webnovel

The Pureblood Mafia

Lucious Draco Kingstone adalah anak berumur 14 tahun lahir di London dan tinggal di New York dari kecil dia selalu merasa bahwa dia tidak diinginkan oleh keluarganya. Dia memiliki segalanya tapi dia tidak memiliki apa yang dia inginkan dan butuhkan yaitu kasih sayang dari sebuah keluarga. Dia hanya berharap bahwa suatu hari dia memiliki keluarga yang menyayanginya. Dulu Draco adalah anak yang baik dan penolong dia juga ramah kepada siapa pun. Namun sikapnya berubah lama kelamaan karena sikap keluarganya yang selalu memperlakukannya dengan kasar. Semakin lama dia semakin terjun ke dunia gelap itu disanalah dia mendapatkan banyak teman gelap, disaat itulah dia mulai merasa punya orang orang yang cocok dengannya dan mulai menjadi anggota mafia yang paling ditakuti. Disana ia bertemu teman teman baru mafianya. Hidupnya sangat bahagia disana meskipun Ia tak menunjukkan kalau dia bahagia. Semua berjalan dengan lancar pada awalnya tapi lama kelamaan semua menjadi berubah. Semenjak dia menjadi mafia hidupnya berubah. Misteri misteri pun bermunculan. Termasuk misteri dibalik keluarga Kingstone dan jati dirinya sebenarnya. Bahkan misteri tentang masa lalunya yang ia tak ingat. Kemudian setelah mengetahui apa yang terjadi dengan dirinya di masa lalu. Takdir dari masa lalunya kembali memilihnya untuk menjadi pejuang di dunia yang berbeda. Apakah Ia akan tetap menjadi mafia atau mengubah jalannya? Start from 27 May 2019 in wattpad

CillianVillain · Võ hiệp
Không đủ số lượng người đọc
76 Chs

Part 37

Why be normal

When you can be amazing. Life is so much simpler when you stop explaining yourself to people and just do what works for you. ~ Leo

"Kenapa mereka lebih membenci kebenaran dan lebih menyukai kebohongan?"

"Karena kebohongan adalah sesuatu yang indah sedangkan kebenaran adalah sesuatu yang menyakitkan. Mereka tidak bisa menahan rasa sakit yang diberikan oleh kebenaran. Mereka lebih bahagia pada kebohongan yang ada. Beberapa orang lebih memilih tidak mengetahui kebenaran. Jadi mana yang kau pilih? Bahagia dalam kebohongan atau tersakiti terhadap kebenaran yang ada?"

"Aku akan memilih kebenaran meski di dalam kebenaran banyak kepahitan yang ada setidaknya aku mengetahui kebenaran itu meski rasanya sakit daripada aku harus bahagia dalam kebohongan."

"Shit!" Draco terbangun dari tidurnya.

"Potongan potongan memori itu terus bermunculan."

"Drac! Kau siap pergi melanjutkan misimu?!" Teriak Lucas dari luar pintu kamar Draco.

"Sial!! Aku terlambat!! Tunggu sebentar Lucas!!"

"Baiklah cepatlah!!! Arthur sudah menunggumu di bawah!!! Kau juga tidak mau kehilangan Erick Garner kan?!"

"Tunggulah aku sedang bersiap siap!!!"

"Aku akan pergi sebentar. Jika kau sudah bersiap siap. Langsung saja turun ke bawah Arthur sudah menunggumu!"

"Baiklah!!"

***

Victoria membuka amplop surat yang terletak di mejanya. Tak ada nama pengirimnya hanya amplop kosong berisi kertas. Ia pun membuka lipatan kertas itu dan membacanya.

