webnovel

Chapter 7

Sky keluar dari ruangan pribadi ayahnya lalu mendapati beliau sudah berdiri di depan ruangan itu. Sky tersenyum manis kemudian memeluk lengan ayahnya, "Ternyata ayah benar-benar ingin memakaikan tatto itu ke semua karyawan?"

Ayah Sky menoleh ke arahnya, "Tatto? Tatto apa?" ujarnya dengan nada heran

Sky mengerutkan dahinya bingung, "Eh, bukannya ayah sedang merancang sebuah tatto simbol api dengan lingkaran di tengahnya? Ada angka-angka juga disana, Sky mengira bahwa ayah akan menyuruh seluruh karyawan untuk memakai tatto itu sebagai penanda bahwa mereka adalah karyawan perusahaan ayah"

"Tidak, Ayah tidak pernah berpikiran seperti itu" jedanya. Ia berhenti berjalan membuat Sky juga ikut berhenti berjalan, "Apa kau melihat seseorang yang memakai tatto itu?"

Sky menangguk. "Iya, kenapa?"

Dapat ia lihat raut wajah ayahnya yang semulanya tenang berubah menjadi risau, "Tidak ada" ujarnya lalu kembali berjalan. Sky mengikuti langkah kaki ayahnya dengan raut wajah kebingungan, apa yang sedang terjadi? Ujarnya dalam hati

Pintu utama terbuka, menampilkan tokoh utama hari ini beserta Sky dengan senyuman manisnya. Mereka melambai-lambaikan tangan kepada para media dan wartawan yang mengantri untuk memotret serta mewawancari mereka.

"Bagaimana perasaan anda saat ini?"

"Apa ulang tahun perusahaan akan semegah tahun lalu?"

"Berapa persen kinerja perusahaan?"

Ayah Sky berhenti sebentar kemudian menjawab pertanyaan dari wartawan, "Perusahaan kami sudah mencapai 98% untuk lebih maju dan kami berencana untuk membuat rumah sakit di daerah terpencil"

"Selain murah hati, anda juga peduli dengan keadaan luar" kagum salah satu wartawan. Ayah Sky tersenyum menanggapi nya kemudian kembali berjalan masuk ke dalam hotel yang terletak di samping perusahaan mereka

Jangan tanyakan hotel bintang lima itu milik siapa karena sudah jelas bahwa pemiliknya adalah Ayah Sky. Anak dan ayah itu berjalan menginjak red carpet, mereka tersenyum begitu orang-orang disini bertepuk tangan heboh menyambut mereka

Sky dapat melihat dengan jelas orang-orang yang berada disini adalah orang-orang penting. Mulai dari para klien, kolega, pejabat, bahkan tim pemerintah juga berada disini. Ayah Sky membawa Sky ke panggung kemudian ia mengucapkan sebuah pidato

Setelah mengucapkan pidato, kue termahal di kotanya disajikan tepat di depan mereka. Secara bersamaan Sky dan ayahnya meniup lilin yang berada di atas kue tersebut lalu berpelukan, "Selamat, Ayah!"

Tanpa sengaja ekor matanya menangkap seseorang yang sama persis dengan orang yang menabraknya tadi. Sky menyipitkan matanya, melihat ke arah punggung tangan lelaki yang sedang berdiri di ujung ruangan sambil menatap waswas ke arah lain

Ayah Sky melepaskan pelukannya membuat Sky kembali mengalihkan pandangannya ke arah ayahnya. "Ayah, aku ingin mencari Kak Kirei dulu. Kurasa dia kesepian" alibi Sky

Setelah mendapat izin dari ayahnya, Sky melangkahkan kakinya menuju ke orang tadi. Namun orang itu tiba-tiba pergi, Sky berpikir sejenak. Untuk mencari tahu siapa pria misterius itu, mau tak mau ia harus mengikutinya. Dengan terpaksa, Sky mengangkat sedikit dress nya kemudian berjalan cepat mengikuti orang tadi

Ternyata orang itu membawanya menuju ke arah parkiran, Sky bersembunyi di belakang salah satu mobil begitu melihat pria itu berhenti dan bertemu dengan salah satu pria lainnya. Mereka memakai pakaian yang sama, Sky menatap serius ke arah dua orang itu lalu menamjamkan telinganya, mencoba menguping pembicaraan mereka

