webnovel

Chapter 6

Karena kejadian tadi, sekolah membubarkan muridnya selama tiga hari. Sky baru saja keluar dari gerbang sekolah ditemani dengan Kirei dan Selena, mereka berdua memegang lengan Sky agar gadis itu tidak terjatuh nantinya

Akibat melihat kematian tepat di depan mata, membuat Sky merasa syok seketika. Ia hampir pingsan ketika di bawa keluar dari cafetaria tadi, siapa yang tahan melihat seseorang yang beberapa jam lalu baik-baik saja namun nyawanya langsung menghilang begitu sebuah pisau tertancap tepat di kepalanya

Sky bergidik ngeri membayangkan hal tadi. Wajahnya pucat kemudian bola matanya menangkap keberadaan Arthur yang sedang berdiri sambil bersandar dimobil mereka, ada anggota RK lengkap berkumpul disana. Mereka sedang asik tertawa, Sky mulai berpikir, disituasi seperti ini masih sempatnya mereka tertawa lepas?

Sky terdiam begitu Arthur dan anggota RK lainnya menyadari keberadaan mereka.

"Sayang, tidak usah menungguku. Hari ini aku akan pulang bersama dengan Selena dan Sky" ujar Kirei.

Arthur berjalan menuju ke arah Kirei kemudian mengecup kening gadis itu. "Apa sepupumu itu baik-baik saja?" ujar Arthur sambil menatap Sky usil

Yang ditatap hanya menampakkan wajah kesalnya saja, bagaimana tidak? Ketika di bawa keluar cafetaria tadi, bukannya membawa Sky ke uks Arthur malah membawanya ke tengah-tengah lapangan dan lantas hal itu membuat mereka berdua menjadi pusat perhatian

Sepanjang jalan menuju gerbang sekolah Sky hanya menundukkan kepalanya mencoba menahan malu. "Sepertinya iya, aku akan membawanya ke rumah sakit nanti"

Arthur mengangguk mendengar penjelasan Kirei, kemudian kedua matanya menatap kalung ruby pelindung milik Sky yang ia pegang. Ia menatap kalung itu berlama-lama, Sky yang menyadari hal itu segera menyembunyikan kalungnya ke dalam saku.

"Kau yakin itu benar-benar kalungmu?" tanya nya

Sky mengerutkan dahinya bingung, "Maksudmu?"

Arthur menggeleng kemudian berkata, "Tidak jadi. Bae, hati-hati di jalan" ujarnya sambil berbalik badan, berjalan meninggalkan Sky yang lagi-lagi dibuat penasaran olehnya

"Sky, sopir ayahmu sudah datang"

•••

Saat ini Sky sedang berada di dalam mobil ayahnya, ia baru saja meninggalkan area sekolahan. Sky merenung memikirkan kejadian tadi, ia mengambil ponselnya kemudian mencari kontak bernama 'Kirei'. Ia mengetikkan beberapa kata disana lalu mengirimnya

< Sky >

Kakak, apakah kau akan datang

ke pesta ulang tahun perusahaan

nanti?

Sky mematikan ponselnya lalu menatap ke arah depan. Sebenarnya ia sedang bertanya-tanya tentang apa yang terjadi pada dirinya saat ini? Ketika ia memasuki sekolahnya, sebuah kejadian-kejadian aneh mulai mendatanginya termaksud dengan kematian mereka yang berada tepat di dekatnya

Ia mulai berpikir keras, mengapa Arthur berkata bahwa penyebab kematian Yvonne adalah Yvonne yang memaksa untuk berbicara? Apakah Yvonne mengetahui dalang dibalik pembunuhan siswi bernama Ivy?

Sky menyandarkan dirinya pada jok mobil kemudian menghela nafas kasar, ia mengigit jarinya. Suara notif pesan yang masuk dari hp nya membuat Sky mengalihkan pandanganya, lalu membuka aplikasi media sosial

< Kirei >

Iya, kenapa? Kakak akan menyusul

pada malam hari. Jaga kesehatan

mu, ya?

Sky tersenyum membaca balasan pesan dari Kirei. Walaupun dirinya adalah anak tunggal, Sky sudah menganggap Kirei sebagai kakak kandungnya sendiri. Perhatian yang Kirei berikan padanya melebihi seorang kakak, Kirei sudah seperti teman, kakak, dan ibu baginya

Oleh karena itu Sky sangat menyayangi nya

< Sky >

Iya, kakak juga.

