webnovel

Kegiatan Akhir

Jam istirahat pun telah tiba, terlihat edy sudah bersiap, ia merapikan seragamnya, memasukkan bajunya kedalam dan memakai dasi nya, ia pun mengikat sepatunya dengan baik.

Setelah nya ia segera pergi ke kantor untuk menemui guru bahasa arab yang berselisih paham dengan nya hingga membuat guru itu tidak mau mengajar.

Semua temannya berharap kali ini edy bisa membujuk guru itu dan mau kembali mengajar.

Sampai selesai waktu istirahat tapi edy belum juga kembali ke kelas, semua temannya menjadi cemas.

Karena jam pelajaran harus segera dimulai edy menjadi tertinggal pelajaran.

Setelah pelajaran berlangsung setengah jam barulah terlihat edy berjalan menuju kelas.

Ia mengetuk pintu kelas dan meminta izin untuk masuk, guru sama sekali tidak bertanya apapun, edy segera duduk.

Terlihat wajah nya pucat dan lesu, semua siswa menjadi bertanya tanya apakah dia justru dimarahi oleh guru itu.

Setelah jam pelajaran selesai, dian bertanya kepada edy

"Gimana tadi kamu berhasil kan?"

"Iya" edy hanya menjawab singkat

Tidak seperti biasa nya hari itu ia lebih murung,semua teman tidak mau mengganggunya.

Tidak ada yang berani bertanya kepadanya lagi.

Yang biasa nya ia mengganggu siswi lain hari itu ia hanya diam sambil memainkan ponsel nya.

"Agak aneh ya melihat edy hari ini" kata ega kepada hesti

"Iya aneh, biasa nya dia yang paling rese" jawab hesti sambil melirik ke arah edy.

Hari itu pelajaran berjalan sangat tenang tidak ada celoteh apapun dari semua siswa.

Ega yang sebetulnya tidak begitu menyukai edy justru merasa sangat senang dengan kejadian di sekolah tadi ia terus bergosip dengan hesti.

"Biar kapoklah si edy itu, biar nggak seenak nya sendiri kalau ngomong" kata ega

"Iya betul, kasihan ya tadi terlihat ketakutan"sambung hesti

"Masih punya rasa takut juga yaa ternyata" sambung ega

Iyaaa yaaa"timpal hesti

Mereka pun tertawa bersama, terlihat kejam tapi memang sesekali perlu diperlakukan seperti itu supaya jera dan tidak seenaknya sendiri.

***

Saat pulang sekolah ega berjalan bersama hesti menuju ke jalan raya.

Mereka masih bersenda gurau membahas edy saat di kelas tadi.

Tiba tiba

"Gedebruk" ega hampir jatuh karena didorong dari belakang.

Spontan mereka menghentikan langkah kakinya.

Hesti segera menolong temannya itu

"Ga, kamu nggak papa?" kata ega

Ega segera menegakkan badannya lagi dan menoleh ke belakang,

Tiba tiba seorang pria bertanya

"Maaf yaa kamu nggak papa kan?"

"Iya nggak papa" jawab ega sedikit emosi

Pria itu berjalan bersama beberapa temannya melihat kejadian itu mereka justru menggoda ega dan pria tersebut

"Ciee ciee"....terdengar riuh teman pria itu menggoda mereka berdua.

Ega segera menyeret hesti yang masih tertegun dengan kejadian itu.

"Ga, kamu kenal dengan semua orang tadi?" tanya hesti

"Nggak kenal,nggak tahu siapa mereka",jawab ega singkat

Tapi dalam hati nya ega ingat dengan pria yang menabrak nya itu, ia adalah pria yang sama pada saat mengikuti ekstra kulikuler di desa terpencil itu.

Ia pun kembali teringat rasyid, mungkinkah dialah pria yang telah merundung rasyid, ega menjadi cemas dan takut.

Mereka semua berjalan menuju arah yang sama, yaitu menuju jalan raya ega segara mempercepat langkah kakinya, karena para pria itu hanya berjarak 10 langkah dari ega.

Sesampainya di jalan raya ega segera mengajak hesti untuk naik becak menuju rumah nya.

***

Sesampainya di rumah ega langsung menuju ke kamar, ia segera merebahkan badannya diatas kasur.

