Happy Reading!
Teringat dengan ucapan Arya di lift tadi, membuat kepala Angel sakit. Benar-benar sakit. Apa yang sebenarnya terjadi dalam hidupnya. Sampai dirinya sendiri tak mengetahui semuanya. Tentang mimpi serta tentang kehidupan Angel di masa lalu setelah menikah dengan Damian.
Angel tidak mengingat semua itu.
"Argggh, tapi kenapa saat Arya ingin menikahi ku. Aku seperti tidak bahagia, padahal aku sering memintanya." gumam Angel sembari mendudukkan dirinya ke kursi.
"Kepala ku sakit sekali," lanjutnya lagi. "Ada apa denganku!" Angel gelisah tak karuan, kenapa menjadi seperti ini padahal belum apa-apa.
Tujuannya masih belum jauh untuk membalaskan dendamnya, malah ia terlihat seperti tidak konsisten bagaimana jika semuanya gagal. Angel merapikan rambutnya, kemudian membenarkan posisi Angel sembari menerbitkan senyum lebar kepada Bos dan Arya di depannya. Mereka baru saja keluar dari ruangan.
"Selamat siang pak," sapa Angel sembari mengangguk kecil.
"Iya, selamat siang." balas Damian tanpa menoleh ke arah Angel. Lelaki itu terus fokus ke depan, tapi Arya menoleh sebentar ke arah Angel.
****
"Kenapa kau terlihat sangat murung, Angel?" tanya Airin sembari menempelkan punggung tangannya ke jidat Angel. Ternyata dingin,
"Aku hanya perlu minum, sungguh aku membutuhkannya." jawab Angel,
"Haruskah? Kenapa tiba-tiba kau memintanya?" bingung Airin dengan sikap Angel malam ini, gadis itu langsung beranjak dari tempat kerjanya.
Detik kemudian Airin menyusul Angel yang terburu-buru keluar. Seperti ada masalah pribadi yang membebani Angel kali ini. Biasanya gadis itu sangat ceria dan santai menghadapi pekerjaan. "Apakah dia sudah mabuk lebih dulu?Ck, mana mungkin?" gumam Airin
"Kenapa kau lama sekali, Airin!" pekik Angel.
"Ya, tunggulah sebentar." Airin membalas sembari mempercepat jalannya menuju parkiran. Mereka sama-sama mengendarai motor.
Mampir sebentar ke Club malam, otak sedang tidak waras Angel memasuki Club yang sering ia datangi bersama Airin. Di saat membutuhkan asupan yang meluapkan kegelisahannya. Cara seperti ini memang salah satu jalannya Angel.
"Angel, kau yakin?" tanya Airin memastikan, siapa tahu Angel berubah pikiran.
"Yakin sekali, lagi pula aku sudah lama tidak datang ke tempat ini. Aku akan minum sepuasnya." jawab Angel sembari menikmati alunan musik Dj.
"Sepertinya aku juga akan melakukannya." ujar Airin sepakat dengan Angel untuk minum sampai puas. Mereka memesan minuman beberapa botol di temani para PR lelaki yang tampan-tampan. Tidak peduli akan esok hari, Angel bisa menghadapinya nanti.
Setengah mabuk mata Angel sedikit berat, tapi badannya bagai tertarik untuk joget di kerumunan itu. Alunan musik yang asik, "Asek!" pekik Angel sembari mengangkat kedua tangannya kemudian menari.
Beberapa lelaki di sana memandang Angel, terpesona dengan lekuk tubuh serta wajah cantik Angel. Gadis mungil memakai rok mini warna hitam. Mereka menghampiri Angel dan ikut menari sembari menggoda Angel.
Drrtt...drttt..ponsel Angel bergetar di dalam tas kecil, ia taruh di tempat sofa tempat yang mereka sudah di pesan.
Airin dan Angel asik dengan minumannya, mereka menghabiskan beberapa botol. Pikiran lagi butek, seharusnya bukan ini solusinya. Tapi ini lah salah satu cara Angel meluapkannya. Jika di rumah pasti akan sangat memusingkan. Angel stress bertahun-tahun tidak bertemu sang kakak, sekali bertemu hanya 2 jam. Perasaan Angel benar-benar kecewa dan kesal.
Apalagi tentang kehidupannya yang dulu, kenapa Angel tidak bisa mengingatnya. Terlalu banyak masalah di hidupnya, membuat Angel rumit untuk mengatasinya. Entahlah, yang penting mabuk dulu.
****
Damian merasa kalau malam ini cocok untuk ke Club, ia pun memakai hoodie hitam serta topi. Sudah seperti bujangan tapi sudah memiliki satu putri. Damian benar-benar menolak tua, visualnya benar-benar membuat para wanita tergila-gila. Lihat saja nanti saat di Club malam, banyak wanita yang akan mendekatinya.
Menyetir mobil sendirian, Club malam yang sering ia datangi sendiri saat gelisah. Minum sebanyak mungkin lalu mabuk tanpa arah. Membentak siapapun wanita yang mendekatinya. Begitulah Damian hatinya sudah jatuh cinta pada Angeline. Sampai sekarang pun masih sama, hanya saja ia mengingat kejadian saat itu yang membuatnya terluka. Sampai marah kepada Angeline.
"Argggh!!!" Damian memukul stir mobilnya, kapan ia keluar dari rasa yang tak pernah bisa kembali.
Damian semakin mempercepat laju mobilnya melewati batas. Kecepatan yang membuat pengendara lain was-was, dikira balapan motoGp kali ya. Eh, itukan motor?
Ketika sampai di tempat tujuan. Damian langsung memarkirkan mobilnya. Sepertinya sangat ramai sekali malam ini, sudah lama juga Damian tidak datang ke tempat ini. Terakhir, beberapa bulan lalu pergi dengan Arya wijaya.
Melangkah masuk, gaya bagai bujangan Damian berjalan sedikit menunduk. Sebenarnya tidak masalah, hanya saja para wanita sudah memperhatikannya. Biasanya Damian memakai jas serta gaya dewasa yang begitu mempesona. Emm, memang yah orang tampan DAMAGE nya tak main-main.
Memesan minuman, kemudian meneguk beberapa gelas biasa. Menoleh ke sana-kemari terlihat gadis mungil yang tak asing di mata Damian. Siapa dia?
Penasaran, Akhirnya Damian menghampiri dan menyingkirkan para cowok yang mendekati Angel. Tentu saja, mereka menjauh karena melihat wajah Damian secara sekilas. Bagi yang mengenal sosok Damian, pasti mereka memilih diam dan pergi.
"Angel?" panggil Damian saat gadis itu berada di tangannya, Angel mabuk berat sampai tangannya memegang botol minum langsung. "Dia sudah tidak waras!" Damian membawa gadis itu menjauh dari area itu.
Waw? Sepertinya ada anu di balik anu.
To be continued