Prioritas utama Zhu Zheng adalah membuat Resa bahagia.
Zhu Zheng ingin menebus semua kesalahannya pada Resa di masalalu, yang membuat Resa mengalami depresi berat sampai mengakhiri hidupnya sendiri.
Dokter UGD di RS ZHU atau sekaligus dokter pribadi keluarga Zhu mengatakan pada Zhu Zheng beserta keluarga, bahwa Resa mengalami depresi dan mengakibatkan gangguan mental pada dirinya. Pada saat di bawa ke RS, Resa masih memiliki kesadaran yang baik. Namun tiba-tiba saja kesadarannya menurun dengan sangat cepat dan membuatnya tidak lagi bisa di selamatkan.
Bisa di katakan juga; Resa tidak lagi memiliki keinginan hidup di dunia.
Itulah kisah kehidupan Resa di masa lalu.
Dan...
Mengenai alasan Ayah Resa meninggalkan ibunya bersama kakak dan adiknya, biarlah waktu yang akan menjawab semuanya. Mungkin besok atau atau lusa, mungkin juga suatu hari nanti alasan itu akan terbuka dengan sendirinya.
Itu semua hanya persoalan waktu.
Dan sekarang. Resa telah hidup dengan orang yang di cintainya beserta keluarga yang harmonis seperti ke inginan terakhirnya.
Resa menatap Zhu Zheng yang sedang berdiri membelakanginya di dekat danau yang cerah. Suasana seperti ini terlihat begitu akrap bagi resa. Tentusaja, suasana di mana sepuluh tahun yang lalu Zhu Zheng mengabaikannya.
Zhu Zheng berbalik menatap Resa yang masih setia duduk di kursi.
"Tidak ingin berfoto denganku?"
Resa tersenyum dan berkata, "Ingin."
Keduanyapun berfoto di dekat danau yang di hiasi lampu-lampu kecil berwarna warni. Jepretan kamera mengambil gambar kedua pria tersebut yang terlihat bahagia di depan kamera. Sangat indah.
Zhu Zheng, "Ah, tunggu sebentar. Aku melupakan sesuatu."
Setelah mengatakan itu, Zhu Zheng berlari meninggalkan Resa.
"Tian, kamu mau kemana?"
"Tunggu sebentar. Aku akan kembali."
Resa berdiri diam di tempat sambil menatap Zhu Zheng yang semakin menjauh darinya. Diapun kembali duduk di kursi taman dalam diam sambil menunggu kedatangan Zhu Zheng kembali.
Beberapa saat kemudian. Zhu Zheng kembali dengan membawa dua Lampion yang telah di nyalakan oleh api kecil di dalamnya.
Zhu Zheng menyerahkan satu lampion pada Resa. Lampion tersebut memiliki kata-kata yang di tulis dengan sangat cantik dan terlihat sangat menarik. Saat membaca tulisan itu, Resa langsung membelalakan matannya terkejut, kemudian dirinya menatap Zhu Zheng. Zhu Zheng tersenyum menatapnya. Tapi pada saat Resa ingin mengatakan sesuatu, ucapannya terhenti saat melihat beberapa orang mulai berlarian di taman dan di susul beberapa orang lagi, lagi dan lagi.
"Ayo cepat Lampionnya akan di terbangkan." Teriak beberapa orang pada teman, pacar, atau keluarga mereka.
Taman luas yang terletak di pegununganpun kini di penuhi oleh ratusan orang yang juga memegang Lampion.
Pengunjung 4, "Kakek penjual boneka mengatakan, kalau penerbangan Lampion hari ini sedikit berbeda. Dari yang lalu-lalu."
Pengunjung 1, "Aku jadi penasaran apa yang berbeda... Aku jadi semakin gugup sekarang."
Resa, "..." Mereka lagi😑
Hitung mundur–pun di mulai, dan orang-orang semakin bersemangat menuju detik-detik penerbangan Lampion.
Saat hitungan ke satu di ucapkan. Semua orangpun menerbangkan Lampion yang di pegangi mereka satu persatu, begitu pula dengan Resa dan Zhu Zheng.
Resa tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya saat menerbangkan Lampion.
[Aku ingin menerbangkan Lampion bersama orang yang aku cintai]
Ratusan Lampion di terbangkan di langit malam yang cerah.
Beberapa orang mulai bertanya-tanya, kejutan apa yang akan terjadi saat penerbangan Lampion(?) Mereka berpikir, semua terlihat baik-baik saja, dan sama sekali tidak ada kejutan di dalamnya.
Namun beberapa saat kemudian, ratusan. Tidak... Ribuan Lampion mulai naik dan menghiasi langit malam.
