webnovel

AksaAqilla

Kenzi_23 · 青春言情
分數不夠
8 Chs

Bab 7

Ga sia sia punya Kaka yang tinggal di Korea, masakannya enak banget, wah dahlah bisa abis banyak ini.

-Aqilla

*****

"Mama tadi habis darimana?" Arion bingung saja, karena biasanya untuk jam sepagi ini ralat sudah mulai siang ini biasanya Mama tidak pernah keluar rumah.

"Oh, ini, abis belanja kebutuhan dapur," Arion mengangguk mengerti mendengar ucapan Sang Mama.

"Kamu mau dibuatin masakan apa?"

"Masakan Mama semuanya enak, jadi Arion bakal makan," Mama tersenyum mendengar ucapan Sang anak.

"Bagaimana jika kamu yang masak? Mama rindu masakan kamu," Arion terkekeh mendengar penuturan dari Sang Mama.

"Yaudah, deh," Arion menjawab sambil terkekeh. "Mama panggil adek adek kamu dulu, ya," mamanya pun beranjak pergi ke ruang tv.

Sedangkan Arion? Dia pergi ke dapur mencari bahan bahan masakan, hari ini dia mau memasak sup kaldu ayam dan ramen ala Korea.

Dia mencuci semua bawang bawangan dan mulai mengiris, Aqilla yang baru masuk dapur melihat Arion sedang masak pun mulai menggerecoki Sang Kaka.

"Halo! kakakku yang tersayang," Aqilla langsung memeluk Sang Kaka dari belakang. Membuat Arion terkekeh mendengar ucapan Aqilla.

"Kamu mau Kaka iris juga?" sontak Aqilla memundurkan badannya, dan meringis membayangkan bagaimana jika ia benar benar di iris oleh Arion.

"Jahat amat si, kalo gitu ga jadi yang tersayang," Aqilla berjalan ke meja makan sambil menghentak hentakan kaki nya kesal, seperti sedang PBB di dalam rumah.

Teman temannya yang di sana pun hanya menggelengkan kepalanya. Aqilla memang seperti ini.

Arion mematikan kompor yang berisi ayam dan air yang sudah surut. Lalu mengiris ayam nya menjadi kotak kotak.

Aqilla memasang muka bete, kesel, campur aduk lah pokoknya. Seperti ga ada yang bisa mengerti dirinya saat ini.

Melihat Arion yang sangat lihai dalam hal memasak, membuat Aqilla merasa tersaingi.

Kenapa kakanya yang bergender laki laki itu bisa masak? Sedangkan dia bergender perempuan tidak bisa.

Aqilla memutar bola matanya jengah, lagi lagi dia heran dengan dirinya sendiri. Rasanya ingin mati saat ini.

Arion pun menyajikan makanan di atas meja, dan mengambil beberapa piring nasi. "Silakan, ayo makan!" Arion sangat semangat dalam makan.

Dia sangat lapar dari tadi.

"Dek, kamu ga makan?" Arion menatap Aqilla yang sedang melamun. "Dia, kenapa?" Arion menatap Vina dan Vira bergantian, dan dijawab dengan angkat bahu atau tidak tau.

Arion pun berdiri dan menuju belakang tubuh Aqilla, berusaha untuk membuat Aqilla kaget. "Woy!"

"EH MONYONG KAMPRET SIA MAJU SINI JANGAN MAIN KEROYOKAN," latah Aqilla yang membuat Arion tertawa.

Aqilla menengok ke belakang, dan benar dugaannya Arion lah dalang dari kelatahannya ini.

"Makan makanya! Ngelamun mulu, sih, apa yang dipikirin tuan putri?" Aqilla menggeleng dan cepat menyambar piring yang berisi nasi itu, dan memakannya.

"Itu belum pake lauk, loh," Aqilla merutuki dirinya sendiri, mengapa bisa menjadi seperti ini. Lagi lagi dia dipermalukan oleh Sang Kaka, menyebalkan.

Dia pun mengambil ramen dan memakannya, "WHAT?!" kunyahan demi kunyahan terasa enak di mulut. Serius se enak ini?

"Ga sia sia punya Kaka yang tinggal di Korea, masakannya enak banget, wah dahlah bisa abis banyak ini." Aqilla berceletuk sendiri.

"Jadi, Kaka cuma dimanfaatin buat masak doang di sini?" Aqilla pun mengangguk.

"Yaudah Kaka balik ke Korea aja, lah,"

"Eh--" Aqilla menatap ke arah Arion. Belum sempat ia membalas perkataan Arion, Arion sudah dulu mengelus puncak kepala Aqilla.

