"Begitukah. Hmm apa jangan-jangan dia.... tetapi setahuku kaisar sok suci itu sudah dibunuh oleh adik nya sendiri," ucap sang putri dengan raut wajah heran.
"Mungkin saja kaisar itu bereinkarnasi," singkat pria berjubah yang membuat putri tersebut terdiam lalu tak lama setelah nya....
"Baiklah kalau begitu, kita akan membunuh nya bagaimanapun cara nya. Awasi dia dan serang hingga mati!" tegas putri tersebut yang kemudian pergi menuju kamar nya. Mendengar hal itu, pria berjubah hitam yang semula berlutut bangkit berdiri dan mulai menjalankan misi nya.
***
Di sisi lainnya....
"Wah sepertinya kau kelaparan ya? kalau mau, pesan saja lagi," ucap Julian yang membuat Floryn menatap nya dengan sinis.
"Ah hahahaha kau mengejekku ya? tentu saja tidak! aku tidak ingin makan banyak-banyak karena tidak mau gemuk," ujar Floryn sembari tersenyum tipis yang membuat Julian geleng-geleng kepala.
"Tidak apa-apa kok. Lagipula kalau kau gemuk dan tidak ada yang mau menerima mu, aku mau kok menerima mu apa adanya. Aku ini bukan tipe cowok yang mandang fisik, materi! aku melihat orang dari hati nya! kebaikan nya," kata Julian yang membuat kedua pipi Floryn memerah mendengar nya. Sontak saja Floryn langsung mengalihkan pandangan nya yang membuat Julian tertawa.
"Hmm bukan karena itu maksudnya. Lagipula kita sahabatan doang lho, jangan pikir yang aneh-aneh deh!" ujar Floryn. Tak lama setelah nya, Julian yang semula duduk bangkit berdiri lalu setelah nya berjalan pergi yang tentu saja membuat Floryn heran.
"Kau mau kemana? kenapa tiba-tiba saja pergi begini?" tanya Floryn dengan ketus.
"Mau ke toilet, manis," singkat Julian yang membuat Floryn malu-malu kucing tetapi berusaha bersikap biasa saja.
Beberapa menit kemudian...
Julian memasuki toilet. Tak lama setelah nya, ia berdiri tepat di depan wastafel toilet lalu setelah nya mencuci tangan nya. Disaat itu, tiba-tiba saja waktu berhenti lalu tak lama setelah nya Julian membalikkan tubuh nya.
"Ah hahahaha sudah kuduga bahwa ditempat seperti ini, aku dapat menemukan banyak sekali iblis dan pastinya semakin banyak aku membunuh mereka maka akan semakin meningkat kekuatan ku. Apalagi sekarang, kekuatan ku tidak sekuat dulu jadi aku harus meningkatkan nya lagi," ujar Julian yang kemudian muncul aura hitam didalam toilet tersebut.
Tak lama setelah nya, aura hitam tersebut menyatu dan menjadi sesosok monster yang kemudian berada tepat di hadapan Julian.
"Wahai manusia lemah, kenapa kau bisa mengetahui keberadaan kami?" ucap iblis tersebut yang membuat Julian tertawa.
"Bisa-bisanya kau mengatakan aku manusia lemah? kau tak mengenali ku ya," ujar Julian sembari menyentuh iblis tersebut yang tentu saja membuat iblis tersebut menertawakan nya.
"Memangnya kau siapa? kau hanyalah manusia lemah yang tidak dapat melakukan apapun," kata iblis tersebut yang disaat itu juga, keluar sebuah cahaya dari tangan Julian.
"Masa?" singkat Julian. Cahaya tersebut semakin bersinar terang lalu hanya dalam sekali kedipan mata, iblis tersebut lenyap lalu diserap oleh tubuh Julian.
"Ah hahahaha rasanya senang bisa memburu iblis seperti ini. Aku tidak sabar menghadapi pemimpin iblis-iblis cere ini. Pastinya bakalan seru bukan?" batin Julian yang kemudian membalikkan tubuh nya, menatap kearah cermin wastafel. Disaat itu, waktu kembali berjalan seperti biasa nya.
Julian mencuci kedua tangan nya lagi, kemudian keluar dari toilet tersebut dan kembali ke tempat Floryn.
