Floryn terdiam mendengar perkataan nya Julian lalu tak lama setelah nya ia mengeluarkan ponsel dan memutuskan untuk membaca salah satu Webtoon favorit nya yang telah update.
Namun pada saat Floryn mau membuka halaman Webtoon nya....
"Floryn, kau cuek denganku hanya karena ingin membaca sebuah cerita bergambar?" ucap Julian yang membuat Floryn menatap nya.
"Eh bukan begitu. Menurutku tadi, tidak ada topik yang kita bicarakan lagi jadi aku memutuskan untuk membaca Webtoon favorit ku yang baru saja update," jawab Floryn dengan wajah polos. Mendengar hal itu membuat Julian terdiam lalu menjawab nya secara singkat.
"Ah begitu ya. Padahal kita bisa banyak membahas berbagai topik. Misalnya dalam hal pelajaran, favorit, dan juga masa lalu. Tetapi jika kau tidak mau bicara lagi, juga tidak apa-apa kok," singkat Julian. Ketika Julian baru saja selesai bicara...
"Ah anu, ini beneran Xavier?" tanya seorang perempuan berkacamata yang membuat kedua nya menatap nya.
"Ah iya aku Xavier. Hmm ada apa, Aulia?" tanya balik Julian yang membuat Floryn terkejut mendengar nya karena bisa-bisanya Julian mengenali nya.
"Lho katanya amnesia tapi kok..." belum sempat menyelesaikan kata-katanya, Julian langsung membungkam mulut nya.
"Ah berisik, kita bicarakan hal itu nanti saja ya," bisik Julian yang membuat Floryn terdiam mendengar nya. Lalu Julian bangkit berdiri dan mendekati Aulia.
"Jadi Julia, ada apa?" tanya Julian dengan tenang. Mendengar hal itu, Aulia terdiam lalu memberikan Julian sekotak coklat.
"Untukmu, ku dengar kau sempat di rawat di rumah sakit dan kebetulan kau suka coklat, bukan?" ucap Aulia yang membuat Julian terdiam lalu tersenyum tipis.
"Ah terimakasih banyak atas perhatiannya ya!" singkat Julian yang senang. Mendengar hal itu, seketika kedua pipi Aulia memerah. Selama ini dia begitu malu dengan Julian yang dihadapan diri nya merupakan Xavier. Dia bahkan canggung sekali untuk bertatapan langsung Dengan Julian maka dari itu dirinya sekarang seperti tidak bisa melakukan apa-apa.
Melihat Aulia yang membatu, membuat Julian terheran. Julian menepuk bahu Aulia, menyadarkan Aulia yang membatu.
"Kau kok diam saja?" ucap Julian dengan wajah polos yang membuat Aulia kembali menatap nya.
"Ah hahahaha tidak apa-apa kok," ujar Aulia yang kemudian pergi. Ketika Aulia pergi, Floryn yang awalnya sejak tadi diam saja itupun menyaut...
"Cie...Cie.. yang di perhatiin sama cewek cerdas di kelas ini. Bahkan sama yang lain lupa ingatan sedangkan sama dia enggak," ketus Floryn yang membuat Julian geleng-geleng kepala mendengar apa yang dikatakan oleh Aulia.
"Ah bukan begitu. Sebenarnya aku...." belum sempat menyelesaikan kata-katanya, Floryn menghentikan nya.
"Sudah deh tidak perlu banyak alasan. Bilang saja kau sebenarnya suka dengan Aulia apalagi Aulia itu perempuan yang cerdas dan bisa dibilang menawan kalau dia dapat merawat dirinya," ucap Floryn yang membuat Julian jengkel pada nya.
"Kau nih ya sama sekali tak memberikan ku sedikit kelonggaran untuk menjelaskan. Aku ingat semua kok bahkan aku ingat bahwa dulu saat kecil, kita terjatuh dan akhirnya menginap di dalam sebuah gua dekat sungai," ujar Julian yang membuat Floryn membatu mendengar nya. Floryn menatap Julian lalu menarik kerah baju nya hingga Julian hampir terjatuh.
"Terus, apalagi?" tanya Floryn dengan tegas.
