webnovel

Bad Girl VS Bad Boy

Gue Andrea Kellisha Winanta, cewek petakilan dan ga bisa diam. Senakal - nakalnya gue, gue ga suka sama yang namanya alkohol dan rokok. Kalau sampai gue liat cowok nge-rokok atau minum, sifat preman gue keluar. Hari pertama gue jadi siswi di SMA Jingga, gue lihat segerombolan cowok di kantin dan itu pun masih jam pertama. Sebenarnya waktu itu gue di hukum gara - gara terlambat sekolah. Tapi bodo amatlah, dan yah... sekarang gue di kantin lihat segerombolan cowok itu di meja pojokan, dan salah satu dari mereka nge-rokok. Gue sih ga masalah mereka bolos toh biasanya dulu pas SMP gue bolos, tapi ini salah satunya ada yang nge-rokok. Karena gue benci banget, mulai saat itu gue mulai ngibarin bendera perang. Dan saat itu hidup gue yang awalnya biasa aja, sekararang jadi luar biasa. maksud gue er... LUAR BINASA. Cover : Pinterest (Avatar Fan art)

SpringLoveyy · 青春言情
分數不夠
227 Chs

Chapter 11

Kelli menghampiri Rian, dan duduk di samping laki - laki itu. Rian menyerahkan gitar yang ada di tangannya kepada Kelli. 

"Lo bisa main gitar? " tanya Rian, sedangkan perempuan itu menggeleng.

"Biar keliatan lebih hidup dan lebih enak di dengar, lo mending nyanyi sambil main gitar. Tenang aja, ntar gue ajarin," ucap Rian, membuat Kelli mengangguk. Rian mulai menjelaskan tentang chord kepada Kelli, kedekatan mereka tidak luput dari pandangan Nita.

Nita yang melihat hal itu tersenyum senang, tinggal menunggu waktu pasti sepupunya itu dan Kelli bisa dekat. Nita bisa melihat jika sepupunya itu memiliki ketertarikan terhadap sahabatnya.

"Kell, gue tinggal ke kantin ya. Gue titip sahabat gue sama lo ya,Yan," pamit Nita, Kelli yang ingin menahan Nita menjadi bungkam karena perempuan itu sudah terlanjur keluar dari ruangan musik.

"Udah tenang aja, ntar gue antar ke kelas," sahut Rian, seraya membenarkan jari Kelli yang salah meletakkan jarinya untuk chord Am.

"Belajar gitar susah amat sih," gerutu Kelli sebal.

Rian tersenyum dan menggelengkan kepalanya. Ia menuntun jari Kelli, dengan posisi yang seperti merangkul perempuan itu dari samping. Tiba - tiba keadaan menjadi canggung. Kelli berdeham, mendengar dehaman perempuan itu membuat Rian sedikit menjauh.

"Maaf..., " gumam Rian, dengan menggaruk kepala bagian belakangnya. Kelli hanya mengangguk.

"Oh iya emang kenapa lo pengin belajar nyanyi? " tanya Rian, sengaja ingin merubah atmosfer yang canggung menjadi seperti dari awal tadi.

Kelli pun menjelaskan tentang taruhannya kepada Rian, dan laki - laki itu mengangguk mengerti.

"Btw lo tadi keren parah," ucap Rian dengan mata berbinar, membuat Kelli mengerutkan kening.

Melihat Kelli yang kebingungan, Rian pun menambahkan, "Iya yang tadi, pas lo tonjok Reyhan." Kelli hanya ber-oh ria.

"Jadi lo pengin nyanyi apa? " tanya Rian, bahkan Kelli sampai sekarang belum ada pikiran untuj bernyanyi apa.

"Nggak tau Yan, apa lagunya Rachel Platten aja ya? " tanya Kelli balik.

"Pilih lagu yang lo suka dan lo ngerasa percaya diri untuk nyanyi. Nanti lo pasti enjoy di panggung, nggak grogi dan hasilnya pasti bagus. Belajar juga cara bawain lagunya. Kalo misal lagunya sedih ya berarti mimik wajah juga ikut sedih, biar orang yang liat terbawa suasana. Dan mereka masuk ke dalam lagu itu," jelas Rian panjang lebar, Kelli mengerti sekarang.

Kalau lagu sedih, Kelli tidak pintar menunjukkan wajah sedih. Karena ia benci terlihat rapuh dan tidak berdaya, ia benci dikasihani. Walaupun cuma mimik untuk lagu, ia tetap tidak suka. Ia anti menunjukkan wajah lemahnya kepada orang lain.

"Lagunya Rachel Platten yang mana? " tanya Rian seraya menatap wajah Kelli, sedangkan Kelli mengerutkan keningnya berpikir.

"Rachel Platten yang Fight Song aja," ucap Kelli bersemangat, melihat wajah Kelli yang semangat membuat Rian tersenyum.

"Lo tuh ga capek ya senyum mulu," celetuk Kelli, seketika membuat Rian tertawa.

"Lo lucu sih jadi cewek." Mendengar ucapan Rian membuat Kelli memutar bola matanya. Rian yang melihat respon Kelli kembali tertawa.

