Andrea merasa kesal karena tidak ada balasan dari Daren. Bahkan telponnya pun tidak di terima oleh lelaki itu. Ia merasa ada yang aneh tapi tidak memiliki keberanian untuk mengatakan hal itu kepada Reyma. Ia hanya ingin menunggu kabar dari lelaki itu sebelum mengatakan kegelisahannya kepada sahabat yang mengenalkannya dengan Daren itu. Andrea mencoba untuk terus fokus pada materi kuliah meskipun sejak beberapa hari lalu pikirannya telah terbagi dengan sikap Daren yang mengabaikannya. Ia mulai merasa ini adalah salahnya karena mengabaikan peringatan Reyma. Seharusnya memang ia tidak menyiram benih-benih rasa yang mulai muncul di dalam hatinya. Sekarang ini adalah hal yang harus dia tanggung. Mencintai lelaki yang hanya menganggapnya sebagai mainan. Ternyata sakit rasanya. Bahkan rasa sakitnya sama dengan saat ia di abaikan oleh Azka.
"Ada apa?" tanya Reyma yang menyadari sahabatnya itu diam saja.
"Apa?" beo Andrea.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者