"Iya.. dan yang tadi itu takdir?" Tanya Audy heran.
"Iya. Tadi takdirnya ada dua. Takdir pertama adalah gue nyelametin lo dari bola. Takdir yang kedua adalah gue terluka karena serangan tiba-tiba dari pacar lo." Ucap Alan.
Audy terdiam. Berbicara tentang takdir adalah pembicaraan yang aneh menurutnya. Baru kali ini kalau Audy menyadari bahwa terluka itu juga adalah takdir. Karena terluka tidak akan pernah kita tahu kapan dan di mana akan terjadi. Itulah sebabnya kita harus selalu berhati-hati ketika sedang apa, bersama siapa, dan bepergian ke manapun.
Karena tidak tahu harus berkata apa, Audy jadi jahil dengan menekan luka Alan yang ada du tulang pipi kiri.
"Aaaarrggghh!! Ssshhh.. aduuuuhh kok diteken sih!!" Sungut Alan. Dan Audy jadi tidak menyangka Alan hampir saja mengeluarkan air mata setelah meringis kesakitan.
"Duh.. hehehe maaf deh. Bercanda. Lo bawel Al.. aduuuhhh maaf ya.. sakit ya?"
"Ya sakitlah masa enggak!!"
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者