Dua menit kemudian....
Julian duduk di samping nya Floryn yang sedang mengaduk minuman nya. Lalu tak lama setelah nya, Floryn meneguk caramel macchiato nya dan meletakkan nya kembali di atas meja.
"Hmmm cepat sekali?" ucap Floryn sembari menatap Julian.
"Iya, memang nya kenapa? cuma cuci tangan juga," ujar Julian yang membuat Floryn terdiam lalu menundukkan kepala nya.
"Oh ya ngomong-ngomong, sebenarnya aku mau minta tolong sesuatu padamu. Entah kamu bisa atau enggak, yang jelas aku berharap sekali kamu dapat membantuku," kata Floryn yang membuat Julian memasang raut wajah serius.
"Lho? ada apa? katakan saja. Aku akan membantu mu," singkat Julian. Tak lama setelah nya, Floryn mengeluarkan buku tulis dan pulpen dari dalam tas nya. Kemudian, Floryn membuka buku tulis nya tersebut dan menunjukkan sebuah latihan matematika pada Julian.
"Anu, dulu kamu itu sangat cerdas terutama di pelajaran ini. Maka dari itu aku suka sekali meminta pertolongan mu untuk mengerjakan tugas ini. Aku mau melakukan apapun deh setelah nya," ujar Floryn yang membuat Julian terdiam lalu tersenyum tipis.
"Baiklah, biar ku kerjakan," singkat Julian yang kemudian mengambil buku tulis serta pulpen nya dan mulai mengerjakan.
Hanya butuh waktu tiga menit, Julian pun berhasil menyelesaikan tugas Floryn dan memberikan nya pada Floryn yang tentu saja membuat Floryn senang.
"Wah meskipun kamu lupa ingatan, ternyata otakmu berjalan dengan baik. Besok kalau jawabannya benar semua, aku bakal menuruti semua permintaan mu," ucap Floryn yang membuat Julian tertawa mendengar nya.
"Serius ya? awas kalau bohong," singkat Julian. Floryn hanya menganggukkan kepala nya lalu setelah nya ia kembali menyimpan buku dan pulpen nya di dalam tas.
"Oh ya ngomong-ngomong, kau jadi bertemu dengan pamanku? beneran mau di antar habis ini?" tanya Floryn yang membuat Julian melirik nya.
"Iya, aku ingin bertemu dengan pamanmu," singkat Julian yang membuat Floryn sedikit penasaran dengan apa yang akan Julian lakukan pada paman nya.
***
Terlihat Julian dan Floryn yang sedang berada di perjalanan. Julian sedang serius mengendarai mobil sedangkan Floryn sesekali melirik Julian.
"Xavier, kau ini benar-benar lupa ingatan?" tanya Floryn yang membuat Julian menatap nya.
"Tentu saja, memang nya kenapa? ada yang salah kah?" tanya Julian dengan tenang.
"Anu soalnya kau berbeda. Maksudku, kau seperti orang lain yang sangat aktif gitu lho," singkat Floryn yang membuat Julian memasang wajah datar. Julian dalam hati nya pun membatin....
"Hmmm dia tidak tau saja bahwa sikap ku berubah begini semenjak berada di dunia ini. Kalau dulu, aku sangat pendiam, bijaksana, dan ramah terhadap siapapun. Tetapi sekarang, sungguh memalukan!" batin Julian. Julian yang semula terdiam itu pun menjawab perkataan Floryn.
"Ah hahahaha begitu ya? jadi aku nampak berbeda sekarang?" singkat Julian, Floryn menganggukkan kepala nya.
"Dan yang lebih heran nya lagi. Bagaimana bisa kau bangkit dari kematian mu?! padahal jelas-jelas kau mati tepat di hadapan ku. Aku sangat senang karena kamu bisa kembali tetapi di sisi lain, aku bertanya-tanya kenapa hal mustahil begitu bisa terjadi. Bahkan dokter saja benar-benar tak menyangka," cakap Floryn sembari menundukkan kepala nya.
"Ya berarti Tuhan masih sayang denganku maka nya aku dibiarkan hidup kembali," singkat Julian sembari tersenyum tipis.