Untuk Victoria Grayne

Kau pasti masih membenciku atas apa yang kuperbuat jadi aku minta maaf sebesar besarnya padamu Vic. Aku memang tak bisa menceritakan ini kepada siapa pun tapi aku rasa kau harus mengetahui kebenaran tentang diriku. Aku minta maaf kau takut kepadaku. Aku tahu aku memang seorang monster tapi aku tak akan pernah mau menjadi seorang monster . Bahkan aku takut pada diriku sendiri. Aku takut hal hal mengerikan terjadi seperti mencelakakan orang dan hilang kendali seperti yang aku lakukan kepadamu. Jika aku tak menjadi bahan percobaan musuh aku tak akan berubah menjadi seorang monster seperti sekarang. Bahkan aku benci melihat wujudku Vic dan mengenai tentang kebenaran yang ingin kau ketahui tentang diriku adalah duniaku Vic. Memberitahumu tentang kebenaran tentang diriku akan membuatmu semakin membenciku, takut padaku apalagi melihat wajahku. Kau pasti tak akan mau memaafkanku setelah membaca ini. Duniaku berbeda dengan duniamu. Sex, Drugs, Money, Alcohol, Smoke adalah duniaku. Alasan kenapa aku menghilang karena aku menjadi mafia. Dominic Companny adalah hasil dari pekerjaan mafiaku. Dominic Companny hanya sebagai pengecoh di dunia kalian. Pekerjaanku sebenarnya adalah mafia begitu pula dengan Draco. Aku sebenarnya memang tak mau menyeret adikku menjadi mafia tetapi atasanku yang memilihnya menjadi mafia jadi aku tak bisa berbuat banyak. Aku tahu kau pasti makin membenciku karena aku adalah mafia. Membunuh orang sudah menjadi hal yang biasa bagiku. Bahkan aku tak merasa bersalah setelah membunuh orang orang itu. Aku tahu rasanya sakit mengetahui kebenaran ini tapi kau yang mendesakku agar memberitahu kebenaran yang ada. Pertamanya aku tak mau memberitahu kebenaran ini padamu karena ini akan menyakitimu dan juga akan menyakitiku pada akhirnya. Tapi lebih baik mengetahui kebenaran yang pahit daripada hidup dengan kebohongan Vic. Aku tak mau kau hidup terus diantara kebohonganku. Sudah cukup kebohongan kebohongan yang kuceritakan padamu. Hanya satu kebenaran yang bukan kebohongan yamg keluar dari mulutku yaitu aku sangat mencintaimu. Kau adalah separuh jiwaku. Meninggalkanmu merupakan hal terberat yang pernah kulakukan dalam hidupku. Aku rela memberikan jiwaku hanya untukmu meskipun pada akhirnya kau tak mencintaiku lagi. Aku tahu mencintaimu adalah hal terberat yang pernah kulakukan karena pada akhirnya kebenaran tentang diriku akan menyakitimu dan membuat cintamu padaku lenyap selamanya. Aku akan selalu mencintaimu meskipun kau membenciku dan tak mencintaiku lagi karena perbuatan perbuatanku. Kau membenciku tak apa, aku mengerti. Kau tak mencintaiku tak apa, aku juga membenci diriku sendiri karena perbuatan perbuatanku. Aku tahu kau makin tak mau melihat wajahku lagi. Jadi lebih baik aku pergi menghilang dari duniamu dan lebih baik aku bersembunyi di duniaku. Terima kasih atas semua pengertian, kasih sayang, dan banyak hal hal baik yang lainnya yang kau perbuat padaku. Maaf balasanku tidak setimpal dengan semua kebaikanmu itu. Aku hanya bisa membalas dengan mencintaimu saja dari jauh.

Dominic Charlie Kingstone

Air mata pun semakin mengalir deras. Victoria tidak bisa menahan tangisnya. Sejak membaca surat itu Ia tak henti hentinya menangis.

***

"Sial! Arthur cepatlah dia akan kaburr!!" Kata Draco sambil mengejar Erick

"Sedang kuusahakan nak!"

Erick Garner pun berusaha kabur dari Draco dengan meruntuhkan barang barang yang disampingnya untuk menghalangi Draco namun semua itu sia sia Draco cukup cepat dan gesit untuk menghindari semua itu.

Erick pun berlari sekencang mungkin dan dengan cepat masuk ke mobil hitam Porsche Macan 2.0 yang sudah menunggunya dan melaju pergi. Draco pun segera mengambil jalan pintas lewat atas gedung dan melompat ke bagian atas mobil tersebut.

Dor! Dor! Dor! Dor! Erick terus terusan menembak bagian atas mobilnya untuk mengenai Draco namun usahanya sia sia. Draco masih berpegangan diatas mobil musuhnya itu meskipun mobilnya membelokkan ke kanan dan ke kiri,Draco masih saja bertahan terhadap semua belokan itu meskipun beberapa kali hampir membuat Draco terjatuh.

