webnovel

AYUMNA

Ayumna Putri Az-Zahra Gadis berhijab berumur 20 thn yang menyukai sahabat-nya yang rela menjadi play boy demi seorang gadis yang tidak peka akan perasaan nya... "Besar kepala." "Kalo kepala gue besar tar kalo jalan berat dong." "Serius." "Mau banget ya gue seriusin?" goda laki-laki di sebelah-nya. "Gue tonjok nih." Apa yang akan kalian lakukan jika kalian mencintai sahabat kalian sendiri? Mengungkapkan atau memendam? dan apa yang akan Ayumna pilih, mengungkapkan atau memendam setelah dia tau bahwa sahabat yang dia cintai itu rela menjadi play boy demi seorang perempuan yang tidak peka akan perasaannya... Akan kah terus memendam atau mengungkapkan?

Aufa_0903 · 青春言情
分數不夠
12 Chs

8. Mahasiswa Baru.

Seorang gadis lari tergesa-gesa di area kolidor kampus, ia telat karena sang adik yang semalam mengajaknya bermain PS hingga membuatnya lupa dengan tugas kampusnya, dan membuat ia harus begadang. Mulut kecil-nya itu sesekali mengumpat tidak jelas.

"Telat...telat" rutuk-nya sambil melirik jam di pergelangan tangannya.

"Aduh auto di hukum ini sih" gadis itu masih berlari tergesa-gesa menuju kelas.

Brak.

Pintu kelas terbuka dengan kasar menampilkan seorang gadis yang sedang mengatur nafasnya sehabis berlari tadi. Gadis itu melihat isi kelas yang hanya berisikan teman-temannya yang kini menatapnya dengan heran.

"Lo ngapain sih ay? Kaya di kejar setan ajah" tanya teman yumna yang bernama yuli.

Gadis itu masih mengamati kelasnya mencari seseorang yang ia takuti karena datang terlambat.

"do....dosen nya mana?" ucap yumna dengan napas yang belum teratur.

"Belum dateng" jawab seisi kelas membuat yumna menghembuskan nafas lega.

Kini semua telah kembali pada kegiatan masing-masing, begitu pun yumna ia berjalan menuju bangkunya di sebelah caca.

"Tumben telat, gue tungguin tadi di lobby, elo nya gak nongol-nongol " caca menatap yumna.

"Kesiangan" yumna mendudukkan bokong-nya di kursi sebelah caca "gara-gara dio ngajakin gue main PS, terus gue lupa belum ngejain tugas, jadi begadang deh" ia menelusup kan kepalanya di lipatan kedua tangannya, menjadikan meja sebagai alasnya.

"Nanti bangunin ya ca, kalo dosennya dateng" ucap yumna dalam posisi yang sama.

"Hmm" deham caca tanpa mengalihkan perhatian dari handphone.

Caca menaruh hp-nya di meja kemudian menatap yumna yang kini tengah menunduk di lipatan tangannya untuk tidur "lo masih marahan sama raka? Marahan kenapa sih? Cerita dong sama gue, masa sama sahabat sendiri rahasia-rahasiaan."

"Gue gak mau bahas ini ca" yumna masih bertahan dengan posisinya "gue bakal cerita sama lo, tapi gak sekarang" yumna menegakkan badannya menatap caca sayu.

Caca melihat ada kesedihan di yumna "oke-oke, gue gak akan maksa lo buat cerita lagi."

"Thanks" satu fakta tentang yumna yang caca tau bahwa sahabatnya ini tak suka dengan paksaan, jadi caca membiarkan yumna sendiri yang bercerita langsung kepadanya, toh yumna sendiri yang bilang bahwa dia akan bercerita di saat yang tepat.

Yumna kembali menelusupkan kepalanya di lipatan kedua tangannya.

"Ay, gue denger-denger sih ada mahasiswi baru, masuk fakultas kita" ucap caca kembali pada kegiatan awal-nya, bermain hp dengan mulut yang terus berbicara.

"Hmm."

"Dan lo tau gak dia siapa?"

"...."

" Dia itu pa-" ucapan caca terpotong melihat yumna tak bergeming "ay... ay" caca mendekatkan wajahnya ke arah yumna.

"Yaaaah, molor dia."

Dan dua puluh menit telah berlalu, keadaan kelas yang awalnya berisik bagai pasar menjadi hening karena ke hadiran dosen di ikuti seseorang di belakang nya, sontak seisi kelas melihat ke arahnya, lain hal nya dengan yumna yang kini masih tertidur.

"Woy, ay bangun dosen datang noh" caca menyenggol lengan yumna.

"Hmm" gumamnya.

'Cakep coy.'

'Buset bening banget.'

'Wah bakal jadi pimadona nih, kaya si yumna.'

'Kok agak mirip yumna ya.'

