"Hahahaha yakali aku hanya tertarik dengan poni mu, ada-ada saja kamu ini," ucap Floryn sembari tersenyum tipis. Julian terdiam hingga akhirnya...
"Makanan kesukaan mu apa?" tanya Julian.
"Yang bercita rasa pedas! entah kenapa rasanya enak banget kalau makan-makanan yang pedas meskipun katanya gak baik buat tubuh tetapi ada aja yang kurang kalau gak pake yang pedas-pedas," jawab Floryn yang membuat Julian terdiam.
"Ah begitu ya. Bagaimana dengan ku?" tanya Julian dengan tenang.
"Kau suka dengan makan-makanan manis bercita rasa manis tetapi kau lebih suka bahwa makanan itu termasuk golongan makanan sehat," jawab Floryn yang membuat Julian menundukkan kepala nya.
"Kesukaan Xavier benar-benar mirip seperti ku. Syukurlah kalau begitu," batin Julian. Julian kembali menatap kearah Floryn yang asyik menyantap makanan nya.
"Floryn, ada yang ingin kutanyakan padamu boleh?" tanya Julian dengan tegas yang membuat Floryn menatap nya dengan serius.
"Kau mau bicara apa?" tanya balik Floryn sembari meletakkan alat makan nya diatas piring.
"Kalau sewaktu-waktu aku menghilang dalam waktu yang lama, bagaimana? bisa dibilang aku berpisah denganmu secara baik-baik dalam waktu yang cukup lama setelah itu aku akan kembali lagi padamu," jelas Julian yang membuat Floryn terdiam.
"Kenapa harus berpisah begitu? memang nya apa yang ingin kau lakukan? jika kau memerlukan bantuan, katakan saja padaku! jangan melakukan nya sendirian," ucap Floryn dengan sikap tenang.
"Tidak apa-apa, tetapi seperti nya kita akan berpisah selama sementara setelah nya aku kembali. Aku akan pamit pergi baik-baik dengan mu, dengan keluarga mu dan juga orang-orang di sekolahan," ujar Julian.
"Hmm kalau begitu aku akan ikut mendampingi mu supaya kita tidak perlu berpisah-pisah Xavier!" kata Floryn yang membuat Julian geleng-geleng kepala.
"Tidak, jika ada kau pastinya nyawamu dalam bahaya besar dan kau menjadi penghambat waktu untuk kami mengerjakan misi nya," tutur Xavier yang membuat Floryn tidak setuju dengan pendapat nya.
"Kau pikir karena aku seorang wanita, jadi aku hanya beban untuk kalian? begitu? hah?" ketus Floryn yang membuat Julian membatu.
"Bukan begitu, hanya saja aku mengkhawatirkan mu begitu," ucap Julian yang membuat Floryn terdiam.
"Kau beralasan kan? sebenarnya apa yang ingin kau lakukan sampai-sampai kau pergi sedangkan aku ditinggal disini?" ujar Floryn yang membuat Julian menghela nafas sejenak lalu mengalihkan pembicaraan.
"Hmm makanan paling enak disini, apa ya? aku ingin mencoba nya," kata Julian yang mengalihkan pembicaraan. Mendengar hal itu membuat Floryn sadar bahwa Julian mengalihkan pembicaraan dan sontak saja ia menggebrak meja yang membuat dirinya sekilas disorot satu kantin.
"Floryn, kenapa kau mendobrak meja? tenanglah Floryn! tenang!" Julian berusaha menenangkan Floryn yang emosi padanya.
"Kau tidak usah pura-pura perhatian seperti ini, aku tau rencana mu yang sebenarnya!" tegas Floryn yang membuat Julian diam terpaku.
"Rencana apa, Floryn? aku tidak pernah memiliki rencana apapun!" jawab Julian yang keheranan.
"Kau berpura-pura bodoh ya, Xavier?" singkat Floryn sembari bangkit berdiri. Setelah nya, Floryn menarik kerah baju Julian dengan kencang hingga Julian terangkat.
"Dimana kau menyembunyikan celana dalam siswi-siswi disini?" tanya Floryn yang membuat Julian melongo mendengar nya.
"Aku tidak salah dengar? kau bertanya dimana ku sembuh celana dalam siswi-siswi disini? jelas-jelas sejak tadi aku bersamamu, bisa-bisanya kau mencurigai ku seperti itu!" jawab Julian yang justru nya dilempar ke dinding hingga dinding nya retak.
