webnovel

Aku Adalah Hujan

[Romance dengan sedikit magical realism. Dikemas unik, bertabur quote, manis dan agak prosais. Hati-hati baper, ya. Hehe] Kamu percaya tentang malaikat di bawah hujan? Malaikat itu menjelma perempuan bermata teduh, membawa payung dan suka menulis sesuatu di bukunya. Lalu, ini istimewanya. Ia membawa payung bukan untuk menjemput seseorang. Namun, akan memberikan payung itu sebagai tanda rahmat. Terutama untuk mereka yang tulus hati. Siapa yang mendapatkan naungan dari payung itu, ia akan mendapatkan keteduhan cinta sejati. Kamu percaya? Mari membaca. Selamat hujan-hujanan. Eh, kamu masih penasaran siapa dia? "Aku adalah Hujan. Yang percaya dibalik hujan memiliki beribu keajaiban. Aku akan lebih menagih diri berbuat baik untuk orang lain. Pun, mendamaikan setiap pasangan yang bertengkar di bumi ini. Demikian keindahan cinta bekerja, bukan?" Gumam Ayya, perempuan berbaju navy yang membawa payung hitam itu. Ayya tak lagi mempercayai keajaiban cinta. Tepat ketika dikecewakan berkali-kali oleh Aksa. Ia memutuskan lebih berbuat baik pada orang lain. Impiannya adalah bisa seperti malaikat di bawah hujan. Yang sibuk memberi keteduhan, meskipun mendapat celaan. Sejak itu, ia menjuluki dirinya sebagai "Hujan" Sebuah bacaan tentang perjalanan cinta, pergulakan batin, pencarian jati diri, dan apa-apa yang disebut muara cinta sejati. Tidak hanya romansa sepasang kekasih. Baca aja dulu, komentar belakangan. Selamat membaca.

Ana_Oshibana · 青春言情
分數不夠
194 Chs

Part 70 - Kecelakaan Kedua Kalinya

Tubuhnya yang tinggi terlihat sedikit gontai. Langkahnya sedikit menunduk lalu ditegakkannya kembali. Terik matahari yang mulai tenggelam membasuh jingga di wajah Aksa. Jaket jeans dipakainya. Helm biru segera dipasangkan di kepalanya yang kian membatu.

"Apakah aku terlalu egois bersikap pergi begitu saja, Ay?" Gumam Aksa.

Namun, ia tak begitu pedulikan. Meskipun ketidakpedulian bisa bermakna kesungguhannya untuk peduli.

"Aku rela kau bahagia, bahkan jika itu tanpa aku, Ay. Maafkan aku yang payah ini." Bersamaan dengan ucapannya, Aksa menancap gas motor matic birunya.

Jalanan pantura dengan kendaraan yang mulai ramai, tak begitu dihiraukannya. Angin yang kian terasa berisiknya ternyata tak lebih berisik dari isi kepalanya.

Mata tajam Aksa memandang ke depan dengan fokusnya. Namun, ia hilang kendali.

Braaak!!!

Sebuah lubang di jalan, tak terlihat olehnya. Ia jatuh tersungkur. Untungnya, tak ada kendaraan berat yang menghantamnya.

鎖定章節

在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者