webnovel

Tidak boleh masuk

"Iya, Mama. Aku paham, intinya mama sebenarnya tak mengizinkan ku untuk mendekati Xavier apalagi kalau kami terikat sebuah hubungan lebih dari sahabat kan?" ketua Floryn yang membuat mama Floryn terdiam.

Mama nya Floryn pun akhirnya memutuskan untuk keluar dari kamar nya Floryn, membiarkan Floryn sendirian di kamar nya.

***

Keesokan harinya....

Terlihat Floryn yang baru saja selesai mandi dan mengenakan seragam nya. Kini tinggallah ia memberikan sedikit riasan natural pada wajah nya supaya tak terlihat pucat.

Usai memberikan riasan natural, Floryn pun beranjak dari kursi mengambil tas sekolah nya dan pergi keluar dari kamar nya menuju ruang makan.

Sesampainya di ruang makan...

Tampak papa Floryn yang biasa nya menyapa Floryn, kini hanya terdiam dan malah bersikap seolah-olah tidak menyadari keberadaan Floryn. Mau tidak mau pun, Floryn harus menyapa sang papa yang tidak seperti biasa nya.

"Pagi, Pah," ucap Floryn sembari duduk di kursi yang kosong. Floryn menghela nafas lalu mengambil piring makan nya yang sudah disediakan roti sandwich. Tetapi saat mau menyentuh piring nya...

"Hari ini kamu tidak usah masuk sekolah. Izin saja dulu pada gurumu," tegas sang papa yang membuat Floryn terheran-heran mendengar nya.

"Lho, Pah? kenapa? kenapa papa tidak mengizinkan ku pergi ke sekolah?" tanya Floryn dengan nada tinggi yang membuat sang papa jengkel pada sikap anak nya tersebut.

"Sudah papa katakan bahwa kamu tidak boleh masuk hari ini! hanya hari ini saja, besok-besok kamu bisa masuk kembali," tegas papa Floryn yang membuat Floryn melempar piring sandwich tepat di wajah sang papa.

Tentu saja hal tersebut mengejutkan satu rumah. Mama serta pelayan Floryn tak menyangka bahwa Floryn akan melakukan hal seperti itu pada papa nya.

"Floryn, bisa-bisanya kau melempar sandwich ke wajah papa?!" bentak papa Floryn namun Floryn sama sekali tidak takut.

"Kenapa? papa gak suka? papa mau tampar aku? tampar saja pipi ku ini, memang nya hal itu dapat membuatku ketakutan lalu tunduk padamu hah?!" teriak Floryn yang setelah nya berlari keluar dari rumah.

Papa nya Floryn berniat mengejar anak nya tetapi dicegat oleh mama Floryn.

"Sudah, Pah. Kamu jangan terlalu mengekang Floryn seperti itu," singkat mama nya Floryn yang akhirnya mau tidak mau papa nya Floryn menuruti nya.

Di sisi lainnya....

Tampak Floryn yang kini berada di depan komplek rumah nya. Ia kini sedang mencari taxi yang lewat hingga akhirnya...

"Mau barengan ke sekolah gak?" muncul Julian sembari mengendarai mobil. Melihat hal itu, Floryn terdiam lalu tertawa kecil.

"Wah tak sangka bahwa kau akan menjemputku dengan mobil," ucap Floryn yang membuat Julian tersenyum tipis.

"Tentu saja, apa sih yang enggak untuk pacarku. Eh maksudnya sahabat ku deh," ujar Julian yang membuat Floryn terdiam. Lalu tak lama setelah nya, Floryn masuk ke dalam mobil Julian dan mereka berdua segera pergi menuju sekolahan.

***

Di perjalanan....

Tampak Julian yang sesekali memperhatikan Floryn. Karena sejak tadi, Floryn hanya melamun seperti memikirkan sesuatu.

"Floryn, apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Julian dengan polos yang membuat Floryn tersadar dari lamunannya.

"Eh tidak apa-apa kok. Hanya saja aku sedang memikirkan sesuatu tentang pelajaran nanti! apalagi ada pelajaran matematika hari ini, tentu akan sangat menyebalkan," jawab Floryn seraya tertawa. Walau begitu, Julian tetap saja tak mempercayai Floryn. Masa hanya karena sebuah pelajaran, membuat Floryn sampai melamun begitu.