"Aku tidak akan percaya begitu saja padamu, Xavier! apalagi kepribadian mu sudah benar-benar berbeda. Kebetulan sekali semua celana dalam siswi-siswi SMA ini menghilang begitu saja entah dimana," ucap Floryn sembari berjalan mendekati Julian.
"Te-tetapi aku tidak akan melakukan hal kotor seperti itu. Lebih baik aku membunuh banyak musuh daripada melakukan hal yang tak senonoh itu," ujar Julian.
"Yakin? kalau iya jujur saja daripada kau kena bonyok dariku," kata Floryn, Julian menganggukkan kepala nya.
"Sudah kubilang aku tidak bersalah. Kalau kau sampai memukul lagi, maka kau lah ya berdosa," tutur Julian. Floryn terdiam sejenak kemudian kembali duduk di bangku nya.
Julian bangkit berdiri lalu mengambil ponsel nya yang ada di atas meja kemudian mengechat seseorang. Tetapi pada saat mau mengerti....
"Apa yang kau lakukan, bodoh?" ucap Floryn yang membuat Julian menatap nya.
"Kau bilang aku ini bodoh?! aku tidak salah dengar?" tanya Julian yang masih tidak percaya dengan Floryn yang berubah secara tiba-tiba.
"Tentu saja karena bisa-bisanya kau meminta bantuan dengan cara terang-terangan begitu," jawab Floryn.
"Floryn, kau sungguh berbeda! kau bukan Floryn yang ku kenal," singkat Julian. Floryn tersenyum tipis dan tiba-tiba saja muncul kabut hitam yang membuat Julian sempat tak bisa melihat.
Dan disaat itu juga, Floryn berlari kearah Julian sembari membawa kedua ice cream.
"Ayo kita menikmati ice cream Xavier!" ucap Floryn yang tampak amat ceria. Walau begitu, Julian tetap merasa hati-hati karena takut Floryn tiba-tiba saja berubah jadi brutal.
"Xavier, kau kenapa?" tanya Floryn dengan wajah polos.
"Tidak apa-apa, aku baik-baik saja. Ngomong-ngomong, kau darimana saja tadi?" tanya Julian sembari menatapi aksesoris menutrisi yang ada di dekaT,"
"Aku habis membeli ice cream tadi antri banget," singkat Floryn.
"Berapa lama kau mengantri? kenapa tak bersamaku mengantri nya?" tanya Julian yang membuat Floryn cukup heran dengan sikap nya.
"Kau ini kenapa sih? aneh banget deh," singkat Floryn. Julian terdiam lalu bertanya dengan berbisik.
Selang beberapa menit...
Floryn tertawa usai mendengar pertanyaan Julian yang amat lucu untuk nya.
"Pertanyaan macam apa itu? tidak ada yang hilang kok! kau ini benar-benar ya, otak mesum," ketus Floryn diakhir kalimat.
"Ta... tapi tadi ada yang bilang bahwa..." belum sempat menyelesaikan kata-katanya, Floryn langsung menyumpal mulut Julian dengan ice cream.
"Berisik ah, aku tidak mau mendengar pertanyaan mesum mu itu lagi. Ngomong-ngomong, aku boleh minta sedikit makanan mu? seperti nya terlihat enak," ucap Floryn. Julian menganggukkan kepala nya sembari memberikan sendok plastik yang baru.
"Nah, sendok nya baru dan bersih," singkat Julian.
"Hmm? dulu kau tak pernah bersikap begini. Kita sering makan dengan satu sendok secara bergantian," ucap Floryn.
"Hmm begitu kah? memang nya tidak malu?" tanya Julian dengan polos.
"Ngapain malu, sama bestie ini. Makan dengan sendok yang sama juga tak masalah untukk," ujar Floryn dengan santai nya yang membuat Julian terdiam.
"Ternyata hubungan kita memang sedekat itu ya dulu?" singkat Julian, Floryn menganggukkan kepala nya.
"Ya! tak hanya itu saja, kau juga berjanji akan terus bersamaku. Bahkan kau bilang bahwa kau tetap ingin satu kampus bersamaku meskipun jurusan nya tidak yang kamu inginkan. Aku ingin sekali masuk ke jurusan psikologi sedangkan kamu ingin masuk ke jurusan hukum atau ke jurusan sosial," jelas Floryn yang membuat Julian tersenyum tipis.