Orang-orangpun mulai tercengang dengan jumlah lampion yang luarbiasa banyak termaksud Resa.
Ini adalah kali pertama semua orang melihat ribuan lampion menutupi langit dengan cahaya warna warni.
Mulut beberapa orang bahkan lupa untuk di tutup kembali karena terlalu kagum.
Melihat ke indahan seperti ini, siapa yang ingin melewatkan waktu untuk melakukan dokumentasi.
Resa memegang ponsel di depannya sambil merekam, dia pun berkata dengan wajah yang berseri-seri, "Astaga, ini sangat indah. Ini pertama kali dalam hidupku melihat pasar Lampion menerbangkan begitu banyak lampu di langit."
Zhu Zheng melihat Resa yang seperti orang kesurupan karena bahagia, dia pun juga ikut bahagia.
"Ini masih pembukaan sayang." Guman Zhu Zheng pelan.
Beberapa menit kemudian naik lagi ribuan lampion di langit.
Orang-orang pun mulau berteriak kagum lagi.
Namun kenaikan kedua ini, agak sedikit berbeda dari sebelumnya.
Ribuan Lampion tersebut menarik sebuah kertas tipis yang sangat besar. Kertas tersebut, terbuat dari kertas yang di gunakan untuk membuat Lampion. Entah apa nama kertasnya. Silahkan kalian menebaknya sendiri.
Kertas itu di bawah oleh ribuan Lampion. Entah bagaimana cara mereka yang menerbangkan itu melakukannya.
Tapi yang lebih mengejutkannya adalah....
Kata-kata yang tertulis di kertas tipis tersebut.
Orang-orang kembali berteriak kegirangan.
Tulisan itu memiliki kata-kata yang sama dengan yang tertulis di Lampion milik Resa sebelumnya.
[ WILL YOU MARRY ME...? ]
Resa menatap Zhu Zheng yang berdiri di sampingnya.
Keduanya saling menatap.
Zhu Zheng, "Aku bingung bagaimana aku harus mengatakannya padamu. Tapi tulisan itu mewakili perasaanku padamu saat ini."
Zhu Zheng mengeluarkan sesuatu dari saku bajunya. Itu adalah sebuah kotak kecil berwarna biru tua.
Zhu Zheng membuka kotak tersebut dan mengambil cincin silfer yang sangat cantik nan indah. Zhu Zheng mengambil tangan kanan Resa dan memasukkan cincin tersebut di jari manisnya.
Resa menahan senyumnya karena melihat tangan Zhu Zheng yang gemetar saat memasukan cincin di jarinya.
Tidak ada kata-kata manis dan romantis yang diberikan Zhu Zheng saat melamar Resa di tengah orang banyak. Tapi itu masih membuat Resa bahagia.
Saat cincin berhasil terpasang di jari Resa dengan susah paya. Resa–pun melemparkan dirinya di dalam pelukan Zhu Zheng.
Resa memeluk leher Zhu Zheng dengan sangat erat, "Aku belum mengatakan ia, tapi kamu sudah memasangkan cicin di jariku."
Zhu Zheng, "Aku tidak perlu mendengarnya... Karena aku tahu kamu mencintaiku."
Kedua pria tersebut berpelukan tanpa ada satu orangpun yang memperhatikan.
Ratusan orang yang berada di taman hanya terfokus di atas langit.
Di sisi lain, tepatnya di Filla lantai tiga, Zhu Fheng dan An berdiri di koridor menatap langit yang telah di penuhi Lampion.
Kedua pria tersebut berdiri sambil berpelukakan. Lebih tepatnya Zhu Fheng memeluk An dari arah belakang dengan selimut tebal yang membungkus keduanya.
Pemandangan keduanya terlihat biasa-biasa seperti pasangan romantis kebanyakan. Namun siapa yang tahu di balik selimut tebal tersebut. Tubuh keduanya masih terjerat bersama. Milik Zhu Fheng masih tertanam dengan mantap dan sempurna di dalam tubuh An.
An, "Akhirnya, Zhu Zheng berani mengungkapkannya juga."
Zhu Fheng, "Mn."
"Aku juga ingin seperti Resa..." An menoleh ke belakang, "Kapan kamu akan melamarku?"
"Kita sudah menikah."
An terdiam beberapa saat, kemudian cemberut, "Tidak menyenangkan."
Zhu Fheng, "Ayo ke dalam."
.
.
.
Bersambung ...
Selesai prngetikan pada hari–
Selasa, 18 – 08 – 2020
Pukul, 11.54 Wita