webnovel

ALZYAS

kehilangan seorang ibu sangatlah menyakitkan, apa lagi tepat di hadapan kita, dan itulah yang dirasakan oleh Alzyas. Alzyas melewati hari-hari nya dengan penuh kebencian, apa lagi dirinya harus tinggal satu rumah dengan orang yang sudah menyebabkan ibu nya tiada. Aditya, laki-laki tampan dan merupakan capten tim basket di sekolah Alzyas adalah satu-satunya orang yang mampu mencairkan hati Alzyas yang telah lama membeku dan tentu saja itu juga tidak mudah bagi Aditya. Tepat di pesta ulang tahun Alzyas yang ke 17 tahun Alzyas harus kembali menerima kenyataan pahit tentang dirinya.

RinduIbu · 青春言情
分數不夠
88 Chs

Mommy Emely

Alzyas terus menatap kearah Emely, memperhatikan setiap gerak geriknya, Emely yang merasa bahwa kehadiran nya mengganggu Alzyas akhirnya memutuskan untuk keluar dari kamar itu.

" Hmmm ma... aku keluar dulu yah " Emely sedikit menunduk karena Alzyas terus menatapnya yang kembali sulit untuk dia artikan

" JANGAN PERGI.... "

Emely yang hendak memutar handle pintu langsung berbalik menatap Alzyas penuh tanya. Bukan hanya Emely yang terkejut Larasati pun juga ikut terkejut begitupun dengan Aditya yang memang masih berada disana.

" Apa Mommy mau pergi ninggalin aku lagi? sampai kapan, Mommy akan merahasiakan semua nya dari aku???? " tanya Alzyas dengan tegas

Emely luar biasa terkejutnya mendengar kalimat itu, kalimat yang sudah lama dia impikan keluar dari mulut Alzyas, Larasati juga ikut terbelalak mendengar kalimat yang dikeluarkan oleh cucunya begitupun dengan Aditya.

" apa Mommy nggak kangen sama aku? " lirih Alzyas yang justru terdengar pilu di telinga Emely

Lagi-lagi Emely dibuat terkejut dengan pertanyaan Alzyas, dia sampai menutup mulutnya sendiri agar isak tangisnya tidak terdengar

" aku mohon jangan pergi... aku sudah kehilangan Mommy Kirana dan sekarang aku nggak mau kehilangan Mommy lagi.... please " Airmata Alzyas menetes dengan deras membasahi pipinya.

Cukup... Emely sudah tidak tahan lagi dengan langkah kaki yang cepat dia kembali menghampiri Alzyas memeluk putrinya dengan erat bahkan sangat erat berulang kali Emely mengecup wajah gadis itu hingga tak terhitung nya mengatakan permintaan maaf pada Alzyas.

" maaf untuk semua sikap tidak baikku Mom " ujar Alzyas disela isak tangis nya dan dalam dekapan Emely

" enggak sayang!!!! Alzyas nggak salah " Emely menggeleng dengan cepat, pelukan yang sudah sangat di inginkan oleh Emely sejak lama.

Larasati tersenyum haru melihat cucu dan menantunya sudah saling menerima. Milly yang sedari tadi berdiri didepan pintu menyaksikan itu juga ikut menangis terharu dengan Sammy yang juga berdiri tepat disampingnya.

" aku mohon jangan tinggalin aku lagi Mom apapun itu alasannya "

" enggak sayang... " Emely menggeleng dengan cepat, menangkup wajah Alzyas di kedua tangannya dengan lembut menatap putrinya dengan tangis bahagia

" Mommy nggak akan pernah meninggalkan Alzyas lagi, Mommy janji akan selalu ada buat Alzyas hingga akhir hidup Mommy " Emely kembali mengecup kening Alzyas dengan penuh kasih sayang.