" Astaga itu pria yang sama dengan yang aku temui waktu ekstra kulikuler dulu, dia mau apa ya.."gumam ega

Ega menjadi cemas, ia sampai tertidur dengan masih mengenakan seragamnya.

"Ga, ganti baju dulu gih" kata ibu nya sembari membangunkan ega

"Egh...." ega kaget dan segera bangun

ia pun langsung berganti pakaian, tapi tidak melanjutkan tidur nya.

Saat sore waktu nya ega membantu ibu nya menyiapkan menu berbuka puasa.

Dengan cepat pekerjaan itu mereka selesaikan.

Saatnya berbuka puasa, ega dan keluarga nya berbuka puasa bersama.

Setelahnya mereka segera melakukan sholat tarawih ke masjid bersama, mereka menjadi lebih rajin karena puasa tinggal beberapa hari saja.

Sesampainya ega dirumah, ia segera mengambil buku pelajarannya, mengerjakan pr nya.

Setelah selesai, ega mengambil hp nya yang ia letakkan di laci lemari.

Tak disangka ada panggilan dan pesan dari nomor yang tidak ia kenal.

"Hallo ga, selamat malam" bunyi pesan itu

Nomor itu adalah nomor baru, foto di wa nya pun ega tidak mengenalinya.

Ega tidak menjawab pesan itu, ia hanya membaca nya selanjutnya meletakkan hp nya kembali ke laci.

Ega bersiap tidur, karena besok hari terakhirnya masuk dan akan libur 1 minggu untuk menyambut lebaran.

***

Hari itu semua siswa diwajibkan memakai pakaian muslim, termasuk ega ia hanya memakai pakaian yang simple, tunik berwarna biru muda panjang nya sampai ke kaki dan memakai celana jeans hitam dengan jilbab warna abu abu muda.

Ega terlihat menawan dengan pakaian yang sederhana.

Hari itu seperti biasa ega diantar kesekolah oleh bapaknya.

Ega berjalan dari gerbang sekolah menuju ruang kelasnya dengan santai, banyak pasang mata yang memperhatikan ega dengan dandanannya yang sederhana.

Hesti yang baru sampai langsung menyapa sahabat nya itu.

"Gaa,,tungguin!!"

Ega menghentikan langkahnya dan menoleh ke belakang,

"Hay" sapa ega

"Kamu cantik banget" kata hesti

"Biasa aja" jawab ega singkat

Entah kenapa tapi ega tidak begitu suka dipuji.

Mereka pun berjalan berdua menuju kelas.

Ega melewati segerombolan anak anak pria dari kelas otomotif mereka adalah kakak kelasnya, ega tidak begitu memperhatikan dan terus berjalan menuju kelas tanpa menengok sedikit pun, ternyata salah satu dari mereka ada pria yang kemaren menabrak ega, tetapi ega tidak menyadarinya.

Pria itu seperti tertegun melihat ega, ia sampai tak berkedib.

Hesti yang justru melihat pria itu, dan menyadari nya.

Sesampainya di kelas mereka segera duduk dan meletakkan tas di kursi

Hesti segera memulai percakapan

"Ga, kamu tadi sadar nggak sih diperhatiin sama cowok cowok?"

"Nggak tuh, perasaan kamu aja kali"

Ega tidak mau membahas lebih jauh lagi, ia segera mengambil buku pelajaran dan menyiapkan di meja sembari menunggu guru datang.

Tidak disangka hari itu tidak ada pelajaran, hanya mengikuti kegiatan dari sekolah saja.

Semua siswa diperintahkan menuju aula sekolah untuk menerima bimbingan dari ustad, ega segera memasukkan kembali buku nya ke dalam tas, dan segera pergi ke aula dengan membawa buku kosong serta pena.

Ia menuju aula bersama hesti dan duduk bersama di barisan wanita.

Saat itu spontan ega teringat kejadian saat ekstra kulikuler di desa terpencil itu, saat itu ia mendapat bimbingan dari tutor karena masih mengantuk ia tertidur sambil duduk dengan wajah ke atas dan mulut yang menganga.

"Hes, masih inget nggak waktu ekstra kulikuler aku ketiduran pas ada bimbingan kayak gini" kata ega sambil tertawa

"Iyaa, kamu ketiduran dengan mulut yang menganga, kamu nih bikin malu" jawab hesti menepuk pundak sahabatnya itu.

Mereka berdua tertawa teringat kenangan yang memalukan itu.