"Aman?" tanya salah satu dari mereka

"Aman." balasnya lalu pergi begitu saja

Sky mengerutkan dahinya bingung, "Hanya mengatakan aman?" gumamnya pelan

Suasana hening di malam hari serta angin yang kencang membuat bulu kuduk Sky meremang seketika. Ditambah dengan sepinya parkiran disini, membuat Sky merasa seolah-olah akan terjadi sesuatu nantinya

Sky terdiam kaku begitu merasakan tangan dingin menyentuh pundaknya, dengan raut wajah pucat dan takut perlahan ia tolehkan kepalanya ke arah belakang dan mendapati Arthur sedang berada disana

"Hei! Kau mengejutkanku!" teriak Sky.

Arthur menaikan sebelah alisnya, "Aku tidak merasa begitu" ujarnya lalu mengambil kembali tangannya yang ia taruh di pundak Sky lalu memasukan kedua tangannya ke dalam saku celana

Sky mendengus kesal kemudian menatap Arthur yang tampak beda hari ini. Ia terlihat sangat tampan dengan memakai setelan jas bewarna hitam ditambah lagi dengan gerak geriknya saat ini. Sky yang sedang melamun tersadar dari lamunannya kemudian mengedipkan kedua matanya cepat

Arthur tahu bahwa Sky sedang menatapnya saat ini. Laki-laki itu memilih diam dan menatap Sky balik membuat gadis itu mengalihkan pandangan ke arah lain, "Jangan berpikir yang tidak-tidak, Sky! Dia milik Kak Kirei" gumam Sky pelan

Arthur tersenyum kecil mendengar gumaman Sky. Sebenarnya ia bisa mendengar hal itu karena tempat ini sangat sepi dan hanya ada mereka berdua disini. "Kenapa kau bisa berada disini?" tanya Arthur

"Apa? Seharusnya aku yang bertanya, kenapa kau bisa berada disini?" ujar Sky dengan nada sewot

"Melemparkan pertanyaan kembali? Aku tau, pasti kau sedang menguntit dua orang tadi bukan?" tebak Arthur yang membuat Sky menatapnya kesal

"Kenapa kau selalu ada dimana-mana, sih?!" Sky berjongkok kemudian menatap jalanan yang sepi

Arthur bersandar pada mobil kemudian melipat kedua tangannya di dada, menatap Sky yang sedang berjongok menatap ke arah bawah merutuki nasibnya sendiri.

"Itu bukan orang"

Perkataan Arthur membuat Sky mendongak ke atas, ia berdiri lalu menatap Arthur penasaran. "Darimana kau tahu?"

Arthur mulai menatap Sky jengkel. "Kupikir seorang indigo seperti mu bisa membedakan dengan benar yang mana orang dan yang mana bukan orang"

Sky membulatkan kedua matanya lebra mengetahui fakta bahwa Arthur tau tentang dirinya yang seorang indigo. "D-darimana kau tau?" ujarnya gugup. Sky memicingkan matanya kemudian berkata, "Atau jangan-jangan kau juga Indigo?"

Arthur memilih untuk menatap Sky dibandingkan menjawab pertanyaan gadis itu. Dan entah kenapa tatapan Arthur malah membuat Sky jadi gelabakan sendiri, gadis itu menoleh ke arah bawah kemudian mengusap-usap lehernya. Arthur tersenyum kecut dan berkata, "Ayo masuk"

•••

Masih di acara perayaan ulang tahun perusahaan, Sky masuk ke dalam hotel dengan dipandu oleh Arthur. Mereka berdua tampak seperti kakak dan adik ketika dilihat dari jauh, banyak orang-orang yang menatap mereka sekejap lalu fokus pada kegiatan masing-masing

Tiba-tiba ayah Sky datang, Sky dan Arthur berhenti lalu sedikit menundukkan kepala memberi hormat padanya. "Sky, jadi sudah bertemu dengannya?"

Sky maju sedikit lalu berkata, "Ayah mengenalnya?"

Ia memejamkan kedua matanya sebentar lalu memutar kedua bola mata malas mendengar pertanyaan bodoh itu terlontar dari mulutnya. Tentu saja ayahnya mengenalnya, jika ayahnya tidak mengenalnya bagaimana mungkin Arthur bisa berada disini?

