webnovel

Bad Girl VS Bad Boy

Gue Andrea Kellisha Winanta, cewek petakilan dan ga bisa diam. Senakal - nakalnya gue, gue ga suka sama yang namanya alkohol dan rokok. Kalau sampai gue liat cowok nge-rokok atau minum, sifat preman gue keluar. Hari pertama gue jadi siswi di SMA Jingga, gue lihat segerombolan cowok di kantin dan itu pun masih jam pertama. Sebenarnya waktu itu gue di hukum gara - gara terlambat sekolah. Tapi bodo amatlah, dan yah... sekarang gue di kantin lihat segerombolan cowok itu di meja pojokan, dan salah satu dari mereka nge-rokok. Gue sih ga masalah mereka bolos toh biasanya dulu pas SMP gue bolos, tapi ini salah satunya ada yang nge-rokok. Karena gue benci banget, mulai saat itu gue mulai ngibarin bendera perang. Dan saat itu hidup gue yang awalnya biasa aja, sekararang jadi luar biasa. maksud gue er... LUAR BINASA. Cover : Pinterest (Avatar Fan art)

SpringLoveyy · 青春言情
分數不夠
227 Chs

Chapter 5

Kelli terbangun, ia langsung terduduk dan melihat sekitar. Ia berada di kamarnya, padahal sebelumnya ia bersama kakak kelasnya yang tengil di pantai. Ia merogoh rok sekolahnya. Begitu menemukan benda pipih yang ia cari, perempuan itu segera menelfon Reyhan. Tapi ia baru menyadari jika tidak memiliki kontak laki - laki itu. Ia melihat ada notif pesan, melihat namanya saja Kelli tahu siapa yang mengirim chat.

ZaynMalikKW : Tadi lo ketiduran, jadi gue langsung bawa ke rumah

Sebelum membalas pesan Reyhan, Kelli mengganti nama kontaknya terlebih dahulu. Jauh lah kalau Reyhan disandingkan dengan Zayn, Kelli tidak terima.

AndreaKelli : Thank's

Tengil : Yoi

Melihat nama kontak milik Reyhan di ponselnya membuatnya tertawa. Tengil. Cocok lah buat nama kontak laki - laki itu. Kelli kembali merebahkan tubuhnya di tempat tidur, ia menatap langit - langit kamarnya. Kelli merasa ada yang tidak beres dengan Reyhan. Hari ini laki - laki itu begitu baik dengannya, tapi Kelli tidak mau ambil pusing. Mungkin mood Reyhan sedang baik baik hari ini.

Kelli pikirannya menerawang jauh saat ia dan Reyhan berada di pantai. Kelli teringat raut dan tatapan sendu laki - laki itu. Entah kenapa ketika melihat raut Reyhan, atmosfir disekitar mereka menjadi berbeda. Kelli penasaran, seberat apa beban yang ada di pundak laki - laki itu. Memikirkannya membuat Kelli mengantuk, ia pun kembali tertidur.

***

Reyhan mengerjapkan matanya, sinar matahari menelusup ke dalam ruangan laki - laki itu. Ia bangkit dari tempat tidurnya dan meregangkan ototnya. Matanya melirik jam di atas nakas, masih terlalu pagi. Reyhan tidak tahu mengapa hari ini ia bisa bangun sepagi ini, ia berjalan ke kamar mandi.

Selesai mandi, ia pergi mengambil kunci mobilnya dan tancap gas ke rumah Vion. Seperti biasa, liburan sekolah selalu mereka habiskan di rumah Vion. Di jalan ia tidak sengaja melihat perempuan yang familiar, perempuan itu bersama temannya sedang mendorong motor matic. Reyhan menghampiri kedua perempuan itu.

"Kelli," panggil Reyhan ragu, salah satu dari perempuan itu menoleh. Reyhan dapat melihat keterkejutan di wajah Kelli sekarang, tapi perempuan itu berusaha menyembunyikannya.

"Mau kemana kalian? " tanya Reyhan, Kelli berusaha mengacuhkannya. Entahlah mengingat kemarin, Kelli malu melihat Reyhan. Karena Kelli tidur di depan laki - laki itu. Kelli bukan tipe perempuan jaim, hanya saja ia tidak ingin menjadi bahan olokan Reyhan.

"Cuma mau jalan - jalan aja Kak," jawab Nita, Reyhan mengangguk.

"Gimana kalo kalian ikut gue? Ini motornya biar gue yang urus," ajak Reyhan, hal itu membuat Kelli menggeleng.

"Iya Kak," jawab Nita. Kelli menyenggol tangan Nita, tapi perempuan itu mengiraukannya. Mau tidak mau Kelli meninggalkan motornya dan ikut masuk ke dalam mobil Reyhan. Di dalam mobil Nita dan Reyhan saling mengobrol, sedangkan Kelli sibuk dengan ponselnya.

"Nit lo punya pacar nggak?" tanya Reyhan, sedangkan Nita menggeleng.

"Heh kutil kuda, lo jangan deketin teman gue kalau cuma buat dia sakit hati," ujar Kelli sinis, sedangkan Nita memandang Kelli tajam.

"Kenapa? Lo cemburu?" tanya Reyhan seraya menyeringai. Sedangkan Kelli membuang muka. Tidak, ia tidak suka dengan Kakak kelasnya yang arogan bin tengil itu. Ia hanya malas berdebat. Sudah cukup motornya mogok tadi, jangan sampai darahnya tinggi karena satu laki - laki jahanam seperti Reyhan.