" aku ingin Mommy terus memelukku seperti ini sebagai ganti Mommy meninggalkan ku dulu " permintaan yang sangat sederhana bagi Alzyas namun sangat berarti bagi Emely

Milly juga ikut meneteskan air mata bahagia karena akhirnya Emely yang dia panggil dengan sebutan seorang ibu kini bisa memeluk dan mencurahkan semua kasih sayangnya yang dia pendam selama belasan tahun kepada putri kandungnya, dia pun tersenyum senang melihat Alzyas yang membalas menciumi kedua pipi Emely dengan gemas.

" Lo nggak apa-apa kan? " Milly menoleh kearah Sammy yang berdiri di sampingnya menatap nya seakan penuh ibah

" Lo nggak usah khawatirin gue, gue bakalan baik-baik aja kok " Milly tersenyum kecil, dia melangkahkan kakinya hendak pergi namun langsung ditahan oleh Sammy

" Lo mau kemana??? "

" gue mau pulang " jawabnya singkat sembari melepaskan pergelangan tangannya yang ditahan oleh Sammy

" gue antar Lo pulang " Sammy kembali mengejar Milly yang sudah lebih dulu berjalan

Milly menatap Sammy dengan datar membuat pemuda itu sedikit salah tingkah.

" Lo jangan salah paham dulu.... kan tadi Lo perginya bareng gue, jadi pulang nya juga Lo harus bareng gue " Sammy menjelaskan maksud dari kalimatnya yang akan mengantar gadis itu pulang.

Milly hanya tersenyum kecil dan tanpa menjawab dia kembali berjalan mendahului pemuda itu, Sammy mengembuskan nafas panjang lalu kembali berjalan mengikuti Milly dari belakang.

Baru saja hendak naik keatas motor, ponsel milik Milly berdering dengan cepat gadis itu langsung mengeluarkan ponselnya dari saku seragam sekolah nya, kedua mata Milly membulat melihat nama dilayar ponsel. Sammy yang melihat ketegangan diwajah Milly pun ikut kembali turun dari motor nya lalu mendekati gadis itu.

" Lo kenapa? "

Milly langsung menunjukkan layar ponselnya pada Sammy.

" kenapa nggak Lo angkat? " Sammy menautkan kedua alisnya

Milly menghirup nafas dalam-dalam lalu menghembuskan nya secara perlahan sebelum menggeser tombol hijau. Begitu sambungan telepon tersambung Milly langsung menjauh kan ponsel dari telinganya karena suara diseberang sana begitu memekakkan telinganya.

" i-iya gue balik lagi " jawab Milly kemudian sambungan teleponnya pun terputus, dia masih terdiam membuat Sammy menjadi penasaran

PLITAAKKKKK!!!!!!

" AWWWW!!!!! kak Sammy Lo apaan sih, sakit tau jidat gue!!!!! " gerutu Milly sembari mengelus keningnya

" lo sendiri kenapa bengong, emang siapa yang nelfon Lo sampe buat Lo kayak orang bodoh gitu!!!! " sahut Sammy tidak perduli dengan raut wajah Milly yang sudah menatapnya tajam

Milly menghentakkan kakinya dengan kesal kemudian berjalan dengan cepat meninggalkan Sammy karena perkataan pemuda itu yang menyebut nya seperti orang bodoh.

" woy!!!! Lo mau kemana??? bukannya tadi Lo bilang mau pulang!!!!! " seru Sammy namun tidak dihiraukan oleh gadis itu

" dasar cewek aneh!!! " Sammy berkecak pinggang

" tapi kok dia masuk lagi yah.... " tanpa berpikir panjang lagi Sammy pun kembali mengejar Milly yang kembali masuk ke gedung rumah sakit.

Sepanjang koridor rumah sakit Milly terus bergerutu " dasar cowok nyebelin!!! enak aja bilang gue bodoh!!! "

" kalo ngomel langsung ke orang nya, jangan cuma berani dari belakang doang "

Entah sejak kapan Sammy sudah berada dibelakang Milly karena seingatnya pemuda itu masih di parkiran tadi dan tidak mengejarnya.