"Ah masa? bilang saja jika ada sesuatu. Aku akan membantu mu kok," ucap Julian dengan santai yang membuat Floryn menundukkan kepala nya.

"Hmm baiklah, sebenarnya aku tadi debat dengan papaku. Aku tidak diizinkan sekolah secara tiba-tiba dan hal itu tentu saja membuatku heran! tak biasanya papa ku begini," ujar Floryn yang membuat Julian membatu. Tetapi tak lama kemudian, Julian menganggukkan kepala nya sembari tersenyum tipis.

"Baiklah kalau begitu, aku mengerti apa yang kau alami sekarang. Nanti sepulang sekolah, kau menginap saja di apartemen selama beberapa Minggu! masalah biaya hidupmu, biar aku yang menanggungnya," tegas Julian yang membuat Floryn menatap nya dengan tatapan tercengang.

"A-aku tidak salah dengar kan?" tanya Floryn, Julian menganggukkan kepala nya.

"Ya, aku serius. Aku akan bertanggung jawab atas apa yang telah ku perbuat! kalau tidak karena mu, kau tidak akan mungkin berdebat dengan ayahmu dan dengan keluarga yang lainnya. Jadi, tenang saja ya!" ucap Julian yang membuat Floryn sungguh terharu mendengar nya.

"Te-terimakasih Xavier karena kau mau membantuku," ujar Floryn yang cukup senang. Julian tersenyum tipis mendengar nya. Kemudian suasana pun mulai hening seperti sebelum nya.

***

Mereka berdua akhirnya sampai di sekolah. Kedua nya berjalan masuk ke dalam sekolah dan melangkahkan kaki nya menuju kelas. Tetapi saat berada di lorong kelas....

"Hahahaha akhirnya Xavier si sampah telah datang," ucap seorang anak SMA bertato banyak di tangan nya, Dia bernama Aliando. Aliando tak sendirian, ia bersama dua orang teman nya yang bernama Alex dan Feng.

"Oh ya ku dengar kau mati setelah tertabrak bus, tetapi kenapa kau terlihat baik-baik saja sekarang?" ujar Alex sembari menyentuh rambut Julian. Namun Julian yang sadar situasi saat ini, menyuruh Floryn pergi dari sana. Awalnya Floryn menolak tetapi mau tidak mau akhirnya ia mengikuti perintah Julian.

Kini tinggallah Julian bersama tiga orang yang merupakan pembully Xavier dulu.

"Xavier, apakah kau masih ingin mengatakan bahwa kau ini orang yang memiliki kekuatan maka nya tidak bisa mati hahahaha," kata Feng yang membuat Julian seketika menghentikan waktu namun ketiga orang tersebut dibiarkan bergerak oleh Julian.

"Ah kalian salah membully orang lho. Awalnya memang Xavier hanyalah berhalusinasi tetapi sekarang perkataan nya adalah nyata. Aku menguasai waktu dan ruang yang tentu saja dapat mengalahkan kalian dengan mudah," ucap Julian sembari tersenyum sinis yang membuat ketiga orang tersebut ketakutan. Tetapi tak lama setelah nya, mereka pun menyerang Julian.

Namun tiba-tiba saja Julian menghilang yang membuat ketiga nya heran. Ditambah saat itu waktu berhenti, jadi mereka tidak dapat meminta tolong pada siapapun.

"Ah hahahaha kalian hanya makhluk rendahan di mataku. Bisa dibilang, kalian sama seperti iblis cere yang sering ku temui akhir-akhir ini," ucap Julian yang muncul tepat di belakang mereka bertiga.

Ketiga nya pun diam membatu ketika melihat Julian yang tiba-tiba saja berada di belakang mereka. Julian menyentuh bahu ketiga nya yang membuat mereka bertiga tidak bisa bergerak.

"Hmm dulu kalian sering sekali memberikan banyak luka fisik dan hinaan pada Xavier. Kini aku, sebagai orang baru yang menguasai tubuh ini, Kaisar Julian sang pengendali waktu akan memberikan pelajaran pada orang rendahan seperti kalian!" Julian mendorong tubuh ketiga nya yang membuat Aliando, Alex dan Feng terjatuh dan berteriak kesakitan.