Sky mematikan ponselnya begitu mobil mulai memasuki perkarangan perusahaan ayahnya. Sang sopir memakirkan mobil lalu keluar dan membukakan pintu untuk Sky, Sky melangkahkan kakinya keluar dari mobil lalu tersenyum dan tak lupa mengucapkan terimakasih pada sopir yang dibalas dengan terimakasih kembali olehnya

Sky menghela nafas panjang, sudah lama ia tidak menginjakkan kakinya ke tempat megah ini. Ia melangkahkan kaki jenjangnya masuk menuju pintu kantor yang besar itu, banyak sekali karyawan disini yang mulai menyapanya. Sky membalas mereka dengan lambaian tangan dan senyuman percaya diri

Ia berhenti berjalan ketika ada seseorang memakai pakaian serba hitam dan juga mengenakan jaket bewarna hitam yang menutupi kepalanya. Laki-laki itu menabrak Sky yang membuat gadis itu hampir terjatuh, untungnya cepat-cepat Sky menetralkan dirinya lalu menatap laki-laki yang membungkuk sambil meminta maaf kepadanya

Bukannya menjawab, Sky malah terdiam sambil terfokus menatap sebuah tatto di punggung lengannya. Tatto itu membentuk simbol api yang ditengahnya terdapat lingkaran dan angka-angka

Sky kembali berjalan menuju ke arah lift dan menunggu lift terbuka. Ketika lift terbuka, Sky menatap seseorang yang pakaiannya sama persis seperti orang yang menabraknya barusan, orang itu menatap Sky sekilas kemudian pergi.

Sky membalikkan badannya menatap punggung tangan laki-laki itu dan menemukan sebuah simbol yang sama. Ia berdecih pelan kemudian berkata, "Apa ayah akan membuat simbol khusus bagi para pekerja disini?"

Sky mengedikkan bahunya acuh tak acuh lalu melangkah masuk ke dalam lift. Ia menekan tombol yang membuat pintu itu tertutup secara otomatis.

"Bisakah antarkan ke lantai sebelas?" ujar seseorang

"Baiklah" baru saja Sky ingin menekan nomer 11 namun tiba-tiba pergerakannya berhenti. Ia berpikir ketika masuk ke dalam lift tadi hanya ada dirinya disini, lalu darimana asal suara itu

"Jangan katakan bahwa..." perlahan ia menolehkan kepalanya ke belakang dan mendapati sosok anak kecil dengan mata yang diperban serta darah yang mengucur deras dari kepalanya. Lampu lift tiba-tiba mati

Sky berteriak kencang ketika kepala gadis itu perlahan meleleh. Ia mundur ke arah pintu dan menekan tombol buka secara tak beraturan. Sosok itu tertawa kesenangan kemudian mulai melayang mendekati Sky, "Kupikir kau hanyalah manusia biasa ternyata bukan" sosok itu tertawa lepas

Tawaan lengkingnya membuat Sky menutup kedua telinga nya rapat-rapat. Pintu lift terbuka, dengan cepat Sky berlari ke arah luar lift dengan penampilan acak-acakan. Karyawan yang berada disini berlari menuju ke arah Sky dan menanyakan keadaan gadis itu

"Anda baik-baik saja, nona Skylar?" tanya salah satu dari mereka

Perlahan penglihatan Sky mengabur lalu perempuan itu pingsan ditelan kegelapan.

•••

Sky terbangun mendadak dan mendapati dirinya sedang berada di ruangan pribadi ayahnya. Ia mengatur nafasnya yang tak beraturan sehingga membuat suster yang sedang merapikan infusan nya sedikit kesulitan.

Tunggu, infus?. Ujarnya dalam hati

Pintu kamar terbuka lalu menampilkan ayahnya yang berjalan santai dan berdiri di samping buah hatinya. "Ayah rasa sebaiknya Sky tidak perlu menghadiri acara ini, melihat kondisi mu yang tidak memungkinkan?"

"Ah, tidak. Aku akan tetap menghadirinya. Apa kata orang-orang nanti ketika sang pemilik perusahaan meniup lilin sendirian tanpa ditemani anak tunggalnya? Ayah tidak ingin menangis di tengah pesta karena melihat orang lain memberikan kasih sayang kepada anaknya bukan?"