Mobil Reyhan berhenti di pekarangan rumah milik Vion. ketiga nya turun dari mobil dan masuk ke dalam rumah bergaya mediterania itu. Mereka semua di sambut oleh Vion dan juga Bian.

"Widih, siapa nih? Bening amat," tanya Bian begitu melihat Nita. Matanya tak henti - hentinya menatap perempuan itu, hingga membuat Nita tersipu malu.

"Yuk masuk," ajak Vion kepada semuanya. Mereka semua duduk memutar di ruang tengah.

"Ngapain nih kita? " tanya Nita kalem.

"Main truth or dare kuy," ajak Vion dan banyak yang menyetujuinya.

Mereka bermain Truth or Dare hingga lupa waktu, selama bermain yang selalu kena Vion dan Bian. Sedangkan Nita, Kelli dan Reyhan belum kena sama sekali. Hingga,

"Reyhan!!" pekik Bian senang, membuat semua orang disana tertawa kecuali Reyhan tentunya.

"Truth or Dare?"

"Dare," jawab Reyhan mantap.

"Okay, gue balas lo. Tembak cewek yang lo sukai. PakaI ponsel nggak papa atau besok pas ketemu di sekolah," tantang Vion

"Ngapain gue harus telepon dia atau nunggu besok pas sekolah? Orang yang gue sukai aja disini," ucap Reyhan seraya menyeringai. Nita tersenyum, ia gugup sekarang. Sedangkan Kelli memandang Reyhan dengan raut datar.

"Lo mau ga jadi pacar gue Kell?" tanya Reyhan, Nita terkejut. Bagaimana bisa laki - laki seganteng Reyhan suka dengan perempuan barbar seperti Kelli.

"Lho Kak Reyhan suka sama Kelli? Wah Kelli beruntung banget," ujar Nita dengan senyuman yang di paksakan.

"Tuh lo harusnya bersyukur. Cowok se-ganteng gue nembak lo," ucap Reyhan dengan sombongnya membuat Kelli memutar bola matanya jengah.

"Udah malem. gue pulang," pamit Kelli. Ketika Kelli akan berdiri, Reyhan mencekal tangan perempuan itu.

"Jawab gue dulu." Reyhan menatap tajam perempuan di sampingnya. Sedangkan Kelli berusaha melepaskan cekalan tangannya dari laki - laki itu.

"Lo mau jawaban dari gue? Gue nggak mau jadi pacar lo. Puas," jawab Kelli, cekalan Reyhan di tangan Kelli melemah. Hal itu membuat Kelli menyentakkan tangannya dan berlalu pergi.

Saat itu juga Vion dan Bian tertawa terpingkal - pingkal. Hanya Kelli. Hanya perempuan itu yang bisa menolak sahabatnya dan hanya perempuan itu yang berani dengan sahabatnya. Reyhan mengepalkan tangannya, sedangkan Nita bernafas lega.

"Gue pastiin, Kelli bakalan bertekuk lutut sama gue. Kali ini gue serius," ungkap Reyhan tegas. Membuat semua orang yang berada di ruang tengah itu terdiam. Nita tersenyum sinis, ia tidak akan membiarkan laki - laki yang ia sukai dekat dengan Kelli. Ia tidak akan rela jika itu sampai terjadi. Reyhan bangkit berdiri, ia berjalan keluar dari rumah Vion. Bian, Vion dan Nita berjalan mengikuti Reyhan di belakang.

"Kak Rey, aku pulang sama siapa?" tanya Nita dengan wajah cemberut. Sedangkan Reyhan mengacuhkan perempuan itu dan masuk ke dalam mobilnya, meninggalkan pekarangan rumah Vion. Hal itu membuat Nita mengumpat dalam hati, ia bersumpah Reyhan akan menjadi miliknya. Hanya miliknya, bukan milik Kelli ataupun lainnya.

***

Kelli berjalan keluar dari perumahan milik Vion, ia berjalan pulang ke perumahannya yang tidak jauh dari milik Vion. Ia sengaja tidak mencari ojek online, karena menurutnya dekat. Sekalian saja dia olahraga.

"Woy."

Kelli menoleh, disebelahnya ada Reyhan dan mobilnya yang berjalan pelan berusaha seiring dengan langkahnya. Kelli mendengus. Ia tidak memperdulikan Reyhan yang terus memanggilnya.

Reyhan keluar dari mobilnya dan menarik Kelli agar masuk ke dalam mobilnya. Kelli terus memberontak, hingga akhirnya Reyhan menggendong perempuan itu dan memasukkannya ke dalam mobil.

"Lo kenapa nggak pesan ojek online atau taksi online?!" tanya Reyhan dengan nada tinggi, ia kesal dengan Kelli yang tidak tahu waktu. Malam seperti ini bahaya untuk perempuan seperti Kelli berjalan sendirian.

"Apa peduli lo." Setelah mengatakan itu, Kelli memalingkan wajahnya.

"Gue khawatir sama lo!" Kelli tersentak ketika mendengar apa yang di ucapkan Reyhan. Sedangkan laki - laki itu berusaha untuk bersikap seolah tidak terjadi apa - apa.