"Kenapa aku memikirkannya sampai sedetail ini!"
Membuang jauh pikirannya tadi. Ia menuju meja nomor lima. Lagi-lagi seorang pria berjas mahal yang kali ini membelakangi dirinya. Pria itu sedang memegang tab di tangan kirinya.
"Percuma kau melakukannya. Akan sia-sia." Aldrich masih setiap menghisap puntung rokoknya. "Kemarilah!"
Aretha berjalan ke arah Aldrich. Ia bukan bermaksud untuk menuruti kemauan pria itu, tetapi tuk mengambil kartu akses kamar. Ia terpaksa mendekat dengan segala resiko yang akan ia alami. Aretha tak punya pilihan. Melawan atau pasrah? Tentu saja ia akan melawan.
Aldrich tidak bodoh untuk mengetahui mmaksud Aretha. Ia segera menarik tangan Aretha sehingga perempuan itu duduk di pangkuannya. Netra mereka saling bertatapan satu-sama lain.
Aretha mengelengkan kepala melihat Alice yang terburu-buru, sehingga menabrak pelayan lainnya. "Dasar Alice."
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者