"D-dan...aku pernah tak sengaja mencium mu saat kecil. Kau saat itu tenggelam di sungai dan aku berusaha memberikan nafas buatan untukmu," kata Julian yang membuat Floryn melepas nya lalu mengalihkan pandangan. Dirinya cukup tak menyangka bahwa Julian akan mengingat kejadian-kejadian itu.
"Kalau kau ingat semua nya, lantas kenapa kau menanyakan nama ku saat tersadar?" tanya Floryn yang membuat Julian bingung harus jawab apa.
"Sudah kukatakan berkali-kali, aku tidak bisa menjelaskan masalah yang terjadi. Tetapi aku yakin, suatu saat nanti kamu akan mengetahui yang sebenarnya," jawab Julian yang membuat Floryn jengkel mendengar nya.
"Kau selalu saja mengatakan hal itu. Aku ingin tau nya sekarang bukan nanti-nanti," bentak Floryn yang membuat Julian terdiam.
"Menjelaskan nya sedetail mungkin juga percuma saja. Kau takkan mengerti dan justru malah menganggap ku gila," jawab Julian.
"Ya sudah coba jelaskan aja dulu, jangan bilang seperti itu. Kalau aku percaya bagaimana?" tegas Floryn. Julian terdiam lalu bangkit berdiri kemudian pergi meninggalkan Floryn yang tentu saja hal tersebut membuat Floryn kebingungan.
"Lho kok malah pergi, aku kan ingin meminta penjelasan bukan ditinggal begini," ujar Floryn yang membuat teman-teman sekelas nya menatap nya.
"Penjelasan apa, Floryn? kau pacaran dengan Xavier lalu Xavier bersama cewek lain dan kau sedang meminta penjelasan nya?" tanya salah satu siswi di kelas Floryn. Mendengar hal itu tentu saja membuat Floryn semakin berapi-api mendengar nya.
"Enak saja! bisa-bisanya kau mengatakan hal seperti itu," bentak Floryn yang membuat satu kelas nya tertawa mendengar nya.
***
Di sisi lainnya....
Tampak Julian yang kini sedang berjalan di lorong kelas nya. Lalu tak lama setelah nya, datang dua orang kakak kelas yang menghadang langkah nya.
"Xavier, mana tugasku?" tanya salah satu dari kedua kelas tersebut yang membuat Julian menatap nya dengan tatapan sinis.
"Apa kau bilang? tugas? kerjakanlah sendiri, dasar bodoh!" bentak Julian sembari mendorong kakak kelas tersebut. Namun saat Julian melangkahkan kaki nya pergi, kakak kelas lain nya langsung memegangi tangan nya dengan kencang dan menarik nya yang membuat Julian semakin kesal.
"Seperti nya kau mau kena hukum dari kami ya?" ucap kakak kelas tersebut yang membuat Julian terdiam mendengar nya.
"Ah seperti nya kau lah yang mau kena hukuman dariku," ujar Julian yang membuat kedua kakak kelas tersebut membatu mendengar nya.
Dan...
Sepuluh menit kemudian~
"Jadi bagaimana? kau mau ku bunuh sekalian atau menjadi anjing ku?" ancam Julian yang membuat kedua kakak kelas tersebut akhirnya menjadi bawahan Julian alias menjadi anjing nya.
"Kami akan menuruti semua perintah mu. Jangan siksa kami lagi apalagi sampai memberikan kami hukuman," ucap kakak kelas tersebut yang membuat Julian tersenyum sinis. Lalu setelah nya Julian melangkahkan kaki nya pergi.
Ketika Julian pergi....
"Kenapa Xavier berubah begini?" ucap kakak kelas.
"Iya, dia berubah menjadi menyeramkan seperti raja iblis semenjak dirinya mengalami kecelakaan. Sungguh mengerikan!" ujar kakak kelas lainnya.
Sedangkan di sisi lainnya....
Terlihat Julian yang kini sedang menatapi tulisan-tulisan yang ada di mading. Lalu tak lama setelah nya, seorang guru datang dan berdiri di samping nya.
"Xavier, ku dengar kau memukuli siswa-siswi disini ya?" ucap guru tersebut yang membuat Julian melirik nya.
"Tidak, saya tidak pernah memukuli siswa-siswi disini. Justru mereka lah yang melakukan itu pada saya," ujar Julian dengan sinis.