Arthur mengendarai Koenigsegg CCXR Trevitanya dan menyusul mobil musuhnya. Kini Ia sudah berada tepat di sebelah kiri mobil musuhnya itu. Arthur pun menunduk karena musuhnya menembaki kaca mobilnya. Setelah musuh tersebut kehabisan peluru.Arthur langsung menembaki musuhnya yang menyetir

hitam Porsche Macan 2.0 tersebut sehingga menyebabkan mobil hitam itu tak seimbang dan membuat Draco terjatuh ke samping kiri dengan cepat Arthur mendekatkan mobilnya ke mobil musuhnya sehingga Draco terjatuh tepat ke mobil Arthur. Arthur pun juga memegangi Draco yang hampir terjatuh ke aspal. Sedangkan mobil musuhnya sudah berguling di atas jalur rel kereta api. Erick pun segera berlari menaiki sepeda motor yang dicurinya begitu pula dengan Draco. Draco langsung turun dari mobil Arthur dan mengejar Erick dengan sepeda motor curiannya. Sedangkan Arthur menyusul mereka lewat jalan lain.

Erick langsung menerobos jalur yang masih diperbaiki dan melompat di atas kereta api dengan sepeda motornya dan langsung turun di atas kereta api. Hampir saja Ia terjatuh karena terpeleset namun Ia masih berpegangan di atas kereta api tersebut dan berhasil masuk ke dalam kereta api. Draco langsung mengebut dengan sepeda motornya dan melompat dari sepeda motornya, turun tepat di atas kereta api dan mengejar Erick.

"Demi Tuhan Draco! Apapun yang kau lakukan cobalah jangan sampai terjatuh jika kau berkelahi di atas kereta api !" Kata Robert

"Akan kuusahakan!!" Kata Draco

Erick langsung menaiki tangga di dalam kereta api tersebut dan kembali ke atas kereta api. Draco pun langsung menyusulnya dan berkelahi diatas kereta api.

"Kau sudah masuk dalam permainan ini dan kau tak bisa mundur!" Kata Erick

"Apa maksudmu?!?!"

"Kau sudah masuk dalam permainan Mr Two Face dan kau tak bisa mundur meskipun kau tak pernah ingin ikut dalam permainannya!!!"

"Dasar sinting!" Kata Draco sambil menendang Erick

"Aku akan mencoba menembaknya dengan sniper dari atas sini!" Kata Arthur

"Bagus! Luke juga dalam perjalanan untuk menembak Erick jika kau meleset!" Kata Robert

Erick pun langsung mencekik Draco dan memukulnya. Draco pun langsung menendang kepala Erick namun tak berhasil. Erick masih saja mencekik Draco. Draco pun mengambil pisau di celananya dan menusukkannya ke leher Erick. Erick pun langsung melepaskan cekikkannya dan memegangi lehernya yang ditusuk Draco tersebut kemudian mencabut pisau tersebut dan membuangnya. Erick pun masih kuat melanjutkan perkelahiannya dengan Draco.

Erick kembali menendang Draco,memukulnya, dan kembali mencekiknya menggunakan kedua tangannya. Draco pun juga kembali melepas cekikan Erick dan menghajar Erick.

"Aku akan menembaknya! Draco kelihatannya kewalahan!" Kata Arthur

"Apa kau yakin?!?! Aku punya firasat buruk soal ini!!!" Kata Robert

Erick pun berdiri dan mengeluarkan pisau dari sakunya. Draco pun tak henti hentinya menghindar dari serangan Erick.

Dor! Tembakan Arthur meleset bukannya mengenai Erick namun malah mengenai Draco dan mebuat Draco terjatuh dari rel kereta api dan tercebur ke laut.

"DRACO!!"

"Hahaha dasar bodoh! Kau menembak temanmu sendiri! Terimakasih telah menembaknya teman!" Kata Erick menghadap Arthur

"Oh aku pastikan kau tak akan tertawa lagi bajingan!" Kata Luke yang baru saja menyiapkan snipernya.

Dor!

Tembakan Luke dari bagian atas gunung pun berhasil mengenai kepala Erick dan menyebabkan Erick yang seketika tewas terjatuh dari rel kereta api dan jatuh ke tanah.