"Bu, ada yang ingin bertemu Ibu di luar" Latissa berjalan dengan cepat masuk ke dalam ruangan Amanda dengan wajah sedikit panik.
Setelah Amanda mengajukan tuntutan atas perbuatan tidak menyenangkan dan juga penganiayaan ringan pada Vita, kasus ini semakin panas. Semua orang yang awalnya mendukung Vita lambat laun mulai berbalik arah mendukung Amanda, terlebih lagi wartawan juga mengusik hubungan Vita dan Anton yang ternyata perjodohan semata-mata karena masalah bisnis. Banyak juga yang mengusik keluarga Vita dan Anton, memberitakan bisnis mereka dan banyak hal negatif lain yang Amanda sendiri tidak bisa menebak apa hal itu benar atau hanya rekayasa media semata.
Walaupun banyak mendapat dukungan, tapi Amanda juga tidak lepas dari cemoohan, beberapa komentar jahat banyak yang ditujukan padanya. Ada beberapa karyawan yang dulu dipecat oleh Amanda dengan cara yang sadis, mulai bermunculan dan tentu saja satu per satu dari mereka mulai mengungkapkan bagaimana kejamnya Amanda dulu saat mereka bekerja di perusahaan Amanda. Untungnya, Amanda tidak pernah memecat dengan asal saja, Amanda selalu memecat karyawan yang tidak kompeten atau ketahuan menggunakan uang perusahaan untuk kepentingan pribadi, dia meminta Latissa untuk menyimpan bukti-bukti dari kesalahan para mantan karyawanmya itu. Amanda juga, melalui tim pengacaranya, dengan sengaja mengungkapkan kalau dia punya bukti dan alasan pemecatan, jadi para mantan karyawan itu lambat laun tidak pernah lagi menampakkan diri atau berkomentar lagi. Sepertinya taktik Amanda cukup jitu untuk membuat mereka mundur dengan perlahan.
"Siapa?" tanya Amanda, sedikit heran melihat Latissa sudah panik seperti ini.
"Bu Vita dan tim pengacaranya Bu" jawab Latissa. Amanda tidak menjawab, dia hanya melirik sedikit ke arah jam tangannya.
"Saya sudah ada janji dengan Bu Inez, apa kamu tidak ingat?" tanya Amanda. Perjanjian dengan Bu Inez sebelumnya membuahkan hasil yang baik, pengusaha wanita itu bersedia menjadi investor di perusahaan Amanda.
"Tentu aja ingat Bu" jawab Latissa.
"Hanya saja mereka memaksa untuk masuk Bu, semua sudah di luar" lanjut Latissa lagi.
"Ya sudah, siapkan mobil untuk saya, telepon keamanan kantor, bilang untuk segera naik ke atas. CCTV sudah aktif semua? Saya tidak mau ada keributan, kalau ada pastikan pihak keamanan kita tidak bertindak kasar, jangan ada berita apapun yang jelek lagi tentang perusahaan kita" perintah Amanda. Memang semenjak masalah ini berkembang, Amanda sedikit ketakutan, dia memasang CCTV diseluruh kantornya, supaya pihak keamanan tahu bila ada kejadian apa-apa di kantor atau perusahaannya.
"Baik Bu" jawab Latissa, dia mengiyakan tapi dalam hatinya sedikit takut dan khawatir. Seperti yang semua orang tahu kalau Vita itu bukan berasal dari keluarga sembarangan, sedikit saja mereka melakukan sesuatu pada perusahaan Amanda, sudah pasti perusahaan ini bisa hancur tak bersisa, tapi sepertinya Amanda tidak takut sama sekali, bos nya itu memang lain sekali, batin Latissa. Dia hanya bisa berdoa supaya tidak terjadi hal yang dia takutkan, bila hal itu terjadi, Latissa terpaksa harus mencari pekerjaan lagi.
Latissa menghubungi pihak keamanan terlebih dahulu, dia juga tidak lupa menyiapkan kebutuhan Amanda untuk perjanjian dengan Bu Inez hari ini. Di luar sudah ada Vita bersama beberapa orang dari tim pengacaranya dan juga beberapa orang lainnya yang Latissa tidak kenal. Pihak keamanan Amanda datang dan meminta mereka untuk segera keluar dari gedung karena Amanda tidak bersedia untuk menemui mereka, pihak Vita tetap memaksa untuk bisa bertemu Amanda, sedikit terjadi keributan, tapi sesuai perintah Amanda pihak keamanan tidak memakai kekerasan sedikit pun.
Amanda keluar sebentar karena mendengar kegaduhan yang terjadi tepat di depan kantornya. Dia sebenarnya malas sekali, tapi mau bilang apa lagi, sepertinya keributan ini malah bisa merugikan dirinya dan juga perusahaannya pastinya.
"Ada apa ini?" tanya Amanda, sedikit berteriak karena suasana cukup gaduh. Pihak Vita menolak untuk pergi.
"Bu Amanda, kenapa saya diusir?" tanya Vita, wajahnya memerah entah karena kesal, atau bisa saja karena menahan malu, dia belum pernah diusir dengan paksa seperti ini.
"Bukankah sudah saya bilang saya tidak mau bertemu. Tuntutan sudah saya ajukan. Kita ikuti saja alurnya" balas Amanda tenang.
"Kami ingin bertemu Ibu dulu untuk menyelesaikan masalah ini" ucap seorang lelaki yang berada tepat di samping Vita, mungkin pengacaranya, Amanda tidak mengenal orang itu.
"Bukannya pihak pengadilan nanti akan menetapkan jadwal mediasi? Kenapa harus sekarang, tanpa pemberitahuan sebelumnya lagi, Anda pikir saya pengangguran yang tidak punya banyak pekerjaan? Saya harap sekarang juga keluar dari perusahaan saya." balas Amanda dengan wajah datar. Dia berbalik berjalan menuju ruang tempat pertemuan dia dan Bu Inez, sama sekali tidak memperdulikan kehadiran Vita dan gerombolannya.
"Tunggu!" Vita berteriak, lalu mendorong tubuh salah seorang keamanan Amanda dan berlari menuju tempat Amanda berdiri.
"Kenapa? Anda ingin menampar saya lagi? Silakan, biar tim pembela Anda tahu bagaimana sebelumnya Anda menampar saya di depan umum" balas Amanda dengan wajah mengejek. Masih jelas terekam di benak Amanda kejadian hari itu, momen paling memalukan dalam hidupnya.
"Bukan, saya.., saya hanya ingin.., meminta.., maaf" ucap Vita, pelan dan terbata-bata. Tapi terdengar dengan jelas di telinga Amanda.
"Ya?" balas Amanda, dia pura-pura tidak mendengar.
"Saya hanya ingin minta maaf" ulang Vita lagi, wajahnya semakin memerah. Amanda tersenyum penuh kemenangan. Dia tidak menjawab, Amanda berbalik pergi dengan hati senang.
__________
halo
maaf ya lama sekali up nya
pagi ini ada DM di Ig, ingetin untuk up cerita ini, aku baru sadar kalau udah lama ga up
terimakasih sudah diingatkan ya
semoga suka dan Happy reading