***

Reyhan menyesap rokoknya, hari ini UKS sepi jadi ia bebas. Lagipula siapa yang berani mengusirnya dari sini, kecuali guru - guru disini. Ayahnya mengawasinya lewat guru disini, jadi jika Reyhan berulah guru disini tidak segan - segan memberi hukuman kepada laki - laki itu.

"Btw, tadi Kelli kenapa ya nyari Rian? " tanya Vion penasaran, Reyhan juga memikirkan hal yang sama. Sedangkan Bian tidak perduli, ia mengunyah keripik kentang dan fokus dengan ponselnya.

"Njir gue dikacangin," sahut Vion kesal. Ia pun beranjak berdiri, dan keluar dari UKS. Vion terkejut, di depan pintu itu ada Nita. Perempuan itu tersenyun manis, Vion kembali menutup pintu UKS. Membuat kedua sahabatnya menatap laki - laki itu heran.

"Ada Nita di luar," ucap Vion.

"Lha trus kenapa? " tanya Reyhan, ia bangkit berdiri. Ia membuka pintu UKS, ada yang ingin ia tanyakan pada wanita itu. Nita masih disana dengan senyuman lebarnya.

"Kenapa?" tanya Reyhan, Nita menyodorkan kotak bekal yang di bawa Nita untuknya.

"Ini buat Kakak," ucap Nita lembut, membuat Vion dan Bian risih.Vion pun menyambar kotak bekal itu,

"Makasih ya,"  ucap Vion dengan senyuman sok polosnya.

"Eh tapi Kak.... " Belum sempat Nita menyelesaikan makanannya, Reyhan langsung memotong ucapan Nita.

"Makasih bekal nya. Oh iya gue mau tanya, kelli tadi kenapa nyari Rian?" tanya Reyhan penasaran, Nita mengumpat di dalam hati. Lagi - lagi perempuan itu.

"Oh, Kelli tadi minta diajari nyanyi sama Kak Rian," ucap Nita seraya tersenyum, sedangkan Reyhan mengangguk paham.

"Kalau gitu aku pamit ke kelas ya Kak," pamit Nita yang hanya di balas anggukan oleh Reyhan. Begitu Nita pergi, Reyhan kembali sibuk dengan ponselnya. Di saat yang bersamaan, bel berbunyi.

"Kalian duluan aja, gue pelajaran kali ini mau bolos," ucap Reyhan masih fokus dengan ponselnya tanpa menatap kedua sahabatnya. Keduanya pun bangkit dari berdiri. 

"Bekalnya gue bawa ya...," sahut Bian, Reyhan hanya mengangguk.

"Rejeki anak sholeh ini mah, dapat makanan gratis," ucap Rian senang.

"Dasar pecinta gratisan," dengus Vion. Bian menghiraukan laki - laki itu.

"Lo cemburu ya si Rian deket sama Kelli? " tanya Bian tiba -tiba, membuat Reyhan menatap laki - laki itu. Sedangkan Bian yang di tatap hanya nyengir tanpa dosa. 

"Gue nggak suka sama kucing garong," ucap Reyhan dengan nada yang naik satu oktaf, Vion dan Bian pun segera keluar dari UKS dengan tertawa. Namun sebelum menutup pintu,

"Gengsian sih lo," sahut Vion.

"Sialan lo berdua!" umpat Reyhan keras, Vion dan Bian yang mendengar umpatan sahabatnya tertawa puas.

Reyhan keluar dari UKS dan berjalan ke rooftop sekolah, koridor yang di lewatinya tampak sepi. Sesampainya di rooftop, Reyhan terkejut. Ada perempuan yang berada disana. Langkah kaki Reyhan membuat perempuan itu sadar jika ia tidak sendiri di rooftop, ia pun berbalik.

"Lo... Kenapa lo disini? " tanya Reyhan, sedangkan Kelli menghiraukan Reyhan. Laki - laki itu mendekati Kelli, dan duduk disamping perempuan itu.

"Lo tau, ini tempat favorit gue. Gue yang boleh kesini," ucap Reyhan, Kelli menatap laki - laki itu.

"Gue bahkan nggak tau kalau disini ada tempat kayak gini," ujar Kelli, ia beranjak berdiri dan berjalan pergi, namun Reyhan mencekal tangan Kelli.

"Mau kemana? " tanya Reyhan.

"Pergilah, ini kan TEMPAT lo," jawab Kelli dengan menekan kata 'tempat'.

"Disini aja, lo harus tanggung jawab. Gara - gara lo perut gue sakit," ucap Reyhan, Kelli memutar bola matanya. Ia tidak bodoh, ini hanya Reyhan dan alibinya saja. 

"Apa mau lo? " tanya Kelli, ia sangat malas berurusan dengan laki - laki dihadapannya.

"Nanti pulang bareng gue," jawab Reyhan, Kelli mengangkat alisnya.

"Oke. Lepasin tangan gue," ucap Kelli, Reyhan pun melepaskan cekalannya pada tangan perempuan itu. Kelli pun berjalan pergi meninggalkan Reyhan yang tersenyum puas.

***