Bibir ranum tak henti - hentinya mengulas senyum karena suami tercinta telah membawanya ke sebuah restaurant pavorit. Restaurant yang dilengkapi dengan view yang langsung mengarah ke pantai sehingga bisa menyaksikan gelombang dilaut lepas.
"Sayang, mau makan apa?"
Yang ditanya tampak berfikir sembari memilih – milih menu makanan. "Em, aku makan salad sayur saja, sayang."
Kalimat yang baru saja meluncur dari bibir ranum telah membuat Louis tersentak. Tak ayal siluet biru menyilau dengan ketajaman penuh. "Selain salad apa lagi?"
"Aku belum berselera menyantap yang lain, sayang."
Geram dengan sikap istri tercinta? Tentu saja! Tetapi Louis masih bersikap dengan penuh kelembutan. Diusapnya puncak kepala dengan penuh rasa sayang. "Kalau hanya makan salad sayur mana bisa kenyang, sayang."
"Tapi aku sedang tidak berselera makan."
"Selera tidak selera harus tetap dipaksa makan, sayang. Bagaimana pun juga sayang harus memperhatikan kesehatan janin."
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者