Begitulah bisikan-bisikan anak-anak dalam kelas, sontak mereka melihat ke arah tempat duduk yang berada di tengah, memastikan ucapan salah temannya yang mengatakan bahwa mahasiswi baru itu mirip dengan primadona kampusnya, tempatnya ke arah yumna yang tengah menunduk menahan kantuk, sontak semuanya kembali melihat kedepan karena mendapati pelototan dari caca seolah memperingatkan "jangan bilang sama dosen, kalo yumna lagi tidur"

"Oke anak-anak ada siswa baru yang masuk fakultas hukum, silahkan perkenalkan diri kamu."

"Perkenalkan nama saya Ayrisa Maira Dinars, kalian bisa panggil saya risa."

"Tuh namanya aja mirip" celetuk salah seorang di kelas.

"Apanya yang mirip, yuli" tanya dosen itu.

"Hehe, enggak pak."

"Oke, kamu duduk di sana, bangku kosong" pak rudi dosen yang sedang mengajar itu menujuk bangku kosong tepat di sebelah yumna yang kini tengah menunduk menahan kantuk, cowo bertubuh gemuk yang duduk di depan yumna menghalangi penglihatan pak rudi pada yumna yang kini tengah menunduk menahan kantuk itu.

Risa berjalan ke arah bangku yang kosong itu, kemudian duduk di sana "Hay, gue risa" sapa risa memperkenalkan diri.

"Hay, gue caca" sambut caca.

Risa beralih menatap seseorang yang duduk di antara dirinya dan juga caca, yang kini tengah menunduk kemudian kembali menatap caca yang tengah cengengesan menatap ke arahnya, caca buru-buru mencubit lengan orang itu agar segera bangun, caca juga tau selain tidak suka di paksa yumna tipekal orang kebo alias susah di bangunin.

"Ay bangun" yumna terlonjak kaget mendapati rasa panas di tangannya akibat cubitan caca.

"Aduuuh, sakit" kesal yumna, ia sama sekali belum sadar akan kehadiran seseorang di sebelahnya.

"Hay, gue risa" risa mengulurkan tangannya ke arah yumna.

Deg.

Keduanya sama-sama kaget, saat yumna melihat seseorang di sebelah yang ternyata adalah risa, kantuk yang sedari tadi menyerang seketika lenyap entah kemana.

"Una."

"Ica" gumam keduanya.

"Yu-yuumna" yumna mebalas jabatan uluran tangan risa dengan tangan bergetar, keduanya melepas jabatan tangannya, yumna membenarkan posisi tubuhnya menghadap ke depan, sedangkan risa masih dengan posisi yang sama, memandang wajah yumna.

"Tuhkan agak mirip" pekik yuli, kini seisi kelas kenatap ke arah mereka termasuk caca.

"Apa sih yang mirip yuli" geram pak rudi kepada yuli yang sedari tadi berteriak tak jelas.

"Hehehe, itu pak" jari yuli menujuk ke arah tengah tepatnya ke arah yumna dan juga risa, yang otomatis membuat dosen berkepala empat itu melihat ke arah yang di maksud mahasiswa nya.

"Iyah yah kalian agak mirip" ucap pak rudi baru sadar bahwa wajah yumna dan risa itu ternyata memiliki kemiripan, risa menanggapi itu dengan tersenyum tipis, berbeda dengan yumna yang hanya menatap lurus kedepan.

"Ternyata dari dulu sampe sekarang, masih banyak yang bilang kita mirip un, padahal lima tahun lebih kita pisah" gumam batin risa.

"Oke-oke, fokus kita lanjutkan materi yanginggu lalu" intruksi dari pak rudi mengalihkan tatapan seisi kelas menjadi ke arah depan.

Risa tersenyum tipis menatap ke arah yumna yang kini fokus ke depan.

"Dia kok ada disini?" ucap yumna pelan ke pada Caca.

"Dia siapa?" Balas Caca tak kalah pelan.

"Di sebelah gue" mata yumna masih fokus ke arah depan, begitupun caca.

"Ouhk, ya iya lah dia kan mahasiswa baru, yang tapi gue omongin."

"Kapan lo ngomong?"

"Tadi, pas lo tidur" caca menekkan ucapan terakhirnya.

"Gila lo, ngomong sama orang tidur" balas yumna, mendapat tatapan sinis dari caca.

"Lo, tau gak ay-"

"Gak" potong Yumna, tak sedikit pun matanya lepas kenatap depan.

"Iiish, lo mah gue belum selesai ngomong juga, nih yang di sebelah lo itu pa-"

"Yumna caca, kalo mau ngobrol di luar" ucapan caca terpotong mendengar suara pak rudi.

"Hehehe, maaf pak" keduanya nyengir menampilkan senyum kikuk.

"Fokus dong."

"Baik pak."