"Ka-katakan, siapa kamu sebenarnya?! gak usah berpura-pura sok kenal. Aku saja tak mengenal mu," ketus Julian yang membuat sosok hitam tersebut tertawa mendengar nya.
"Hahahaha tentu saja karena ingatan mu sudah dikunci. Maka dari itu kau tak mengenalku bahkan jati dirimu dan juga orang yang amat kamu sayangi," ucap sosok hitam itu yang membuat Julian terdiam mendengar nya.
Ketika Julian terdiam memikirkan ucapan sosok hitam tersebut, Colton langsung menarik tangan nya hingga Julian jatuh di belakang Colton.
"Jangan mudah terpengaruh dengan perkataan nya! dia itu termasuk keturunan murni raja iblis!" ucap Colton yang membuat Julian menatap nya dengan tatapan ketakutan. Ketika Colton baru saja selesai bicara, sosok hitam tersebut langsung menyerang nya hingga Colton terpental jauh.
"Aku tidak mempengaruhi nya, aku hanya memberikan fakta yang sebenarnya. Kalau saja kalian tak mengunci ingatan nya, pasti hal buruk pada nya takkan terjadi," ujar sosok hitam tersebut. Mendengar hal tersebut, Julian diam terpaku. Ia kini benar-benar bingung dengan yang terjadi sebenarnya dan siapa yang benar.
"Julian, cepat keluar dari sini sekarang!" teriak Colton namun baru saja Julian bangkit berdiri....
"Aku masih ingat membicarakan yang sebenarnya pada nya. Jangan pergi!" ucap sosok hitam tersebut sembari menarik Julian yang membuat Julian kini berada di genggaman nya.
"Baiklah Julian, aku akan memberitahumu fakta yang sebenarnya. Jadi kau diam dengarkan disini," tegas sosok hitam tersebut. Namun disaat itu, Julian berhasil menggores wajah sosok hitam tersebut dengan pedang nya lalu setelah nya pergi.
Tentu saja hal tersebut membuat sang sosok hitam tersebut cukup murka. Ia menyerang Julian tetapi serangan nya tersebut hanya mengenai bagian lengan Julian sedikit. Julian bersama Colton segera kembali ke dunia nyata.
Dan....
Julian membuka kedua mata nya dan menatap kearah lengan kanan nya yang sebelum nya di serang oleh sosok hitam tersebut. Ketika ia sedang menatapi lengan kanan nya, Briella langsung menghampiri nya dan menanyakan apa ya terjadi.
"Jadi, apa yang terjadi disana? seperti nya kalian bertemu sesuatu," ucap Briella dengan cemas.
"Kami bertemu dengan sosok hitam yang berada di dalam diri Julian dan dia merupakan keturunan murni raja iblis. Bisa dibilang pangeran iblis," jelas Colton yang membuat Briella tercengang mendengar nya.
"Apa? jadi itu jiwa lain yang ada pada diri Julian? kalau sosok jiwa lainnya saja seseram itu, bagaimana dengan sosok Julian yang sebenarnya? apa jangan-jangan kau reinkarnasi dari dewa sakti?" ucap Briella namun Julian membantahnya.
"Bukan! bukan begitu. Aku bukanlah reinkarnasi dari siapapun! aku ini hanya seseorang yang merupakan keturunan raja dan saat usia muda, aku diangkat menjadi kaisar yang memiliki kekuatan pengendali waktu dan ruang. Hanya itu saja," jelas Julian sembari tersenyum tipis.
"Hmm, Nak. Sebaiknya kau disini selama beberapa hari! kau harus mendapatkan pengawasan dan latihan dari ku," tegas Colton yang membuat Julian terdiam. Tapi pada akhirnya...
"Hmm tapi besok aku harus sekolah, gimana dong?" singkat Julian dengan polos yang membuat Briella tertawa mendengar nya.
"Bilang saja kau mau ke sekolah karena ingin bertemu Floryn dan menggoda wanita cantik lainnya kan?" celetuk Briella yang membuat Julian memasang wajah datar. Dan disaat itu, Colton langsung menatap sinis Julian yang membuat Julian ketakutan.