" Lo ngapain ngikutin cewek bodoh ini " cecar Milly dengan raut wajah kesal

Sammy celingak-celinguk menoleh ke kanan dan kiri mencari gadis bodoh yang dimaksud oleh Milly

" cewek bodoh mana maksud Lo? " tanya Sammy tanpa merasa bersalah, membuat Milly menganga tidak percaya padahal sudah jelas-jelas Sammy mengatakan bahwa dirinya adalah gadis bodoh.

" Lo bener-bener ngeselin tau nggak!!!! "

" tapi gue ganteng kan? " tanya Sammy dengan senyum evilnya dengan berpangku tangan

" kepedean banget sih Lo!!!! "

" emang gue ganteng kan " Sammy memainkan alisnya naik turun dan tersenyum manis pada Milly

" idihhhhhhh.... ngomong tuh sama tembok!!!! " Milly bergedik lalu kembali meninggalkan Sammy karena terus membalas perkataan Sammy hanya akan membuang waktunya dengan percuma. Tapi didalam hati Milly apa yang dikatakan oleh Sammy benar dia memang sangat tampan.

Sammy tersenyum melihat Milly dari balik punggung nya yang berjalan sambil menghentakkan kakinya, entah kenapa membuat Milly kesal menjadi kebahagiaan tersendiri untuk hatinya.

Milly sudah berdiri didepan pintu ruang rawat namun dia masih ragu-ragu untuk membukanya banyak sekali pertanyaan yang hinggap di kepalanya, namun dia kembali teringat ucapan seseorang yang tadi menelpon nya dan memintanya untuk segera datang.

" Lo dimana huh dasar adik durhaka!!!! bukannya jenguk kakaknya yang lagi sakit malah sibuk pdkt!!!!! buruan kesini atau gue pecat Lo jadi adik gue!!!!!!! "

Mata Milly kembali memanas bukannya marah karena kalimat pedas itu, Milly justru sangat bahagia mendengar nya kalimat itu benar-benar membuat nya merasa memiliki seorang saudara. Milly mencoba mengatur detak jantung nya yang terus berdetak tak berirama, dan dengan cepat Milly mengusap air matanya yang tiba-tiba menetes dari sudut matanya kemudian perlahan memutar handle pintu kamar.

" kakaknya sakit malah sibuk pdkt!!! " kalimat sarkas itu kembali Milly dengar, dia bisa melihat raut wajah Alzyas yang menatap nya dingin lalu beralih menatap Emely, Larasati dan juga Aditya yang sedang duduk di sofa yang juga menatap nya begitu intens.

" ngapain masih berdiri disana!!!! gue nggak punya hutang!!! " Milly terkejut mendengar suara Alzyas yang sedikit meninggi

Milly berjalan dengan sangat pelan menghampiri Alzyas dan saat sudah berdiri dihadapan Alzyas, tanpa mengurangi rasa takut nya Milly langsung memeluk Alzyas.

" please jangan benci gue " Milly sudah menangis tersedu-sedu

Tanpa dia duga Alzyas membalas pelukannya dan tak kalah eratnya.

" gue nggak mungkin benci sama Lo, gue cuma marah sama Lo " balas Alzyas dengan sedikit cemberut, kemudian tersenyum karena dia hanya bergurau.

Emely berjalan menghampiri kedua putrinya lalu memeluk mereka secara bersamaan, Larasati sangat bahagia dengan apa yang dilihatnya saat ini, ketika suami dan anak-anak nya datang nanti Larasati yakin mereka juga pasti ikut senang dan bahagia karena apa yang mereka harapkan selama ini akhirnya bisa terwujud.

Aditya juga merasa sangat senang akhirnya Alzyas bisa menerima dan berdamai dengan dirinya sendiri tanpa paksaan dari siapapun, Sammy yang hanya melihat dari balik pintu pun juga sangat bahagia apalagi bisa melihat Milly yang sudah diterima dengan baik oleh Alzyas.