Ayah Sky tertawa mendengar pertanyaan Sky kemudian mengangkat tangannya, memanggil pelayan yang membawakan minuman. Ia mempersilahkan Sky dan Arthur untuk mengambil minuman itu, melihat Arthur yang segera mengambil anggur membuat Sky menatapnya aneh lalu Sky ikut mengambil anggur

Sky memperhatikan cara Arthur meminum minumannya. Suara deheman dari ayahnya membuat Sky kembali pada dunia nyatanya, "Jadi... Kapan acara ini selesai? Sky sudah sangat lelah"

Demi apapun sebenarnya Sky sangat malas menyebut dirinya dengan nama 'Sky' terlebih lagi itu didepan Arthur. Jika menyebut dirinya dengan panggilan 'Sky' didepan ayahnya dan orang terdekat lainnya, pelayan atau karyawan ia tak perlu mempermasalahkan hal itu

"Sky ingin pulang sekarang? Akan ayah suruh sopir agar mengantarkan Sky, anak gadis ayah tidak boleh sampai kelelahan" ujar ayahnya sambil mengusap puncak kepala Sky.

Melihat hal itu membuat Sky menjadi ingat pada tujuan utamanya datang ke acara ini, 'menemani sang ayah sepanjang waktu'. Namun ia rasa fisiknya yang masih lemah, Sky memutuskan untuk tetap berada di pesta ini tetapi hanya duduk beristirahat melihat acara perayaan yang sedang terjadi

Sky tersenyum, "Tidak, Sky akan duduk disini hingga acara selesai"

Ayahnya mengangguk lalu berkata, "Arth? Bisa kau temani Sky, anakku?"

Sky membulatkan matanya mendengar perkataan dari sang ayah kemudian menatap Arthur dan ayahnya secara bergantian. "Tidak perlu. Sky bisa-"

"Tentu, mengapa tidak?"

Lagi-lagi Sky kembali membulatkan matanya terkejut mendengar jawaban setuju dari Arthur. Ayah Sky tertawa lalu menepuk pundak Sky kemudian pergi menjauhi mereka begitu saja. Setelah Sky rasa bahwa ayahnya telah pergi, ia menghadapkan tubuhnya ke arah Arthur kemudian berkata, "Apa kau gila?"

Arthur berdehem, "Tidak. Aku waras" ujarnya santai

Sky semakin dibuat jengkel olehnya. Daripada ia marah-marah tidak jelas di pesta ini lebih baik dirinya pergi menuju ke salah satu meja kemudian memakan cheesecake lalu duduk di sofa panjang sebelahnya. Arthur mengikuti Sky dan duduk di sebelah gadis itu, Sky melirik Arthur malas melalui ekor matanya

Seolah-olah berdekatan dengan Arthur adalah sebuah musibah, Sky bergeser ke arah samping dengan cepat, ia menyilangkan kakinya lalu duduk anggun sambil memakan cheesecake nya itu. Arthur bersandar pada sofa, lelaki itu mengambil sebuah benda persegi panjang mahal dari saku jasnya kemudian memainkan ponselnya itu

Sky menatap Arthur yang mulai tersenyum sendiri sambil melihat ponselnya. Dengan nada penasaran ia bertanya, "Apakah itu Kak Kirei?"

Tanpa mengalihkan pandangannya ke arah Sky, Arthur menjawab, "Apa itu penting?"

Sky mengerutkan dahinya bingung mendengar jawaban Arthur . "Maksudmu? Itu bukan Kak Kirei?"

Pikiran negatif mulai melanda kepalanya begitu mendengar jawaban Arthur yang tak masuk akal. Sky memicingkan kedua matanya curiga, "Kau berselingkuh, ya?" tuduhnya

Arthur menoleh pada Sky. "Tidak, ini ibuku" ujarnya sambil memperlihatkan chat an ibunya dan dirinya

Sky mengangguk-angguk. "Ngomong-ngomong apakah kau tahu dimana Kak Kirei? Dia bilang akan hadir di pesta ini?"

"Bukannya tadi ekspresi mu menampilkan bahwa kau tidak suka berada di dekatku? Sekarang mengapa kau malah mengajakku berbicara?"

Jawaban dari Arthur membuat Skin mendengus.

"Sombong..." ujarnya

To Be Continue...