"Dengar, anak muda! kau jangan menggoda anakku dan keponakan ku. Kau juga jangan centil dengan cewek lainnya! jaga kehormatan mu sebagai seorang pria. Apalagi kau ini merupakan mantan kaisar muda yang tampan, bijaksana, dingin dan tegas. Masa tiba-tiba saja harga dirimu jatuh," ucap Colton yang membuat Julian hanya geleng-geleng kepala mendengar nya.
"Hmmm mana mungkin saya akan melakukan hal begitu, guru. Saya takkan mungkin melakukan hal memalukan yang guru pikiran. Paling saja hanya merayu wanita sebagai bahan candaan bukan yang aneh-aneh," ujar Julian yang membuat Briella langsung merangkul bahu nya dan berkata...
"Coba rayu aku kalau begitu," singkat Briella yang membuat Colton menatap anak nya dengan tatapan sinis.
"Baiklah. Hmm, Aku tuh hanya ingin hidup cukup. Cukup lihat senyummu setiap hari," gombal Julian sembari mengedipkan mata sebelah kanan nya dan tersenyum tipis yang membuat Briella kembali terpanah pada nya.
"Astaga kakak tampan, kau membuatku meleleh," ucap Briella yang membuat Julian tertawa. Sedangkan Colton hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah laku kedua nya.
***
Di sisi lainnya...
Tampak Floryn yang kini tengah duduk di atas ranjang sembari memperhatikan bintang-bintang yang bersinar di langit melalui jendela di kamar nya. Btw sebelum nya, gorden kamar Floryn di buka makanya keliatan deh pemandangan langit di luar.
"Hmm entah kenapa, aku jadi begitu mencemaskan Xavier. Apalagi semenjak kejadian kecelakaan itu terjadi dan juga kejadian sebelum nya, melihat nya yang tiba-tiba saja pingsan saat berhadapan dengan paman Colton. Dan aku merasa ada yang berbeda dengan Xavier tetapi aku juga merasa bahwa aku seperti mengenal sosok nya meskipun dia bukanlah Xavier. Sungguh menganehkan! bikin tambah pusing aja deh nih orang satu," ucap Floryn sambil geleng-geleng kepala.
Lalu tak lama setelah nya, mama Floryn masuk ke dalam kamar nya lalu duduk tepat di samping nya Floryn.
"Floryn, jangan bilang kau sedang memikirkan Xavier?" ucap mama nya Floryn yang membuat Floryn langsung menggelengkan kepala nya.
"Tidak, Mama. Aku sama sekali tidak memikirkan nya kok! aku lagi pusing aja kenapa semakin lama, pelajaran matematika tuh semakin rumit," ujar Floryn yang membuat mama nya tertawa mendengar nya.
"Astaga Floryn, kau nih benar-benar seperti anak kecil ya. Bisa-bisanya kau mengatakan alasan yang tidak masuk akal seperti itu! sudah jelas kau memikirkan Xavier. Udah deh jujur aja, mama gak marah kok. Hanya saja...." mama nya Floryn tiba-tiba saja menghentikan kata-katanya yang membuat Floryn menatap nya.
"Hanya saja kenapa, Mah? mama gak setuju kan aku dekat-dekat dengan Xavier apalagi melihat Xavier yang tidak baik-baik saja? dia baik-baik saja kok, Mah! dia anak baik, pintar dan juga tampan. Hanya saja dia berada di tengah keluarga yang kurang menyenangkan," ucap Floryn yang membuat mama nya terdiam.
"Ya terserah kamu aja sih, Mama mah cuma ngingetin jangan terlalu dekat banget dengan Xavier. Dan jangan menyimpan rasa juga dengan Xavier karena kalian berdua hanya ingin bersahabat jadi jangan berharap lebih," ujar mama nya Floryn yang membuat Floryn terdiam mendengar nya.
"Iya, mama. Aku paham! tetapi kalau kami sama-sama saling mencintai dan mau melanjutkan hubungan kami ke tingkat serius, bagaimana?" kata Floryn yang membuat mama nya terdiam mendengar nya.
"Kalau masalah itu sih, lebih baik kamu tanyakan saja pada papa mu. Kalau mama mah bebas aja tetapi kamu harus siap menerima konsekuensi dari pilihan mu," tutur mama nya Floryn yang membuat Floryn terdiam.