"Shut! Udah makan aja," Arion tersenyum.

'gue ga salah liat kan?' Aqilla mengedip ngedipkan matanya beberapa kali. 'iya gue ga salah, dia beneran tersenyum!' Aqilla pun balas tersenyum.

Aqilla merasa matanya menangkap sebuah tangan yang melambai, dia pun langsung sadar kembali pada dunianya.

"Kamu kenapa, lagi?"

"Ga, ga kenapa kenapa, hehe," Aqilla merutuki kebodohannya.

*********

"Kakak tumben pulang, lagi libur?" Tanya Aqilla. Arion mengangguk santai sambil melihat tontonan yang ada di tv yang di setel oleh ketiga sejoli itu.

"Kak! Bawa oleh-oleh? Gue pengen banget cemilan dari luar negeri gitu, penasaran aja."

Punggung Vira langsung di tabok kecil oleh Vina, ucapannya bener-bener ga dikendalikan sama sekali.

"Maaf."

Arion terkekeh geli melihat tingkah laku Vina dan Vira, "buat apa minta maaf? Kakak ga mungkin lupa buat bawa oleh-oleh setiap pulang."

Arion pun meninggalkan mereka dan pergi ke kamarnya mengeluarkan banyak cemilan yang ia bawa dari supermarket dekat kampusnya.

"Ini yang lagi booming di sana, semoga kalian suka." ucap Arion sambil menyerahkan cemilan cemilan itu kepada Aqilla dan teman-temannya.

"WOAH!! Ini beneran khas dari sana, ya? Enak banget!!" Vira menjerit histeris.

Semua yang melihat itu tertawa, Vira memang tidak bisa mengontrol dimana mereka berada, asal ada makanan enak pasti ia akan senang.

Mereka melanjutkan menonton acara TV show yang sedang siaran langsung, tawa dan emosi banyak di sekitar mereka.

******

Aksa dan teman temannya bergegas pergi ke cafetaria di dekat rumah mereka, "Aksa, gimana kelanjutan hubungan lo sama Aqilla?"

"Ga ada."

"Lo ga pacaran sama Aqilla?" Kaget Acha. Aksa mengangguk. Aksa hanya diam sambil mengunyah kentang goreng di depannya.

"Sa! Ayolah! lu harus cepet ngambil hati Aqilla. Saingan berat lo itu si Mirza! Gue sama Acha aja udah dapetin si kembar, masa lo doang yang jomblo ..."

Ucapan Azada terpotong ketika Aksa memasukan kentang goreng ke mulut Azada.

"Jaat banet lusa."

"Kunyah dulu yang bener!" Dengan cepat Azada menelan kentangnya.

Acha terkekeh geli melihat tingkah Azada. "Diem lu, Cha."

"Ok, ok, gue diem."

*********

Flashback

2 tahun yang lalu

"Mama! Ka Arion mau pergi kemana? Ia sedang merapihkan pakaian ke koper. Aku bakal di tinggal?"

Teriak Aqilla sambil menangis, dan lari kepada Sang Mama sambil memeluknya takut Sang Mama pergi pula.

"Dia mau pergi sekolah di luar negeri, sayang. Ga kemana-mana, kok." ucap Mama menenangkannya.

"Tapi kenapa harus keluar negeri? Kan banyak juga sekolah di dekat sini?!"

Tangisan Aqilla semakin kencang melihat Arion membawa kopernya keluar. Papa mengambil alih untuk membawa koper Arion ke mobil.

Aqilla masih memeluk tubuh Mama yang hangat. Mama hanya bisa mengelus kepala Aqilla yang masih ke kanak-kanakan ini.

_______

Mereka akhirnya sampai di bandara, Arion mendaftarkan diri dengan tiket masuk pesawat miliknya ke petugas.

"Kakak!"

Arion membalas pelukan adiknya dan mencium puncak kepalanya. "Kakak sekolah dimana? Kenapa ga di Indonesia saja?"

Arion mensejajarkan tingginya dengan Sang Adik, ia mengelus pipi Aqilla dan tersenyum menanggapi pertanyaan itu.

"Kakak dapet beasiswa pergi ke Korea. Kamu juga belajar yang rajin, biar nanti bisa nyusul kakak ke sana."

Aqilla mengangguk dan hormat seperti hormat ke tiang bendera. Lalu mereka tertawa kecil.

Panggilan pesawat Arion untuk pergi, Arion mulai meninggalkan keluarganya dan Aqilla kembali menangis.

Flashback off

**********