi tanpa sayap, tanpa pengawal hanya kemampuan khusus yang dimilikinya sebagai pelindung diri dari godaan setan dan iblis yang berjanji akan selalu menganggu manusia.
Kakinya yang tak beralas menapak tanpa lelah, matanya melirik ke kiri dan kanan melihat gaya dan style para wanita yang beraneka ragam.
Dia pun berhenti sejenak di depan outlet pakaian bergengsi, menatap dirinya dipantulan cermin .. sedikit aneh karena gaun yang dipakainya sangat tipis dan transparan sedangkan tidak ada satu pun orang yang memakai gaun seperti dirinya.
Dia masuk ke dalam outlet itu dan memilih pakaian yang sesuai dengan kemauannya, saat dia memakainya dan ingin keluar..
"Hey, nona .. anda belum membayarnya"
si cantik ini berhenti lalu menoleh pada wanita itu..
"Maaf, bayar.." ucapnya..mengulang perkataan si penjual
"Iya, kau belum membayarnya"tegas di penjual lagi namun tanpa ekspresi marah.
Kata 'bayar' begitu asing untuknya karena di surga tidak ada bayar membayar apa pun .. maka dia hanya melongo kebingungan.
"Berapa yang harus dibayar, biar saya yang bayar" ucap salah seorang wanita yang sebagai pengunjung outlet ini
Lalu dia mengeluarkan sejumlah uang untuk membayar.Setelah itu menghampiri si cantik ini.
"Apa kau punya uang?"
Dia menggeleng lalu wanita ini memberinya sejumlah uang
"Ini..ambilah untuk membeli makanan"
Lagi .. dia merasa bingung dengan kata 'membeli makanan' karena di surga buah buahan sudah tersedia dan bisa langsung di makan,lalu dimanakah dia harus mendapatkan buah karena sekarang perutnya telah berbunyi minta diisi.
Setelah keluar dari outlet, dia berjalan kembali mengikuti kata hatinya. Melihat kembali orang memakai sepatu high heels yang tampak anggun berjalan dan dia pun ingin memakainya.
Dia menoleh ke kiri dan ke kanan lalu terlihatlah sepatu yang seperti wanita itu kenakan .. terpajang di dalam kaca.
Dengan wajah polosnya dia masuk lagi ke outlet yang menjual aneka sepatu lalu menyerahkan uang tersebut tapi si penjual protes padanya
"Maaf, uang anda tidak cukup untuk membeli sepatu ini .. bagaimana kalau ini saja"
si penjual menawarkan opsi lain untuknya dan dia mengangguk setuju lalu segera memakainya.
Sesuatu yang unik baginya mencoba sepatu sendal yang flat sebagai alas kaki dan dia merasa senang, namun tak lama perutnya berbunyi kembali.
Bagaimana caranya menghilangkan rasa lapar yang membuncah di perutnya. Adakah orang yang akan menolongnya lagi?