Sky tahu betul ayahnya. Ketika dua tahun yang lalu, Sky sekarat karena kehilangan kalung ruby pelindungnya selama seminggu. Tepat di hari ketiga Sky berada di rumah sakit, perusahaan ayahnya merayakan ulang tahunnya yang ke empat puluh sembilan.

Sky menonton perayaan itu melalui tablet pribadi perusahaan ayahnya yang sengaja ditinggalkan oleh ayahnya agar dia bisa menonton perayaan itu. Sky memperhatikan gerak-gerik ayahnya yang menangis melihat seorang ayah tengah memeluk anaknya, menasihati nya dan memberinya kasih sayang

Sky tahu betul bagaimana perasaan ayahnya, ditambah lagi ia tidak memiliki seorang istri, hanya anak gadis saja yang ia miliki

Ayah Sky menoleh, ia mengelus puncak kepala Sky kemudian berkata. "Sky, yakin?" Sky tersenyum manis mendengar perkataan ayahnya kemudian mengangguk cepat

"Tetapi Sky tidak boleh terlalu banyak berdiri, oke?" ayahnya menjulurkan jari kelingking sebagai tanda perjanjian yang disambut baik oleh Sky.

"Baiklah"

•••

Mobil-mobil mewah mengantri untuk masuk ke dalam halaman perusahaan, saat ini Sky sedang berdiri di depan cermin full body sambil menatap ke arah bawah, melalui jendela kaca ia dapat melihat dengan jelas mobil-mobil tamu yang berdatangan itu.

Sky memakai sebuah gaun dress bewarna putih dengan rambut yang ditata rapi bagaikan seorang putri, tak lupa juga mahkota kecil dengan ruby sebagai permatanya tertata rapi di kepala Sky. Seorang Maid membuka kotak kalung kemudian memasangkan kalung ruby di leher Sky

"Apa ini kalung ruby yang baru?" ujar Sky sambil memegang bandul kalung lalu menatapnya di cermin dan nyata secara bergantian

"Iya, nona. Ayah anda memberikan kepada saya ketika nona sedang pingsan tadi. Seorang paranormal tadi masuk dan memeriksa keadaan nona, ia mengatakan bahwa kalung yang dipakai oleh nona adalah kalung palsu"

Sky menoleh ke arah pelayan yang sedang menunduk itu. Ia menatap kalung asli yang berada di lehernya ini, "Tadi itu yang palsu?"

Otaknya mulai berpikir ketika ia menemukan kalung palsu tersebut di koridor lantai dua. Tangan sosok hantu itu dapat leluasa memegang kalungnya sedangkan jika hantu melihat itu maka mereka akan merasa kepanasan. Jadi Sky menemukan kalung yang palsu?

Ia juga berpikir perihal Arthur yang menatapi kalungnya lama-lama kemudian bertanya apakah kalung ini benar-benar kalungnya atau bukan? Dan juga tentang kejadian di lift tadi, Sky jelas memakai kalung itu dan tidak ada reaksi apapun dari sosok tadi

Jadi itu benar bahwa kalung yang dia pakai kemarin itu adalah palsu?

"Lalu bagaimana Arthur bisa mengetahuinya?" gumamnya bingung.

Point yang bagus, bagaimana Arthur bisa mengetahuinya? Entahlah, Sky sendiri tidak bisa memastikan dengan baik apakah kalung yang dipakainya itu adalah kalung yang sebenarnya atau palsu. Jika yang kemarin itu adalah kalung palsu lalu bagaimana kalung palsu yang sama persis seperti miliknya itu berada di lorong koridor lantai dua?

Banyak sekali teka-teki yang harus diungkap. Entah kenapa Sky merasa bahwa ada yang tidak beres dengan Sekolahannya, nanti ketika bertemu dengan Kirei ia harus memklarifikasi segalanya. Ia berniat untuk mewawancari Kirei yang sudah menghabiskan dua tahun lebih di sekolah itu

Terlebih lagi posisi nya adalah Presiden Siswa. Mustahil Kirei tidak mengetahui apapun mengenai sekolah itu bukan? Sky memantapkan hatinya kemudian mengangguk, "Ya, aku harus melakukannya!" katanya pelan

"Maaf, nona? Anda mengatakan sesuatu?" Sky menatap ke arah pelayannya lalu menggelengkan kepalanya,

"Ah, tidak. Apa aku sudah boleh keluar sekarang?"

To Be Continue....